86 diterima oleh tenaga kerja didasarkan pada lamanya para tenaga kerja tersebut
bekerja. Menurut pemilik Waroeng Cokelat, insentif ini memiliki tujuan khusus yaitu untuk menarik para pekerja agar tetap loyal terhadap pekerjaannya.
6. 3 Identifikasi Faktor Lingkungan
Hasil identifikasi terhadap lingkungan eksternal dan internal digunakan untuk menyusun matriks External Factor Evaluation EFE dan Internal Factor
Evaluation IFE. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal,
selanjutnya dilakukan analisis terhadap kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi strategi yang dijalankan Waroeng
Cokelat.
6.3.1 Analisis Faktor Eksternal Peluang dan Ancaman
Analisis faktor eksternal dilakukan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi Waroeng Cokelat. Beberapa variabel mengenai peluang
dan ancaman, hasil dari wawancara langsung dan pengisian kuesioner tehadap pihak-pihak terkait, seperti Disperindagkop Kota Bogor dan pelanggan Waroeng
Cokelat. Identifikasi faktor-faktor eksternal Waroeng Cokelat dapat dilihat pada Tabel 17. Faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman
bagi Waroeng Cokelat tersebut diantaranya : A. Peningkatan jumlah penduduk, khususnya Kota Bogor : meningkatnya jumlah
penduduk, khususnya di Kota Bogor setiap tahun merupakan suatu peluang bagi Waroeng Cokelat. Peluang tersebut berupa semakin meningkat jumlah
pelanggan yang akan dibidik Waroeng Cokelat, sehingga dapat meningkatkan permintaan produk Waroeng Cokelat.
B. Kota Bogor sebagai daerah tujuan wisata dan juga wilayah transit : hal ini dapat membangkitkan sektor kerajinan maupun makanan di Kota Bogor. Jalur
puncak merupakan salah satu pasar potensial yang dapat dimanfaatkan untuk usaha, khususnya makanan.
C. Dukungan Disperindagkop dalam pelatihan dan pengembangan UKM di Kota Bogor : Disperindagkop Kota Bogor merupakan fasilitator bagi Waroeng
Cokelat. Hal tersebut diwujudkan melaui peranan Disperindagkop Kota Bogor dengan pelatihan-pelatihan yang diberikan berupa seminar.
Disperindagkop Kota Bogor memberikan fasilitas setiap tahunnya kepada
87 pengusaha UKM dengan pameran-pameran yang diselenggarakan. Hal ini
merupakan bagain promosi untuk dapat memperkenalkan produk-produk Waroeng Cokelat kepada masyarakat. Selain itu, kemudahan pemasaran
produk Waroeng Cokelat melalui Giant atas peran dari Disperindag Kota Bogor.
D. Perkembangan sistem informasi dan teknologi : perkembangan sistem informasi saat ini merupakan peluang bagi Waroeng Cokelat sebagai sarana
promosi, misalnya melalui telepon, faksimil, internet. Selain itu, dengan penggunaan teknologi yang tepat guna, dapat meningkatkan kapasitas
produksi Waroeng Cokelat. E. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku : kemudahan dalam memperoleh
bahan baku merupakan kekuatan yang dimiliki Waroeng Cokelat untuk dapat menjaga kesediaan bahan baku, sehingga dapat terus berproduksi.
F. Meningkatnya pembangunan swalayan, seperti Ngesti dan Giant : hal ini merupakan peluang bagi UKM yang ada di Kota Bogor, salah satunya yaitu
Waroeng Cokelat. Dengan memasarkan hasil produksi melalui swalayan merupakan salah satu cara untuk mempromosikan produk Waroeng Cokelat
kepada masyarakat. G. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan manfaat mengkonsumsi cokelat :
peningkatan pengetahuan masyarakat akan manfaat mengkonsumsi cokelat merupakan peluang terhadap permintaan produk Waroeng Cokelat. Karena
saat ini masyarakat telah menyadari bahwa mengkonsumsi cokelat banyak memiliki manfaat untuk kesehatan.
H. Kenaikan biaya bahan baku : kenaikan biaya bahan baku disebabkan karena adanya kenaikan bahan bakar minyak BBM pada bulan Oktober 2008 lalu.
Kemudian terjadi penurunan harga BBM pada bulan Desember yang tidak berpengaruh terhadap penurunan harga bahan baku Waroeng Cokelat, baik
bahan baku utama maupun bahan baku tambahan. Ketidaksabilan harga menyebabkan suatu ancaman bagi usaha Waroeng Cokelat, karena akan
mempengaruhi biaya produksi sehingga akan meningkatkan harga jual produk.
88 I.
Perubahan selera konsumen : akan mengakibatkan penurunan permintaan Waroeng Cokelat, mengingat seluruh produk yang ditawarkan Waroeng
Cokelat berbahan baku cokelat. Hal ini merupakan salah satu ancaman bagi Waroeng Cokelat.
J. Adanya pendatang baru : produk cookies ataupun praline dapat dengan mudah ditiru, sehingga siapa pun dapat memproduksinya. Hal ini merupakan
ancaman bagi Waroeng Cokelat. K. Adanya produk pengganti substitusi jenis cookies : keberadaan produk
substitusi ini akan membatasi potensi suatu usaha. Jika Waroeng Cokelat tidak mampu meningkatkan kualitas produk, maka laba dan pertumbuhan
usahanya dapat terancam. L. Hambatan masuk dalam usaha makanan cookies dan praline relatif rendah :
pemodalan untuk memasuki usaha ini cukup rendah dan tidak adanya peraturan pemerintah yang membatasi atau mengahambat masuk ke dalam
usaha ini, sehingga siapa pun dapat mendirikan usaha sejenis Waroeng Cokelat.
Tabel 17. Identifikasi Faktor Eksternal “Waroeng Cokelat”
Faktor Eksternal Peluang
Ancaman
Ekonomi Kenaikan harga bahan baku
Sosial, budaya dan demografi Meningkatnya kesadaran
masyarakat akan manfaat mengkonsumsi cokelat
Meningkatnya jumlah penduduk, khususnya Kota
Bogor Perubahan selera konsumen
Politik, pemerintah dan hukum
Dukungan Disperindagkop dalam pelatihan dan
pengembangan UKM di Kota Bogor
Meningkatnya pembangunan swalayan,
seperti Giant, Ngesti Teknologi
Perkembangan sistem informasi dan teknologi
Kekuatan pesaing Adanya pendatang baru
Adanya produk pengganti substitusi, jenis cookies
Hambatan masuk dalam usaha makanan cookies
dan praline relatif rendah
89
6.3.2 Analisis Faktor Internal Kekuatan dan Kelemahan