95 Cokelat merespon dengan baik peluang dan ancaman yang ada dalam usahanya.
Dengan kata lain, strategi Waroeng Cokelat secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan efek yang mungkin timbul
dari ancaman eksternal.
7.2.2 Matriks IFE Internal Factor Evaluation
Analisis matriks IFE dilakukan dengan mengolah faktor-faktor internal Waroeng Cokelat yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan usaha. Kekuatan
dan kelemahan tersebut diberi bobot seperti pada matriks EFE. Hanya saja pada matriks IFE, rating tinggi yaitu nilai 4 diberikan pada faktor yang menjadi
kekuatan utama bagi Waroeng Cokelat dan mengurutkannya sampai rating terendah yaitu nilai 1 untuk faktor yang menjadi kelemahan utama Waroeng
Cokelat. Hasil rating faktor stategis eksternal maupun internal kemudian dipresentasikan yaitu untuk rating pemilik sebesar 60 persen, tenaga kerja
pemasar sebesar 20 persen dan Disperindagkop Kota Bogor sebesar 20 persen. Hal ini bertujuan agar hasil penilaian dapat lebih bersifat objektif. Matriks IFE
Waroeng Cokelat dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Matriks IFE Waroeng Cokelat
Faktor Strategis Internal Kekuatan Strengths
Bobot Rata-rata
Rating Rata-rata
Score
A. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari wilayah sekitar.
0,067 3,0
0,201 B. Produk Waroeng Cokelat memiliki sertifikasi
halal dan izin Dinkes. 0,082
3,8 0,312
C. Produk yang ditawarkan oleh Waroeng cokelat unik dan beragam.
0,086 3,2
0,275 D. Hubungan baik dengan pelanggan.
0,080 3,2
0,256 E. Keuletan pemilik dalam mengelola perusahaan.
0,095 3,6
0,342
Kelemahan Weakness
F. Keterampilan yang dimiliki tenaga kerja bagian produksi masih rendah.
0,062 2,0
0,124 G. Tidak memiliki karyawan tetap.
0,052 2,2
0,114 H. Tenaga kerja penyalur distributor terbatas.
0,062 2,0
0,124 I. Promosi belum optimal.
0,088 1,2
0,106 J. Modal terbatas.
0,067 1,8
0,121 K. Lokasi Waroeng Cokelat kurang strategis.
0,063 2,8
0,176 L. Peralatan yang digunakan masih sederhana.
0,063 2,0
0,126 M. Produksi tergantung pesanan.
0,075 2,0
0,150 N. Pencatatan keuangan masih manual.
0,061 2,0
0,122
Total 1,000
2,549
96 Faktor internal strategis yang menjadi kekuatan bagi Waroeng Cokelat
yaitu keuletan pemilik dalam mengelola perusahaan dengan nilai score rata-rata yaitu sebesar 0,342. Adanya kemauan yang kuat dari pemilik untuk mengelola
usaha ini merupakan modal dasar untuk dapat mengembangkan usaha. Keuletan pemilik ditunjukan pada keikutsertaan dalam berbagai pelatihan yang difasilitasi
oleh Disperindagkop Kota Bogor, misalnya pelatihan kewirausahaan, pemasaran, GMP Good Manufacture Product, HACCP Hazard Analisis Critical Control
Point dan lain-lain. Pelatihan tersebut diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan pemilik sehingga dalam mengelola usaha, pemilik mempunyai bekal untuk terus memotivasi dirinya dan para tenaga kerja, agar dapat meningkatkan
keterampilan kerja sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Faktor strategis internal yang menjadi kelemahan terbesar dari Waroeng
Cokelat yaitu promosi belum optimal dengan nilai score rata-rata yaitu sebesar 0,106. Dengan promosi yang belum optimal menyebabkan khalayak tidak
mengetahui adanya produk yang ditawarkan oleh Waroeng Cokelat. Hal ini mempengaruhi jumlah permintaan terhadap produk Waroeng Cokelat.
Hasil analisis matriks IFE untuk kekuatan dan kelemahan diperoleh total score
berada di bawah rata-rata yaitu sebesar 2,549, hal ini mengidentifikasikan posisi Waroeng Cokelat cukup kuat. Dengan kata lain Waroeng Cokelat dapat
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk meminimalisasi kelemahannya, meskipun belum sepenuhnya.
7.3 Tahap Pencocokan Matching Stage