Stasiun Penerimaan Buah Timbangan dan Loading Ramp

27

5.2. PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN MINYAK DAN INTI SAWIT

Tandan buah segar matang yang telah dipanen akan diolah di pabrik kelapa sawit. Pengolahan tandan buah segar ini dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit dari daging buah Crude Palm Oil dan inti Kernel. Proses pemasakan tandan buah segar harus mendapatkan perhatian khusus sebelum buah dibawa ke pabrik untuk diolah. Buah yang masak atau matang dapat dilihat dari perubahan warna kulit buah dan buah yang matang. Warna kulit buah matang ditandai dengan warna buah menjadi merah jingga dan buah yang matang ditandai dengan adanya brondolan yang jatuh. Jumlah brondolan yang jatuh menentukan kelayakan panen atau kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang tepat untuk membantu pemanen agar memotong buah yang layak panen. Kelapa sawit yang layak untuk dipanen apabila jumlah buah yang jatuh per bobot brondolan adalah 2 butir brondolankg TBS Hutagaol E dan Yahya S, 2009. Baik atau tidaknya proses pemasakan buah akan mempengaruhi kandungan ALB minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase tinggi dan mengurangi kualitas minyak. Sebaliknya jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang maka kadar ALB yang dihasilkan akan rendah yang menyebabkan rendemen minyak yang diperoleh juga akan rendah Fauzi , 2007. Menurut Rangkuti 2007, kenaikan ALB ditentukan mulai dari saat buah dipanen sampai diolah di pabrik dimana kenaikan ALB tersebut disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor seperti air, keasaman, dan katalis enzim. Semakin lama reaksi ini berlangsung maka akan semakin banyak asam lemak bebas yang terbentuk. Oleh karena itu TBS yang benar-benar telah matang harus sesegera mungkin diolah dengan meminimalkan terbentuknya luka pada buah pada hari tersebut juga setelah dipanen. ALB terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemakminyak menjadi asam lemak dan gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif bila struktur sel buah matang mengalami kerusakan. PKS Unit Usaha Adolina memiliki kapasitas produksi 30 tonjam dengan rata-rata produksi 17 jam per hari. Flowsheet PKS Unit Usaha Adolina dapat dilihat pada Lampiran 4.

5.2.1. Stasiun Penerimaan Buah Timbangan dan Loading Ramp

Stasiun timbangan merupakan langkah awal sebelum melakukan proses pengolahan TBS selanjutnya. Timbangan berfungsi sebagai tempat atau alat penimbangan TBS yang dibawa ke pabrik, hasil produksi pabrik minyakinti sawit, dan penimbangan barang lain yang terkait dengan aktivitas kebun seperti penimbangan seluruh kernel dan TKKS Tandan Kosong Kelapa Sawit yang akan dikirim keluar pabrik. Jembatan penimbangan yang terdapat di pabrik menggunakan tipe hybrid system dengan kapasitas tergantung dari kapasitas pabrik olah. Di setiap ujung timbangan terdapat load cell yang digunakan untuk mengkonversi deviasi pergeseran platform akibat tekanan beban yang berbentuk angka digital yang tertera pada indikator PKS Adolina, 2011. Proses penimbangan menggunakan 2 sistem yaitu sistem digital dan sistem manual. Prinsip kerja sistem digital menggunakan alat bantu komputer yang terhubung dengan sensor yang terdapat di bawah daun timbangan. Prinsip kerja pada sistem manual menggunakan alat timbangan yang dioperasikan secara manual oleh operator. Timbangan manual hanya digunakan jika tidak terdapat arus listrik untuk timbangan sistem digital dan kondisi cuaca dalam keadaan hujan. Timbangan dengan sistem digital memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan sistem manual 28 diantaranya dalam hal ketelitian penimbangan yang lebih tinggi, lebih efektif, efisien, dan mengurangi terjadinya kesalahan operator human error. Sebaliknya sistem digital memiliki kekurangan yaitu tidak dapat digunakan dalam keadaan tidak ada arus listrik dan keadaan cuaca yang tidak baik. Proses perawatan maintenance terhadap kedua sistem timbangan tersebut dilakukan sekali dalam setahun. Pada timbangan sistem digital proses perawatan dilakukan oleh Badan Meteorologi dimana pabrik tersebut melakukan pengolahan. Pada saat melakukan proses penimbangan, truk pengangkut TBS masuk ke tempat penimbangan dan supir truk harus keluar dari truk. Sedangkan pada penimbangan truk tangki CPO, sebelum melakukan penimbangan maka satpam dan mandor melakukan pemeriksaan pada setiap truk tangki CPO. Kelengkapan standar yakni satu unit ban cadangan, dongkrak dan kunci roda boleh tidak diturunkan saat penimbangan, tetapi pengganjal ban dan lain-lain termasuk supir tidak boleh berada di dalam truk. Hal ini dilakukan agar berat yang ditimbang tidak bertambah. Setiap truk yang mengangkut TBS ke pabrik akan ditimbang sebagai bruto dan setelah dikeluarkan TBS di loading ramp sebagai tarra. Buah yang tidak sesuai norma akan dimasukkan kembali ke dalam truk dan juga akan dihitung sebagai tarra. TBS yang telah ditimbang selanjutnya akan dibawa ke loading ramp. Loading ramp adalah tempat yang berfungsi untuk menampung TBS dari kebun sebelum di proses, mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, dan mengurangi kadar kotoran yang terdapat pada TBS. Sebelum TBS dimasukkan ke dalam loading ramp, TBS yang telah ditimbang dilakukan penyortasian terlebih dahulu. Sortasi dilakukan di lantai atau peron loading ramp. TBS kemudian dituangkan kedalam loading ramp. PKS Unit Usaha Adolina memiliki 1 unit loading ramp dengan 15 pintu bays yang masing-masing pintu berkapasitas 15 ton TBS. Untuk ketahanan kisi-kisi loading ramp, bagian atas tempat jatuhnya buah sepanjang loading ramp dilapisi plat besi dengan lebar 2 meter. Hal ini disesuaikan dengan rata-rata jatuhnya buah dari bak truk ke kompartemen ± 1,7 meter. Kemiringan lantai loading ramp 27 terhadap bidang datar dan setiap pintu kompartemen menggunakan pintu tegak lurus vertikal yang digerakkan oleh hidrolik. Kerusakan yang sering terjadi pada loading ramp yaitu terjadinya kemacetan pada pintu hidrolik dan terjadinya korosi pada besi penyangga loading ramp. Perawatan maintenance harus dilakukan untuk mengurangi resiko kerusakan pada loading ramp. Pemeriksaan pada setiap pintu bays, pembersihan pada lantai loading ramp, dan pemeriksaan pada handle hidrolik karena kebocoran pelumas harus dilakukan secara berkala seminggu sekali. Untuk perawatan komponen yang terdapat pada loading ramp harus dilakukan setiap hari. TBS yang telah berada di dalam loading ramp selanjutnya akan dimasukkan ke dalam lori. Lori adalah tempat untuk merebus TBS. Lori terbuat dari plat besi yang berperforasi sebagai tempat keluarnya air, udara, dan sebagai lubang penetrasi steam ke dalam buah pada saat buah direbus. Untuk pemasukkan TBS ke dalam lori digunakan sistem FIFO First In First Out, dimana hal ini perlu dilakukan agar buah restan tidak terlalu banyak yang menumpuk yang dapat meningkatkan asam lemak bebas pada buah. Ketika pengisian TBS ke dalam lori perlu diatur keseragaman isi lori dalam satu rebusan berdasarkan kondisi buah segar, restan, dan buah kecil untuk memudahkan penentuan holding time . Hal ini perlu dikoordinasikan kepada operator rebusan agar operator rebusan dapat menentukan holding time buah yang akan direbus. Pengisian lori juga harus penuh tetapi tidak boleh berlebihan karena dapat merusak bibir rebusan. Selain itu pengaruh dari pengisian berlebihan mengakibatkan brondolan akan berjatuhan di lantai rebusan sehingga menutup saringan kondensat. Perawatan terhadap lori akan membantu kelancaran proses pengolahan. Dengan adanya lori yang anjlok dan jumlah lori yang kurang dalam proses pengisian dan pengeluaran buah dari rebusan sudah pasti mengakibatkan ketekoran kekurangan buah terebus sebagai umpan bagi screw press. 29

5.2.2. Stasiun Perebusan