Pencegahan Kontaminasi Pada Buah

67

6.8. Pencegahan Kontaminasi Pada Buah

Kontaminan pada buah akan banyak ditemukan di stasiun penerimaan buah bagian sortasi loading ramp . Kontaminan ini berupa tanah, pasir, batu, dan plastik-plastik dari kebun afdeling yang terikut ke dalam truk saat buah akan diangkut ke pabrik pengolahan atau PKS Pabrik Kelapa Sawit. Kontaminan ini harus dicegah atau setidaknya dikurangi kadarnya karena akan menurunkan kualitas produk, merusak peralatan pengolahan, dan sangat mengotori lingkungan pabrik. Walaupun hal ini terlihat tidak terlalu berdampak apapun karena hanya berupa tanah, pasir, dan kotoran lainnya, namun jika tidak dilakukan upaya intensif berupa pencegahan dan dibiarkan dalam jumlah banyak akan sangat menggangu operasional pabrik. Industri kelapa sawit mengatasi permasalahan kontaminan pada buah dengan membuat kisi-kisi pada loading ramp. Pasir, tanah, dan batu akan terjatuh melalui kisi-kisi tersebut. Kemudian operator rel lori akan mengumpul dan mengutip secara manual kotoran yang terjatuh dan selanjutnya membuangnya. Alternatif yang direkomendasikan yaitu mengoptimalkan pengawasan buah yang akan dibawa dari kebun dan buah yang masuk di pabrik pada stasiun penerimaan buah loading ramp. Buah yang akan dibawah dari kebun sebelum dimasukkan ke dalam truk harus dibersihkan dengan sapu lidi agar pasir, tanah, batu, dan kotoran-kotoran lainnya tidak ikut terbawa ke dalam pabrik. Selain itu perlunya dilakukan pembersihan area lantai loading ramp pada saat hari memulai proses serta pada interval waktu tertentu saat proses. Kesadaran dari pihak pekerja di kebun maupun di pabrik juga harus mendukung. Secara teknis rekomendasi pencegahan kontaminasi pada buah bisa diterapkan tanpa biaya. Dalam hal lingkungan, alternatif ini akan memberikan keuntungan berupa kondisi area pabrik menjadi tetap bersih. Hal ini dilakukan untuk menjaga efisiensi dan efektifitas proses. Dalam hal finansial atau ekonomi, keuntungan yang diperoleh memerlukan kajian lebih lanjut dan koordinasi yang baik dengan pihak manajemen industri kelapa sawit untuk menentukan nilai keuntungan kuantitatif yang akan didapatkan. Namun dengan pelaksanaan alternatif pencegahan kontaminasi pada buah, kondisi ini memperbaiki mutu dari CPO. Selain itu juga akan mengurangi resiko kerusakan mesin terutama ketel rebusan yang bisa mengalami kerusakan jika terlalu sering bergesekan dengan buah yang mengandung pasir saat dimasukkan ke dalam ketel rebusan. Hal ini secara tidak langsung akan memberikan keuntungan finansial kepada pihak industri baik karena mutu yang dihasilkan maupun dari penghematan biaya maintenance dari mesin yang rusak. 68

VII. KESIMPULAN DAN SARAN