Limbah Padat PENANGANAN LIMBAH YANG DITERAPKAN

36 dilengkapi dengan shaking grade yang digunakan untuk pengaturan pengiriman inti ke hopper inti dan blower pneumatic. Hasil dari kernel silo berupa inti sebesar 4,1 dari TBS olah akan disimpan di bagian unit hopper inti sebelum dikirim ke pabrik pengolahan minyak inti palm kernel oil. Neraca massa pabrik biji dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Neraca massa stasiun pabrik biji PKS Adolina 2011

5.3. PENANGANAN LIMBAH YANG DITERAPKAN

5.3.1. Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan pabrik kelapa sawit. Limbah padat yang dihasilkan berupa TKKS Tandan Kosong Kelapa Sawit, serat, dan cangkang. Limbah padat berupa TKKS ini memiliki komponen terbesar berupa selulosa sebesar 40. Selain itu TKKS juga mengandung komponen lainnya yaitu hemiselulosa sebesar 24, lignin 21, dan abu 15. Menurut Fauzi 2007 TKKS dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang memiliki kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman dimana pemanfaatan pupuk organik ini dapat menghemat penggunaan pupuk sintesis sampai dengan 50. TKKS dijadikan sebagai pupuk yang digunakan untuk meremajakan tanah, meningkatkan unsur hara tanah, dan meningkatkan aktivitas biologi tanah. Kegiatan seperti ini biasa dikenal dengan aplikasi lahan land application. TKKS diaplikasikan pada TBM Tanaman Belum Menghasilkan, TM Tanaman Menghasilkan, dan tanah berpasir. Aplikasi TKKS pada TBM dilakukan dengan menyusun rata TKKS pada piringan tanaman kelapa sawit. Selain itu limbah padat yang dihasilkan PKS adalah cangkang kelapa sawit, yaitu bagian yang paling keras dari komponen kelapa sawit. Limbah ini dihasilkan dari proses pemecahan biji kelapa sawit setelah dilakukan perebusan tandan buah segar. Pada umumnya, cangkang yang dihasilkan adalah 6,5 dari total TBS yang diolah Ditjen PPHP 2006. Limbah cangkang kelapa sawit dapat menimbulkan permasalahan yang cukup besar bagi lingkungan hidup. Hal ini disebabkan karena kandungan bahan organik yang dimilikinya cukup tinggi, sehingga berpotensi mencemari lingkungan karena diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar Ditjen PPHP 2006. Cangkang kelapa sawit sulit untuk didegradasi atau diuraikan secara alami. Cangkang kelapa sawit mengandung lignin 29,4, hemiselulosa 27,7, selulosa 26,6, air 8,0, komponen ekstraktif 4,2, dan abu 0.6.Cangkang dalam PKS merupakan produk samping yang dihasilkan dalam pengolahan, yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap. Cangkang sebenarnya juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar briket untuk keperluan rumah tangga. Pabrik Biji Inti Sawit 4,1 7.615,00 Cangkang 7,0 13.161,72 Kehilangan 1,4 2.726,36 Air 0,5 940,12 Biji 13,0 24.443,20 37 Serabut kelapa sawit atau biasa lebih sering dikenal dengan serat fibre adalah limbah padat PKS yang dihasilkan dari proses pressing TBS. Sama seperti cangkang kelapa sawit, sabut kelapa sawit ini pemanfaatannya masih kurang maksimal, yaitu hanya dijadikan sebagai bahan bakar boiler. Pada proses pengempaan ekstraksi dihasilkan ampas press cake yang terdiri dari serabut dan biji yang kemudian dipisahkan. Hasil dari pemisahan tersebut menghasilkan serabut sebesar 13 dari bobot TBS Ditjen PPHP 2006. Di Indonesia potensi limbah serat kelapa sawit ini diperkirakan sebanyak 846.981 ton kering dan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit sebanyak 2.688.280 ton kering. Serat selama ini hanya dimanfaatkan atau diaplikasikan untuk keperluan bahan bakar boiler untuk menghasilkan uap pengolahan di stasiun proses. Pada dasarnya serat juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan papan partikel dan pulp kertas. Perpaduan kedua limbah padat ini cangkang dan serat sampai saat ini dimanfaatkan di stasiun ketel uap sebagai bahan bakar boiler.

5.3.2. Limbah Cair