KESIMPULAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

68

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. KESIMPULAN

Kegiatan good house-keeping meliputi optimasi penegasan standar operasional prosedur, tata cara operasi yang baik, efisiensi penggunaan air, pengaturan jadwal dan efisiensi penggunaan truk untuk pengendalian asam lemak bebas, serta pencegahan kontaminan pada buah. Kegiatan modifikasi proses dilakukan dengan pengutipan minyak dengan pembuatan kolam penampung air kondensat dan kolam penampung minyak dari air kondensat. Sedangkan kegiatan on site reuse meliputi optimasi pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit untuk aplikasi lahan dan pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai biogas. Penerapan good house-keeping yang direkomendasikan mampu menghasilkan penerimaan untuk industri kelapa sawit sebesar Rp. 1.894.118.036 per tahun. Aplikasi modifikasi proses menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 248.355.091 per tahun. Dan untuk penerapan teknik produksi bersih on site reuse menghasilkan penerimaan kepada industri kelapa sawit sebesar Rp. 1.693.941.992 per tahun. Penerapan berdasarkan dari alternatif-alternatif yang direkomendasikan secara bertutut-turut yaitu optimasi penegasan standar operasional prosedur 0,179, efisiensi penggunaan air 0,167, tata cara operasi yang baik 0,152, pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif biogas 0,152, optimasi pemanfaatan tandan kosong sebagai pupuk organik 0,116, pengendalian asam lemak bebas dengan pengaturan jadwal panen dan efisiensi penggunaan truk 0,104, pengutipan minyak dengan pembuatan kolam penampung air kondensat dan kolam penampung minyak dari air kondensat 0,083, dan upaya pencegahan kontaminasi kotoran pada buah 0,046. Keseluruhan dari alternatif yang ditawarkan layak sebagai rekomendasi untuk diterapkan sesuai dengan prioritas tersebut karena akan menguntungkan perusahaan atau industri kelapa sawit.

7.2. SARAN

Alternatif terpilih direkomendasikan untuk segera dilaksanakan atau diterapkan di industri kelapa sawit untuk memberikan keuntungan teknik produktivitas, ekonomi finansial, dan lingkungan kepercayaan masyarakat sekitar sesuai dengan prioritas yang diberikan. 69 DAFTAR PUSTAKA Afmar. 1999. Faktor Kunci dan Teknik Efektif Penerapan Cleaner Production di Industri. Prosiding Seminar Teknik Kimia Soehadi Reksowardojo. Teknik Kimia ITB. Bandung. Badan Administrasi Akademik. 2008. Standard Operating Procedure SOP. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Badan Standadisasi Nasional. 1987. Inti Kelapa Sawit. SNI 01-0003-1987. Badan Standadisasi Nasional. 1992. Minyak Kelapa Sawit. SNI 01-2901-1992. Bapedal. 1996. Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri Penyamakan Kulit. Buku Panduan. Jakarta. Dewi, L. A. Analisis Kehilangan Minyak Kelapa Sawit pada Air Kondensat Unit Perebusan di PT Perkebunan Nusantara III Unit Rambutan. PS Kimia Analisis USU. Medan. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Kebijakan Pengembangan Komoditas Perkebunan Strategis. Rapat Kerja Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung Percepatan dan Pembangunan Ekonomi 1 Februari 2012. Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Pengolahan Hasil Pertanian. 2006. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Pengolahan Hasil Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta. Eckey, S.W. 1955. Vegetable Fat and Oil. Reinhold Publishing Cooporation. New York. Fauzi. 2007. Kelapa Sawit : Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran . Penebar Swadaya. Jakarta. Gelder, V. J. W. 2004. Greasy Palms : European Buyers of Indonesian Palm Oil. Friends of Earth Ltd. London. GTZ. 1997. Environmental Management Guidline for The Palm Oil Industry. Deutche Gesselschaft Fuer Technische Zussammenarbeit GTZ GmbH. Bangkok. Gunawan. 2003. Analisis Pangan : Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai dengan Variasi Menggoreng. FMIPA Universitas Diponegoro. Semarang. 70 Hambali E, Mujdalipah S, Tambunan A.H, Pattiwiri A.W, Hendroko R. 2008. Teknologi Bioenergi. Agro Media Pustaka. Jakarta. Hariyanto. 2007. Manajemen Operasional Bahan Baku TBS dan Pabrik. PKS Pabatu PT Perkebunan Nusantara IV Persero. Pabatu. Hutagaol dan Yahya. 2009. Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit Elaeis guineensis Jacq. di Sungai Pinang Estate PT Bina Sains Cemerlang Minamas Plantation Musi Rawas. Sumatera Selatan. Seminar Departemen Agronomi dan Holtikultura IPB. Bogor. Indrasti, N.S. dan Fauzi, A. 2009. Produksi Bersih. IPB Press Taman Kencana. Bogor. Irvan. 2009. Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit Elaeis guineensis Jacq. Di Sungai Pinang Estate Minamas Plantation. Sumatera Selatan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Lubis, A. U. 2008. Kelapa Sawit Elaeis guineensis Jacq di Indonesia. Edisi 2. Pusat Penelitian Perkebunan Marihat. Sumatera Selatan. Kautsar, F. I. 2006. Aplikasi Produksi Bersih Pada Industri Kelapa Sawit Studi Kasus di PT Z Provinsi Riau. Fateta IPB. Bogor. Ketaren, S. 1996. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta. Kementerian Perindustrian. 2007. Gambaran Sekilas Industri Minyak Kelapa Sawit. Pusat Data dan Informasi Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian. Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup. 2002. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Proper. Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup. 2003. Kebijakan Nasional Produksi Bersih. Jakarta. Loekito. 2002. Teknologi Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol.3 No.3 edisi September 2002:242-250. Mahajoeno E, Lay B.W, Suthajho S.H, Siswanto. 2008. Potensi Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit untuk Produksi Biogas. Biodiversitas. 9:48-52. Mangoensoekarjo, H. dan Semangun. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Gadja Mada University Press. Yogyakarta. Mangunsong dan Lamria. 2003. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Polnep. Pontianak. 71 Marimin. 2008. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Gramedia. Jakarta. Moletta, R. 2005. Winery and Distillery Wastewater Treathment by Anaerobic Digestion. Wat. Sci. Techn, 51 1 : 137-144. Morad et al. 2008. Simplified Life Cycle Assesment of Crude Palm Oil – a Study at a Palm Oil. International Conference on Environmental Research and Technology ICERT 2008. Muchtadi. 1992. Karekterisasi Komponen Instrinsik Utama Buah Sait Elaeis guineensis Jacq Dalam Rangka Optimalisasi Proses Ekstraksi Minyak dan Pemanfaatan Pro Vitamin A. Direktorat Program Pasca Sarjana IPB. Bogor. Nababan A. 2011. Mempelajari Teknologi Proses dan Manajemen Mutu di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Usaha Adolina. Laporan Praktik Lapangan Fateta IPB. Bogor. Naibaho. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Nanda, R. 2010. Studi Pengelolaan Limbah Industri Sebagai Upaya Penerapan Produksi Bersih di Pabrik Kelapa Sawit. Teknik Lingkungan ITS. Surabaya Oginawati, K. Produksi Bersih. Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Bandung. Oktaviani D. 2012. Skripsi : Kajian Manajemen Teknologi Konversi Gas Metana dari Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Menjadi Energi Listrik. Departemen Teknologi Industri Pertanian Fateta IPB. Bogor. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. Pardamean, M. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. Pramudya B. 2010. Model Linear. Handout Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. Primo J. 2008. Circulation Oil. JC Engineering Inc. California. Purwanto. 2005. Penerapan Produksi Bersih Di Kawasan Industri. Seminar Penerapan Program Produksi Bersih Dalam Mendorong Terciptanya Kawasan Eko Industrial di Indonesia 3 Juni 2005. Deputi Urusan Standardisasi dan Teknologi. Jakarta. 72 Rahardiansyah M. N. 2012. Rancang Bangun Penilaian Resiko Mutu Dalam Rantai Pasok Minyak Sawit Kasar Dengan Pendekatan Sistem Dinamis di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Usaha Adolina. Fateta IPB. Bogor. Rangkuti L. 2007. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran Pada Minyak Kelapa Sawit PT Mopoli Raya Aceh Tamiang. FMIPA USU. Medan. Robiana A. 2010. Analisa Kehilangan Minyak Sawit Pada Fat Fit dan Tandan Kosong di PTPN III Kebun Rambutan. Diploma Kimia Analis USU. Medan. Sa’id, E. G. 1994. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Industri Kelapa Sawit. Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan. Bogor. Sastrosayono S. 2006. Budi Daya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Sugihardi. 2011. Perancangan Alat Penukar Kalor Dalam Organik Rangkine Cycle Untuk Memanfaatkan Waste Heat Recovery Dari Blowdown Rebusan Sterilizer Sebagai Pembangkit Listrik 100 KW Pada Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Sugiharto.1987.Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah.UI Press,Jakarta. Sunarko. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengelolaan Kelapa Sawit. Agro Mmedia Pustaka. Jakarta. Suprihatin, Gumbira E, Suparno O, Sarono. 2012. Potensi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Sumber Energi Alternatif. Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2012. Malang. Tim Penulis. 2012. Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan 2012 Unit Usaha Adolina. Panitia Pelaksana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Adolina. Perbaungan. UNEP. 1999. United National Environmental Program. www.unep.org. UNEP. 2003. Cleaner Production Assessment in Industries. www.uneptie.or. [131212]. UNIDO. 2002. What is Cleaner Production. www.unido.org. [131212]. United States Agency For International Development USAID. 1997. Panduan Pengintegrasian Produksi Bersih Ke Dalam Penyusunan Program Kegiatan Pembangunan Depperindag. Di dalam Suartama. 2000. Mempelajari Penerapan Produksi Bersih dan Penanganan Limbah di PT. Great Giant Pineaple Company. Fateta IPB. Bogor. 73 United States Development Agriculture USDA. 2012. Indonesian Palm Oil Production by The Year Statistic . United State Departement of Agriculture. Washington. www.indexmundi.com [131212]. Wibowo. 1996. Produksi Bersih. Yayasan Kalpa Wilis Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta. Widi, S. Laporan Praktik Lapangan : Alat dan Proses Pengolahan Kelapa Sawit. PS Teknik Mesin Lembaga Pendidikan Perkebunan. Yogyakarta. Winarni, O. Kinetika Desorpsi Isotermal Beta Karoten Olein Minyak Sawit Kasar Dari Atapulgit Dengan Menggunakan Etanol. Fateta IPB. Bogor. Yuliani, S. 2006. Pengantar Teknologi Industri. Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana. Jakarta. LAMPIRAN Lampiran 1. Pohon Industri Tanaman Kelapa Sawit 74 Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Daging kelapa sawit Biji kelapa sawit Cangkang Serat Minyak kelapa sawit Inti kelapa sawit Carotein Toco pherol Olein Stearin Free fatty acid Soap stuck Bungkil Palm kernel oil Tepung Arang Bahan bakar Bahan selulosa Buah kelapa sawit Tandan kosong Sludge Cocoa butter Minyak goreng Minyak salad Margarin Shorten Vegetable oil Minyak padat Glyserin Sabun Makanan ternak Fatty acid Fatty acid Lauric acid Miristat acid Briket arang Karbon aktif Asam organik Minyak padat Fatty alcohol ester Metalic sald Polyethoxylated derivatif Fatty amines Ester of dibasic acid Oxygenated fatty acid Fatty alcohol Fatty acid amide Lampiran 1. Pohon Industri Tanaman Kelapa Sawit Sumber : Yahya 2010 Lampiran 2. Diagram Alir Metode Penelitian Persiapan awal Mulai Pengamatan Lapangan Informasi : Aliran proses produksi, sumber daya, dan bahan baku Identifikasi proses Penyusunan alternatif penerapan produksi bersih Pengujian dan analisa Rekomendasi Selesai Studi pustaka Studi pustaka 75 Analisis Kelayakan Lampiran 3. Kuisioner AHP Analytical Hierarchy Process Kuisioner Penelitian Kajian Peluang Aplikasi Produksi Bersih di Industri Pengolahan Kelapa Sawit Elaeis guineensis Jacq. Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Usaha Adolina Perbaungan-Sumatera Utara AHP Analytical Hierarchy Process Kuisioner ini ditujukan kepada Tenaga Ahli Pakar dari Akademisi dan Industri. Tanggal :

1. IDENTITAS PENELITI DAN TENAGA AHLI PAKAR

1.1. IDENTITAS PENELITI Nama : Panji Maulana NRP : F34080002 Program Studi : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Perguruan Tinggi : Institut Pertanian Bogor Pembimbing : Dr. Ir. Tajuddin Bantacut, M.Sc. Prof. Dr.-Ing. Ir. Suprihatin 1.2. IDENTITAS AHLI Nama : Jenis Kelamin : Tanggal Lahir ddmmyy : Pendidikan Terakhir : O Diploma O Sarjana O Master O Doktor Perguruan TinggiIndustri : Instansi Bidang Keahlian : Lama Bekerja : 76

2. PENGANTAR

Pengisian kuisioner dilakukan untuk menentukan strategi dalam penerapan produksi bersih pada industri kelapa sawit. Struktur hierarki dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Struktur Hierarki Aplikasi Produksi Bersih Pada Industri Pengolahan Kelapa Sawit Elaeis guineensis Goal Kriteria faktor Alternatif strategi Pencegahan kontaminan pada buah TBS Teknis Ekonomi Lingkungan Pengendalian asam lemak bebas dengan pengaturan jadwal panen dan efisiensi mobilitas truk buah Tata cara operasi yang baik Pengutipan minyak dengan pembuatan kolam penampung air kondensat Optimasi penegasan SOP Standar Operasional Prosedur Optimasi pemanfaatan tandan kosong Efisiensi penggunaan air Pemanfaatan LCPKS untuk menangkap dan menghasilkan biogas covered lagoon 77

3. PETUNJUK PENGISIAN DAN SKALA PENILAIAN

3. 1. PETUNJUK UMUM Petunjuk pengisian kuisioner AHP Analytical Hierarchy Process adalah sebagai berikut : 1. Isi kolam identitas ahli yang terdapat pada halaman depan kuisioner Bagian 1.2. 2. Berikan penilaian terhadap hierarki penentuan strategi penerapan produksi bersih pada industri kelapa sawit. 3. Penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan atau peran komponen dalam satu level hierarki yang berkaitan dengan komponen level sebelumnya menggunakan skala penilaian yang terdapat pada petunjuk Bagian 3.2. 4. Penilaian dilakukan dengan mengisi titik-titik pada kolom yang tersedia. 3. 2. SKALA PENILAIAN Skala penilaian yang dapat digunakan adalah sebagai berikut yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Skala penilaian kriteria dan alternatif AHP Analytical Hierarchy Process Nilai Perbandingan A dibandingkan dengan B Definisi 1 A sama penting dengan B 3 A sedikit lebih penting dari B -3 Kebalikannya B sedikit lebih penting dari A 5 A jelas lebih penting dari B -5 Kebalikannya B jelas penting dari A 7 A sangat jelas lebih penting dari B -7 Kebalikannya B sangat jelas lebih penting dari A 9 A mutlak lebih penting dari B -9 Kebalikannya B mutlak lebih penting dari A 2,4,6,8 atau -2, -4, -6, -8 Diberikan apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan. Sumber : Marimin 2008 dalam Hapsari P 2012 Keterangan : Dalam pengisian kuisioner ini tenaga ahli pakar diminta untuk membandingkan mana yang lebih penting antara elemen A dengan elemen B, lalu memberikan bobot berdasarkan petunjuk. Keluaran dari kuisioner ini adalah menentukan salah satu elemen yang menjadi prioritas untuk diimplementasikan berdasarkan pendapat tenaga ahli pakar. 3. 3. CONTOH PENGISIAN Misalkan terdapat elemen yang mempengaruhi penerapan produksi bersih yang akan diterapkan yaitu faktor ekonomi, lingkungan, dan teknis. Berdasarkan tingkat kepentingan tenaga ahli pakar maka faktor tersebut disusun dalam bentuk tabel seperti pada contoh berikut Tabel 2. 78 Tabel 2. Contoh tabel pengisian AHP Analytical Hierarchy Process Elemen Kriteria Elemen Kriteria Teknik Ekonomi Lingkungan Teknik 1 -7 5 a b Ekonomi 1 4 c Lingkungan 1 Keterangan : Nilai pada a Nilai pada : Faktor ekonomi sangat jelas lebih penting dari faktor teknik. b Nilai pada : Faktor teknik jelas lebih penting dari faktor lingkungan. c : Faktor ekonomi jelas lebih penting dari faktor lingkungan ada keraguan.

4. PENILAIAN KUISIONER AHP Analytical Hierarchy Process

4. 1. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria Tabel 3. Penilaian tentang perbandingan tingkat kepentingan antar kriteria Elemen Kriteria Elemen Kriteria Teknis Ekonomi Lingkungan Teknis 1 ... ... Ekonomi 1 ... Lingkungan 1 79 4.2. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan antar rekomendasi alternatif berdasarkan kriteria teknis, ekonomi, dan lingkungan. Tabel 4. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan antar rekomendasi alternatif berdasarkan kriteria teknis Elemen Alternatif Elemen Alternatif A B C D E F G H A 1 ... ... ... ... ... ... ... B 1 ... ... ... ... ... ... C 1 ... ... ... ... ... D 1 ... ... ... ... E 1 ... ... ... F 1 ... ... G 1 ... H 1 Tabel 5. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan antar rekomendasi alternatif berdasarkan kriteria ekonomi Elemen Alternatif Elemen Alternatif A B C D E F G H A 1 ... ... ... ... ... ... ... B 1 ... ... ... ... ... ... C 1 ... ... ... ... ... D 1 ... ... ... ... E 1 ... ... ... F 1 ... ... G 1 ... H 1 80 Tabel 6. Penilaian perbandingan tingkat kepentingan antar rekomendasi alternatif berdasarkan kriteria lingkungan Elemen Alternatif Elemen Alternatif A B C D E F G H A 1 ... ... ... ... ... ... ... B 1 ... ... ... ... ... ... C 1 ... ... ... ... ... D 1 ... ... ... ... E 1 ... ... ... F 1 ... ... G 1 ... H 1 Keterangan : Alternatif A : Pencegahan kontaminan pada buah TBS. Alternatif B : Pengaturan jadwal panen dan efisiensi mobilitas truk buah untuk mengendalikan asam lemak bebas. Alternatif C : Tata cara operasi yang baik. Alternatif D : Pengutipan minyak dengan pembuatan kolam penampung air kondensat dan pemisah minyak dari air kondensat. Alternatif E : Optimasi penegasan SOP Standar Operasional Prosedur. Alternatif F : Optimasi pemanfaatan tandan kosong. Alternatif G : Efisiensi penggunaan air. Alternatif H : Pemanfaatan LCPKS untuk menangkap dan menghasilkan biogas dengan pembuatan kolam stabilisasi tertutup covered lagoon 81 Lampiran 4. Flowsheet Proses Produksi Pabrik Kelapa Sawit Sumber : PKS Adolina 2012 82 Lampiran 5. Standar-Standar di PKS Unit Usaha Adolina

a. Standar losses minyak sawit CPO di pabrik kelapa sawit