Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Energi Alternatif Biogas

63 pekerja menurun kemungkinan disebabkan komitmen pekerja yang lemah. Alternatif yang direkomendasikan kepada pihak industri kelapa sawit yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada pekerja terutama dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja dan pemahaman resiko di pabrik dan apa yang harus dan tidak dilakukan sesuai SOP. Pemberian insentif fee lembur, THR, dan bonus kepada pekerja juga harus diperhatikan sebagai motivasi kerja. Sistem perekrutan tenaga kerja baru juga harus dilakukan dengan baik. Pekerja yang baru harus benar-benar memahami tentang lingkup dimana mereka bekerja. Industri kelapa sawit pada umumnya telah menerapkan SOP dan tata cara operasi yang baik. Namun tidak semua pekerja melakukan pekerjaan sesuai dengan keinginan. Secara teknis dan lingkungan tata cara operasi yang baik harus diterapkan dengan tegas agar produktifitas meningkat dan minimasi pencemaran yang mungkin terjadi menurun. Sehingga industri kelapa sawit secara tidak langsung juga mendapatkan keuntungan finansial.

6.4. Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Energi Alternatif Biogas

Suprihatin 2012 menyebutkan bahwa pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah cair dalam jumlah besar yang mengandung bahan organik yang tinggi. Jika limbah cair ini langsung dibuang ke lingkungan sekitar dengan kandungan bahan organik tinggi tanpa mengalami pengolahan di IPAL, maka beresiko besar akan mencemari lingkungan. Industri kelapa sawit pada umumnya telah mengatasi penanganan limbah dengan kolam anaerobik yang hasil akhirnya akan dijadikan aplikasi lahan sebagai pupuk organik tanaman kelapa sawit. Pengelolaan kolam anaerobik ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Keuntungan pengelolaan dengan kolam anaerobik selain hasil pengelolaan limbah yang bisa dimanfaatkan sebagai aplikasi lahan untuk pupuk, konstruksi dan operasinya yang digunakan sederhana, serta tidak memerlukan banyak tenaga kerja ahli. Kekurangan dari tipe pengelolaan seperti ini memerlukan lahan yang luas, efisiensi dan laju eliminasi bahan organik rendah, cukup menimbulkan bau yang tidak enak, dan menghasilkan biogas namun biogas yang terbentuk tidak dapat ditampung dan dimanfaatkan. Alternatif pemanfaatan limbah cair sebagai penghasil biogas direkomendasikan untuk memberikan keuntungan yang lebih baik dibandingkan hanya dimanfaatkan untuk aplikasi lahan sebagai pupuk organik. Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik yang mengandung metana dan karbon dioksida. Metana dalam biogas jika terbakar relatif lebih bersih daripada batu bara dan akan menghasilkan energi yang lebih besar. Biogas yang dihasilkan selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana yang dihasilkan merupakan unsur pembentuk biogas. Menurut Oktaviani 2012, proses dekomposisi limbah cair pabrik kelapa sawit terdiri dari tahapan hidrolisis pemecahan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana penyusunnya, asidogenesis pembentukan asam, asetogenesis pembentukan asam asetat, dan metagonesis pembentukan metana. Setelah metana terbentuk maka akan dihasilkan biogas. Biogas ini dapat dikonversi menjadi bahan bakar sumber energi terbarukan maupun listrik yang bisa digunakan untuk kegiatan pengolahan di pabrik maupun di perumahan karyawan. Untuk mendapatkan biogas ini maka Suprihatin 2012 menyebutkan bahan organik dalam limbah cair pabrik kelapa sawit dapat diolah dengan menggunakan bioreaktor anaerobik atau dengan menggunakan kolam stabilisasi tertutup cover lagoon pond system. Suprihatin 2012 menyebutkan bahwa untuk produksi 1 ton TBS olah mampu menghasilkan biogas sebesar 14,30 m 3 dan hal ini setara dengan minyak diesel sekitar 7,20 L. 64 Untuk industri kelapa sawit yang berkapasitas rata-rata 30 ton TBSjam proyek pembangunan kolam stabilisasi tertutup covered lagoon memerlukan biaya investasi Rp. 20.044.960.000 dan biaya operasional sebesar Rp. 728.940.000. Dari hasil analisis finansial didapatkan NPV sebesar Rp. 16.885.060.000 untuk arus kas 10 tahun, Net BC sebesar 1,69, IRR 16, dan PBP pada tahun ke 5. Hal ini mengidentifikasikan pembuatan sistem lagoon tertutup layak untuk dilaksanakan untuk secara ekonomi untuk umur ekonomis 10 tahun. Dari segi teknik pelaksanaanya harus adanya koordinasi lebih lanjut dengan pihak industri kelapa sawit karena proyek ini memerlukan biaya yang sangat besar. Secara lingkungan pembuatan sistem stabilisasi tertutup layak untuk dilakukan karena mengurangi beban pencemaran limbah terutama efek gas rumah kaca.

6.5. Optimasi Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit