51 ceceran dan dengan pembuatan pintu ini maka bagian dalam digester dapat juga diketahui kondisinya
dengan membuka pintu manhole. Kejadian ini akan jarang terjadi namun perlu dilakukan tindakan pencegahan sebagai upaya produksi bersih dengan teknik good house-keeping pelaksanaan tata cara
operasi yang baik berupa pengawasan bagian dalam digester. Begitu juga halnya dengan pipa-pipa aliran minyak digester yang menghubungkan stasiun pengempaan dengan sand trap tank di stasiun
pemurnian juga bocor dan mengakibatkan minyak tumpah. Hal ini bisa dilakukan pencegahan dengan pengawasan terhadap pipa-pipa setiap pagi nya sebelum pabrik melakukan proses dan dilakukan
pengelasan di hari selanjutnya. Apabila pipa tersebut tidak bisa diperbaiki maka dilakukan penggantian pipa. Analisis finansial tidak dilakukan karena tidak ada standar norma kehilangan
minyak akibat kebocoran digester, dan harus melakukan analisis finansial yang lebih detail untuk mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh. Secara teknis hal ini harus dilakukan pencegahan
dengan teknik good house-keeping untuk meningkatkan rendemen minyak yang akan dihasilkan.
5.4.5. STASIUN PEMURNIAN a. Ceceran Air Di Stasiun Pemurnian
Air merupakan salah satu hal sangat diperlukan dalam proses pengolahan kelapa sawit karena hampir seluruh tahapan proses pengolahan membutuhkan air terutama pada proses perebusan, pemurnian,
pengutipan inti sawit, dan pembersihan alat-alat proses. Air yang digunakan untuk kegiatan perkebunan dan PKS Unit Usaha Adolina berasal dari air permukaan dan air bawah tanah yang diolah
sendiri oleh PKS Unit Usaha Adolina. Air ini didapat dari sungai yang berjarak lebih kurang 400 meter dari pabrik. Pemakaian air Adolina meliputi area afdeling II bibitan A, produksi pabrik kelapa
sawit air bersih B, air cucian pabrik kelapa sawit dan kantor C, emplasment Adolina 1 D, emplasment Adolina 2 E, afdeling V dwikora F, afdeling VI cukir G, afdeling VII bandar kuala
H, pondok pelita bangun purba I, dan emplasment bangun purba J. Pemakaian air PKS Unit Usaha Adolina pada tahun 2011 mencapai 405.625,00 m
3
tahun dari alokasi 466.468,75 m
3
tahun yang diberikan. Hal ini berarti PKS Unit Usaha Adolina telah mampu menghemat penggunaan air
sebesar 60.843,75 m
3
tahun atau sebesar 13,04 dari alokasi. Berdasarkan Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral bahwa harga air per meter kubik sebesar Rp. 2.301 dengan pajak pemanfaatan air sebesar 20. Hal ini dapat diketahui bahwa PKS Unit Usaha Adolina mampu menghemat finansial
sebesar Rp. 112.001.175 m
3
tahun. Statistik pemakaian air pabrik kelapa sawit Unit Usaha Adolina Tahun 2011 dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Stastistik pemakaian air PKS Unit Usaha Adolina Tahun 2011
52 Walaupun hal ini telah memberikan keuntungan finansial kepada pabrik kelapa sawit, namun masih
banyak terdapat permasalahan-permasalahan terutama pada stasiun pemurnian ini. Masih banyak air yang dibiarkan mengalir karena operator tidak menutup kran setelah melakukan pencucian terhadap
mesin-mesin di stasiun pemurnian. Selain itu kebocoran selang dan penggunaan air pada aliran lumpur juga menyebabkan pemborosan penggunaan air. Kebocoran selang dan kran yang dibiarkan terbuka
akan membuat genangan pada lingkungan kerja pabrik. Penggunaan air pada aliran lumpur maksudnya air digunakan untuk mengalirkan lumpur yang masih mengandung minyak untuk dibawa
ke bak fat fit. Lumpur ini akan dialirkan melalui-melalui parit. Rekomendasi teknik produksi bersih yang dilakukan yaitu dengan teknik good house-keeping melakukan penutupan kebocoran air dengan
pengelasan pada besi selang atau mengganti selang yang bocor. Selain itu juga dituntut dari operator berupa kesadaran penggunaan air. Kautsar 2006 menyebutkan bahwa kebocoran selang-selang di
stasiun pemurnian pada pabrik kelapa sawit menghasilkan debit kebocoran rata-rata sebesar 0,062 m
3
jam dan pemborosan untuk mengalirkan saluran lumpur mencapai 1,188 m
3
jam. Jika PKS Unit Usaha Adolina berproduksi 5.168 jamtahun maka kehilangan penghematan penggunaan air mencapai
6.460 m
3
tahun atau setara dengan Rp. 14.864.460,00tahun. Keuntungan ekonomi penghematan penggunaan air dapat dilihat pada Lampiran 11.
Lumpur yang dialirkan dengan air masih mengandung minyak dan PKS Unit Usaha Adolina sudah mengantisipasinya dengan membuat kolam fat fit. Minyak hasil pengutipan di kolam fat fit ini akan
dibawa kembali ke stasiun pemurnian dan dimasukkan ke dalam continious settling tank sedangkan lumpur dibawa ke IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah. Hariyanto 2007 menyebutkan bahwa
kandungan minyak dalam lumpur di atas norma dikarenakan kinerja CST tidak optimal suhu cairan dalam CST kurang dari 95
C, retention time di CST kurang dari 5 jam, dan kurang penambahan air pengencer. Oleh karena itu untuk menghindari kehilangan minyak harus dilakukan pencegahan good
house-keeping berupa penegasan SOP dan tata cara operasi yang baik oleh operator dan asisten pabrik
dengan melakukan pengawasan di stasiun pemurnian. Secara teknik dan lingkungan alternatif ini harus dilakukan untuk mencegah kehilangan minyak namun untuk analisa finansial belum bisa
dilakukan karena kehilangan minyak yang dihasilkan tidak konsisten setiap waktu.
5.4.6. STASIUN PABRIK BIJI a. Ceceran Minyak Di Atas Norma