29
5.2.2. Stasiun Perebusan
Tandan Buah Segar yang telah dimasukkan ke dalam lori akan direbus dalam perebusan sterilizer. Sebelum melakukan perebusan, lori yang berisi tandan buah segar akan dipindahkan terlebih dahulu
menggunakan transfer carriage. Transfer carriage adalah suatu rel yang berfungsi untuk memindahkan jalur lori dari loading ramp menuju sterilizer yang dilengkapi dengan kontrol panel
serta 4 buah roda pada relnya dengan pergerakan ke kiri dan ke kanan. Alat ini menggunakan tenaga elektromotor dengan tali atau kabel baja untuk menarik lori. Lori yang telah dipindahkan pada jalur
perebusan selanjutnya akan ditarik dengan alat penarik capstand. Capstand adalah alat yang digunakan untuk menarik lori pada posisi yang diinginkan seperti menarik lori masuk kedalam
rebusan sterilizer dan mendekatkan lori pada housting crane. Capstand digerakkan dengan elektromotor yang dapat bergerak maju-mundur. PKS Adolina, 2011. Lori dimasukkan ke dalam
rebusan sterilizer yang merupakan bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus tandan buah segar dengan uap steam. Penggunaan uap pada rebusan diinjeksi dari BPV Back Pressure
Vessel yang dihasilkan oleh boiler di bagian unit kamar mesin. Uap yang masuk ke dalam rebusan
bertekanan 2,3-3,0 kgcm
2
dengan suhu 135-140°C. Proses perebusan bertujuan untuk mengurangi peningkatan asam lemak bebas, mempermudah proses
pembrondolan pada thresher, memaksimalkan lekangnya kernel pada biji, melunakkan daging buah, menurunkan kadar air, dan sebagai supply bagi ketersediaan buah terebus cooking fruit bunch.
Menurut Sunarko 2007 perebusan tandan buah segar mempunyai tujuan untuk mematikan enzim lipase yang terdapat pada buah. Enzim lipase akan membentuk asam lemak bebas dan juga dapat
menyebabkan pelepasan buah dari tandan lebih mudah. Selain itu menurut Sunarko, perebusan TBS juga mempermudah pemisahan kernel dari cangkang dan memperlunak daging buah yang akan
mempermudah proses pemerasan buah pada proses pengempaan. CFB Cooking Fruit Bunch adalah ketersediaan buah terebus yang menjadi kapasitas stasiun rebusan
tonjam dan dapat mempengaruhi stasiun berikutnya. CFB digunakan sebagai dasar untuk menentukan kapasitas pabrik. Pabrik kelapa sawit Unit Usaha Adolina memiliki 3 unit rebusan dengan
kapasitas masing-masing rebusan 25 ton berisi 10 lori dengan kapasitas lori 2,5 ton TBSlori. Namun hanya dua unit yang dioperasikan sedangkan satu unit menjadi cadangan jika suatu saat ketel rebusan
lainnya sedang dalam perawatan. Siklus yang dibutuhkan untuk di ketel rebusan lebih kurang 90 menit. Maka untuk menghitung CFB atau kapasitas pabrik kelapa sawit Unit Usaha Adolina di ketel
rebusan yaitu 2 buah ketel rebusan yang digunakan x 2.500 kglori x 10 lori x 6090 menit dan menghasilkan kapasitas 33.333,34 kgjam atau 33,34 tonjam. Ketel rebusan yang digunakan
berbentuk silinder berdiameter 2.070 mm dengan panjang 27.000 mm dengan sistem 2 pintu. Rebusan harus dilengkapi dengan alat ukur Manometer dan Termometer. Tiga buah untuk Manometer dan
satu buah untuk Termometer digunakan untuk mempermudah pemeriksaan tekanan kerja dan suhu perebusan. Untuk menentukan CFB maka harus menggunakan perhitungan sebagai berikut :
CFB =
n x K x l x 60 s
n = Jumlah rebusan yang digunakan K = Kapasitas satu lori kg
l = Jumlah lori dalam satu rebusan
s = Siklus proses rebusan yang digunakan dalam menit PKS Adolina, 2011.
30 Proses perebusan dilakukan dengan sistem perebusan tiga puncak tripple peak. Sistem perebusan
tiga puncak berarti jumlah puncak yang terbentuk selama proses perebusan terdiri dari tiga puncak akibat dari tindakan pemasukan uap, pembuangan uap, dilanjutkan dengan pemasukan uap, penahanan
uap, dan pembuangan uap yang dilakukan selama proses perebusan dalam satu siklus Mangunsong dan Lamria, 2003. Kebutuhan uap rebusan yang digunakan untuk tripple peak di pabrik kelapa sawit
Unit Usaha Adolina yaitu 260 kg uapton TBS. Proses puncak pertama berlangsung selama 15 menit dengan kran steam outlet ditutup dan kran pemasukan uap steam inlet dibuka selama 13 menit untuk
mencapai tekanan 2,3 kgcm
2
pemasukan uap. Kemudian kran steam inlet ditutup, kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu 1 menit lalu kran steam outlet dibuka dengan cepat untuk
menurunkan tekanan menjadi 0 kgcm
2
. Selanjutnya kran kondensat dan kran steam outlet ditutup
kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua. Puncak pertama berguna untuk memberikan kejutan pada buah. Kadar air pada buah akan keluar dan pada saat kran kondensat
dibuka. Setelah itu, kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, dan kran steam inlet dibuka untuk melanjutkan proses puncak kedua. Pada puncak kedua operasionalnya sama dengan puncak I.
Tekanan uap pada puncak II adalah 2,5 kgcm
2
. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan steam adalah ± 12 menit dan untuk pembuangan selama 3 menit. Kran kondensat dan kran steam outlet akan
ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak III. Puncak kedua bertujuan untuk pelunakan dan pematangan buah yang direbus.
Puncak ketiga berlangsung selama ± 63 menit. Kran steam inlet dibuka penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kgcm
2
selama 14 menit. Kemudian puncak ketiga ditahan holding time selama 40-50 menit. Selama holding time dilakukan pembuangan kondensat sebanyak tiga kali sehingga tekanan
menurun sampai 2,7 kgcm
2
. Setelah selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara berturut-
turut mulai dari kran pembuangan kondensat dan dilanjutkan dengan kran steam outlet sehingga tekanan turun menjadi 0 kgcm
2
. Waktu yang dibutuhkan untuk penurunan steam ± 4 menit. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kgcm
2
, kran kontrol uap dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0 kgcm
2
. Puncak ketiga bertujuan untuk menyempurnakan pelunakan buah dan prekondisi biji dan inti biji akan lekang PKS Adolina, 2011. Siklus perebusan
tiga puncak tripple peak dapat dilihat pada Gambar 9.
3 13 15 27 30 44 86 90 Gambar 9. Siklus Perebusan Tripple Peak PKS Adolina, 2011
Lama perebusan menit Tekanan
Rebusan kgcm
2
2,5 3,0
2,3
31 Tahapan dalam kecepatan pembukaan kran sangat menentukan keberhasilan pembuangan udara dalam
rebusan atau tandan. Pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara menutup kran steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam dimasukkan ke
rebusan. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak I dan II dengan cara melakukan kejutan pembuangan steam secepat mungkin. Kejutan atau pembuangan steam yang
dianggap baik dari 2,0-2,5 cm
2
kg ke 0 cm
2
kg adalah maksimum 2 menit. Pada stasiun perebusan ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain tekanan rebusan harus 2,3 x 3,0 kgcm
2
, kandungan minyak dalam air kondensat tidak melebihi normanorma maksimum 0,50 terhadap
contoh, kandungan minyak dalam tandan kosong tidak di atas norma norma maksimum 0,39 terhadap TBS, brondolan lekat dalam tandan kosong tidak melebihi norma norma maksimum 0,16
terhadap TBS, dan tidak ada air kondensat yang keluar pada saat pintu rebusan dibuka atau mengeluarkan buah masak Haryanto, 2007. Norma atau standar pengolahan dapat dilihat pada
Lampiran 5. Waktu perebusan yang terlalu lama akan mempengaruhi warna minyak yang diperoleh terlalu tua dan losses minyak terikut air kondensat rebusan bertambah. Sebaliknya waktu perebusan
terlalu cepat mempengaruhi proses pelumatan dalam digester tidak sempurna sehingga sebagian daging buah tidak lepas dari biji yang mengakibatkan losses minyak pada ampas dan biji bertambah.
PKS Adolina pada tahun 2011 menghasilkan TBS sebesar 188.024,60 ton TBS. Olahan TBS pada stasiun perebusan menghasilkan buah terebus sebesar 89,9 TBS olah dengan pembuangan air
kondensat sebesar 12,0. Neraca massa stasiun perebusan dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Neraca massa stasiun perebusan PKS Adolina, 2011
5.2.3. Stasiun Penebahan