Proses Produksi Cookies dan Praline Waroeng Cokelat

65 meningkat, sehingga membutuhkan tambahan modal dari luar. Waroeng Cokelat memutuskan untuk berkerjasama dengan lembaga keuangan yaitu Bank BNI dan pihak BUMN yaitu Telkom. Sumber daya keuangan Waroeng Cokelat saat ini menggunakan modal sendiri sebesar 80 persen dan modal pinjaman dari Bank sebesar 20 persen. Menurut pemilik Waroeng Cokelat omzet perusahaan pada saat ini sekitar Rp 25 juta per bulan.

5.5 Proses Produksi Cookies dan Praline Waroeng Cokelat

Waroeng Cokelat berproduksi berdasarkan pesanan dari pelanggan atau konsumen. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian apabila produk tidak laku dijual, namun persediaan produk Waroeng Cokelat selalu ada meskipun dalam jumlah yang sedikit. Permintaan akan produk Waroeng Cokelat biasanya meningkat ketika musim tertentu, seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Valentine. Produk cookies Waroeng Cokelat memiliki masa kadaluarsa empat bulan, sedangkan untuk produk praline yaitu enam bulan. Adapun suhu ruang yang baik untuk produk Waroeng Cokelat yaitu 26 C, karena cokelat dapat meleleh pada suhu 29-30 C yang dapat menyebabkan kondisi produk menjadi tidak baik. Waroeng Cokelat dalam melakukan kegiatan produksinya menggunakan tiga jenis cokelat, yaitu dark chocolate, white chocolate dan milk chocolate. Sedangkan terdapat beberapa bahan tambahan dalam pembuatan cookies, yaitu kurma, kacang mede, kacang tanah, keju, telur, tepung terigu, rombutter. Bahan tersebut digunakan sesuai dengan jenis cookies yang akan dihasilkan. Bahan baku utama Waroeng Cokelat didapatkan dari dua pemasok yaitu PT Mero Sekawan Jaya melalui distributor tunggal perusahaannya adalah PT Aryaceda Amandelis dengan nama produk Marcollate. Bahan baku tambahan lain diperoleh dari PT Gandum Mas Kencana dengan nama produknya yaitu Collata, sedangkan bahan tambahan didapatkan dari Toko Kota Jaya yang berlokasi di Pasar Anyar Bogor. Berikut ini langkah produksi cookies yang dilakukan pada usaha Waroeng Cokelat. 1. Penimbangan Bahan Baku Langkah awal dalam proses produksi cookies yaitu menimbang bahan baku, seperti dark chocolate, white chocolate, milk chocolate, terigu, mentega, 66 rombutter. Penimbangan bahan baku dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan adonan sehingga menghasilkan cookies dengan rasa yang pas. 2. Pencampuran Adonan Bahan baku cokelat yang telah ditimbang kemudian dicampur untuk diolah menjadi jenis cookies yang diinginkan. 3. Pembentukan Adonan Setelah adonan cookies merata, kemudian adonan tersebut dapat dibentuk sesuai jenis yang diinginkan dengan menggunakan alat cetakanspuit. 4. Pemanggangan Cookies Langkah selanjutnya yaitu cookies yang telah berhasil dicetak kemudian dipanggang dengan oven atau sebagian cookies disimpan ke dalam lemari pendingin. 5. Pengetiman Cokelat Siapkan cokelat padat kemudian dipotong-potong. Cokelat yang telah dipotong-potong, ditaruh dalam mangkuk kaca anti panas. Setelah itu, mangkuk yang berisi cokelat tersebut diletakkan di atas panci yang berisi air panas sambil diaduk-aduk hingga meleleh. 6. Pencelupan Cokelat Setelah cokelat yang telah dilelehkan siap, langkah selanjutnya yaitu mencelupkan cookies ke dalam cokelat sesuai model yang diinginkan. 7. Pendinginan Setelah melakukan pencetakan, kemudian cookies tersebut dimasukkan ke dalam lemari pendingin dengan suhu 0 derajat selama 15-20 menit. 8. Pengemasan Cookies yang telah diolah jadi dapat segera dikemas di dalam toples. Alur proses produksi praline dapat dilihat pada Gambar 6 berikut ini. 67 Gambar 6. Tahapan Pembuatan Cookies Waroeng Cokelat Berikut ini tahap dalam pembuatan praline yang diproduksi oleh Waroeng Cokelat : 1. Penimbangan Bahan Baku Langkah awal dalam proses produksi praline yaitu menimbang bahan baku, baik dark chocolate, white chocolate atau milk chocolate tergantung jenis praline yang akan dihasilkan. Penimbangan bahan baku dilakukan dengan tujuan agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan adonan sehingga menghasilkan praline dengan rasa yang pas. 2. Pengetiman Cokelat Bahan baku cokelat yang telah ditimbang kemudian dipotong dengan bentuk kotak dengan tujuan untuk mempercepat proses pelelehan. Cokelat yang telah berbentuk kotak, dimasukkan ke dalam plastik segitiga atau mangkuk kaca anti panas. Kemudian, mangkuk yang berisi cokelat tersebut diletakkan di atas panci yang berisi air panas sambil diaduk-aduk hingga meleleh. Penimbangan Bahan Baku Pencampuran Adonan Pembentukan Adonan Pemanggangan Pencelupan Pendinginan Pengemasan Pengetiman 68 3. Pencampuran Adonan Setelah proses pelelehan cokelat, cokelat yang telah meleleh tersebut dicampur dengan susu, gula dan pewarna khusus makanan. 4. Pencetakan Cokelat Langkah selanjutnya yaitu pencetakan adonan dengan cara mencampurkan bahan-bahan tambahan, seperti kacang mede, kismis atau wafer. Kemudian cokelat tersebut dicetak sesuai bentuk dan motif yang diinginkan oleh konsumen. 5. Bahan isi cokelat Bahan-bahan untuk pengisian cokelat berupa kacang tanah, kacang mete ataupun kismis. Langkah selanjutnya yaitu cokelat yang sudah diisi dengan bahan-bahan tersebut, kemudian dilapisi oleh cokelat lagi untuk hasil sesuai yang diinginkan. 6. Pendinginan Setelah melakukan pencetakan, kemudian cokelat tersebut dimasukkan ke dalam lemari pendingin dengan suhu 0 derajat selama 15-20 menit. 7. Pengemasan Setelah cokelat tersebut membeku dan mengeras maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengemasan. Kemasan yang digunakan Waroeng Cokelat untuk praline sangat beragam, tergantung pesanan. Alur proses produksi praline dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini. 69 Gambar 7. Tahapan Pembuatan Praline Waroeng Cokelat Penimbangan Bahan Baku Pengetiman Cokelat Pencampuran Cokelat Pencetakan Cokelat Bahan Isi Cokelat Pendinginan Pengemasan 70 VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN Analisis lingkungan adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara garis besar analisis lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.

6.1 Analisis Lingkungan Eksternal