STASIUN PENEBAHAN a. Buah Terlalu Lama Menunggu Untuk Dituang ke Dalam

47

5.4.3. STASIUN PENEBAHAN a. Buah Terlalu Lama Menunggu Untuk Dituang ke Dalam

Autofeeder Stasiun penebahan adalah proses lanjutan dari stasiun perebusan yang dilakukan untuk memipil buah hasil rebusan. Buah hasil rebusan yang berada dalam lori harus segera diangkat dan dituangkan ke dalam autofeeder menggunakan hoisting crane untuk dipipil. Jika dibiarkan lama setelah dikeluarkan dari ketel rebusan dapat menyebabkan asam lemak bebas meningkat dan efek sampingnya minyak yang akan dihasilkan akan menimbulkan bau yang tidak enak serta buah hasil pemipilan atau perontokan tidak sempurna dan berakibat losses buah brondolan ikut terbuang bersama tandan kosong di atas norma. Buah terlalu lama menunggu untuk dituang ke dalam autofeeder dikarenakan pemakaian unit rebusan terlalu banyak. Pemakaian rebusan untuk PKS kapasitas olah 30 tonjam lebih dari 2 unit dan untuk PKS kapasitas olah 60 ton TBSjam lebih dari 4 unit dapat mengakibatkan buah rebusan sterilized bunch menjadi lama untuk dituang ke dalam autofeeder sehingga jumlah buah di autofeeder terlalu banyak atau menumpuk. Buah terlalu lama menunggu untuk dituang ke dalam autofeeder juga disebabkan karena adanya stagnasi instalasi rebusan. Untuk kapasitas olah PKS 30 ton TBS per jam dengan rata-rata isi lori 2,5 ton maka interval penuangan yang itu rata-rata pada umumnya 5 menit sekali Nababan, 2011. Penentuan interval waktu yang tepat menurut Hariyanto 2007 jika diketahui pabrik kelapa sawit memiliki kapasitas olah 30 ton TBSjam dan rata-rata isi lori 2,5 ton yaitu mempunyai dua hal penting. Pertama, jika dioperasikan satu thresser maka interval penuangannya adalah 5 menit. Jika dioperasikan dua thresser maka interval penuangannya adalah 10 menit. Interval penuangan itu didapatkan dari rata-rata isi lori per kapasitas olah yang dikalikan dengan jumlah menit dalam satu jam serta jumlah thresser yang digunakan. Aplikasi produksi bersih yang direkomedasikan yaitu dengan teknik good house-keeping berupa optimasi penegasan standar operasional prosedur penuangan buah dengan hoisting crane ke autofeeder dengan interval waktu yang tetap sesuai dengan kapasitas pabrik dan jumlah thresser yang digunakan. Diharapkan dengan interval penuangan yang konsisten, kecepatan autofeeder juga harus disesuaikan. Sehingga ketika buah dalam autofeeder sudah berjatuhan ke dalam thresser dan mulai habis maka buah harus stand by untuk dituangkan. Buah tidak boleh tidak kosong di dalam autofeeder atau sampai kosong sama sekali dalam keadaan mesin hidup, tetapi harus selalu berisi buah rebusan. Hal ini sangat dituntut kerja konsisten dari seorang operator hoisting crane. Penetapan interval penuangan ini harus dilakukan sesuai aturan dan standar. Secara teknik rekomendasi ini layak untuk dilaksanakan untuk menghindari penurunan mutu karena meningkatnya ALB. Secara finansial atau ekonomi tidak bisa diketahui nilai kuantitatif keuntungan yang bisa didapatkan perusahaan.

b. Kehilangan Buah dan Minyak Terikut Tandan Kosong Diatas Norma