Tahap Keputusan Decision Stage

58 7 Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan. 8 Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan. Tabel 12. Format Matriks SWOT Kekuatan Strengths – S Kekuatan-kekuatan internal perusahaan. Kelemahan Weakness – W Kelemahan-kelemahan internal perusahaan. Peluang Opportunities – O Peluang-peluang eksternal perusahaan. Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang. Ancaman Threats – T Ancaman-ancaman eksternal perusahaan. Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman. Strategi WT Minimalkan kelemahan dan hindari ancaman. Sumber: David 2004

4.4.3. Tahap Keputusan Decision Stage

Tahap terakhir dari formulasi strategi yaitu tahap pengambilan keputusan. Analisis yang digunakan pada tahap ini adalah matriks QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix . David 2004 menyatakan bahwa QSPM adalah alat yang memungkinkan penyusunan strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Langkah-langkah penyusunan strategi terpilih melalui QSPM adalah sebagai berikut: 1 Mendaftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan. Input datanya diperoleh dari matriks IFE dan EFE yang telah dibuat. 2 Memberikan bobot untuk setiap faktor sukses kritis internal dan eksternal. Bobot ini identik dengan yang digunakan pada matriks IFE dan EFE. 3 Mengidentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari matriks SWOT yang layak untuk diimplementasikan. 59 4 Menetapkan skor kemenarikan relatif Attractiveness ScoreAS untuk masing-masing strategi alternatif yang terpilih. Nilai 1 = tidak menarik, Nilai 2 = agak menarik, Nilai 3 = menarik, dan Nilai 4 = sangat menarik. Nilai Attractiveness Score adalah seberapa besar daya tarik relatif alternatif strategi dalam mengatasi faktor-faktor eksternal dan internal. 5 Menghitung Total Attractiveness Score TAS yang diperoleh dari perkalian bobot dengan AS pada masing-masing baris. TAS menunjukkan relative attractiveness dari masing-masing altematif strategi. 6 Menghitung jumlah Total Attractiveness Score, dengan cara menjumlahkan semua Total Attractiveness Score pada setiap kolom QSPM. Nilai TAS yang tertinggi menunjukkan bahwa strategi tersebut yang paling baik untuk diimplementasikan. Tabel 13 merupakan contoh dari QSPM. Tabel 13. Format Dasar QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix Alternatif Strategi Strategi I Strategi II Strategi III Faktor-faktor Bobot AS TAS AS TAS AS TAS Faktor Eksternal - - Faktor Internal - - Total Sumber : David 2004 60 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Waroeng Cokelat

Waroeng Cokelat merupakan salah satu UKM Kota Bogor yang memproduksi dan memasarkan makanan berbahan baku cokelat berjenis cookies, praline dan cokelat batangan. Usaha ini didirikan pada tahun 2002 oleh Hj. Yanthi Rusdiyantini, SE yang berlokasi di Jalan Anggada I No. 11, Perumahan Indraprasta Bogor. Awal berdirinya usaha ini yaitu atas dasar hobi beliau membuat kue berbahan baku cokelat dengan berbagai warna dan rasa, kemudian pemilik memanfaatkan hobi ini menjadi bisnis berskala rumah tangga. Hasil produk pertama Waroeng Cokelat dipasarkan pada tahun 2003 yaitu produk praline dalam beberapa variasi bentuk dan warna. Pada tahun yang sama, pada musim Idul Fitri Waroeng Cokelat mulai memproduksi jenis cookies yang diberi nama pindekas cokelat. Seiring perkembangan akan wawasan dan pengalaman yang dimiliki oleh pemilik, pada awal tahun 2004 usaha Waroeng Cokelat resmi menjadi salah satu UKM binaan Dekranas Dewan Kerajianan Nasional Kota Bogor. Dekranas merupakan salah satu wadah perkumpulan UKM yang memproduksi beraneka macam produk, baik makanan dan minuman, kerajinan tangan maupun tekstil di bawah binaan Ibu Wali Kota Bogor. Pada pertengahan tahun 2004, Waroeng Cokelat secara resmi menjadi salah satu UKM binaan Disperindagkop Kota Bogor. Awal mula bergabung dengan Disperindagkop Kota Bogor, Waroeng Cokelat diberikan pelatihan dan penyuluhan mengenai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mengembangkan suatu usaha khususnya makanan, yaitu berupa izin usaha dengan dinas-dinas terkait. Berikut ini beberapa izin yang telah dimiliki oleh Waroeng Cokelat : 1 Sertifikasi Produk Pangan Industri Rumah Tangga SPP-IRT : Nomor 210.3271.01.0622 yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor pada tahun 2005. 2 Izin Halal MUI : MUI-JB 0111100905 yang dikeluarkan oleh MUI Propinsi Jawa Barat pada tahun 2005. 3 Tanda Daftar Industri TDI : Nomor 535372006 yang dikeluarkan oleh Disperindagkop Kota Bogor pada tahun 2006.