STASIUN PABRIK BIJI a. Ceceran Minyak Di Atas Norma

52 Walaupun hal ini telah memberikan keuntungan finansial kepada pabrik kelapa sawit, namun masih banyak terdapat permasalahan-permasalahan terutama pada stasiun pemurnian ini. Masih banyak air yang dibiarkan mengalir karena operator tidak menutup kran setelah melakukan pencucian terhadap mesin-mesin di stasiun pemurnian. Selain itu kebocoran selang dan penggunaan air pada aliran lumpur juga menyebabkan pemborosan penggunaan air. Kebocoran selang dan kran yang dibiarkan terbuka akan membuat genangan pada lingkungan kerja pabrik. Penggunaan air pada aliran lumpur maksudnya air digunakan untuk mengalirkan lumpur yang masih mengandung minyak untuk dibawa ke bak fat fit. Lumpur ini akan dialirkan melalui-melalui parit. Rekomendasi teknik produksi bersih yang dilakukan yaitu dengan teknik good house-keeping melakukan penutupan kebocoran air dengan pengelasan pada besi selang atau mengganti selang yang bocor. Selain itu juga dituntut dari operator berupa kesadaran penggunaan air. Kautsar 2006 menyebutkan bahwa kebocoran selang-selang di stasiun pemurnian pada pabrik kelapa sawit menghasilkan debit kebocoran rata-rata sebesar 0,062 m 3 jam dan pemborosan untuk mengalirkan saluran lumpur mencapai 1,188 m 3 jam. Jika PKS Unit Usaha Adolina berproduksi 5.168 jamtahun maka kehilangan penghematan penggunaan air mencapai 6.460 m 3 tahun atau setara dengan Rp. 14.864.460,00tahun. Keuntungan ekonomi penghematan penggunaan air dapat dilihat pada Lampiran 11. Lumpur yang dialirkan dengan air masih mengandung minyak dan PKS Unit Usaha Adolina sudah mengantisipasinya dengan membuat kolam fat fit. Minyak hasil pengutipan di kolam fat fit ini akan dibawa kembali ke stasiun pemurnian dan dimasukkan ke dalam continious settling tank sedangkan lumpur dibawa ke IPAL Instalasi Pengolahan Air Limbah. Hariyanto 2007 menyebutkan bahwa kandungan minyak dalam lumpur di atas norma dikarenakan kinerja CST tidak optimal suhu cairan dalam CST kurang dari 95 C, retention time di CST kurang dari 5 jam, dan kurang penambahan air pengencer. Oleh karena itu untuk menghindari kehilangan minyak harus dilakukan pencegahan good house-keeping berupa penegasan SOP dan tata cara operasi yang baik oleh operator dan asisten pabrik dengan melakukan pengawasan di stasiun pemurnian. Secara teknik dan lingkungan alternatif ini harus dilakukan untuk mencegah kehilangan minyak namun untuk analisa finansial belum bisa dilakukan karena kehilangan minyak yang dihasilkan tidak konsisten setiap waktu.

5.4.6. STASIUN PABRIK BIJI a. Ceceran Minyak Di Atas Norma

Kernel silo umumnya digunakan untuk kapasitas PKS 30 ton TBSjam berukuran masing-masing rata- rata panjang 2.190 mm dengan lebar 1.840 mm dan tinggi 5.020 mm dengan volume ±20 m 3 . Untuk pemanasan kernel silo dilengkapi dengan satu blower dan satu heater. Kernel silo berfungsi untuk mengeringkan inti yang berasal dari hydocyclone sampai kadar air sesuai dengan norma yang telah ditentukan. Di dalam kernel silo suhu pemanas yang digunakan dibagi menjadi tiga bagian yaitu tingkat I atau di bagian bawah dengan suhu 60-70 C. Tingkat II atau di bagian tengah dengan suhu 50- 60 C. Tingkat III atau yang paling atas dengan suhu 40-50 C. Kernel silo juga dilengkapi dengan shaking grade yang digunakan untuk pengaturan pengiriman inti ke hopper inti dan blower pneumatic. Suhu pada kernel silo dapat meningkat tidak seperti seharusnya dan mengakibatkan minyak pada inti sawit keluar. Hal ini akan menyebabkan penurunan kandungan minyak pada inti sawit. Akibatnya kualitas inti sawit menurun. Minyak ini akan keluar dan cukup mengotori lantai pabrik dan membuat lantai menjadi licin. Minyak juga akan terbawa ke dalam hopper kernel dan mengotori bagian dalamnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja dari kernel silo diantaranya 53 temperatur, waktu, kualitas dan kuantitas, kondisi dan kebersihan heater, suplai uap, kondisi blower, kebersihan kisi-kisi dalam silo, dan sistem First in first out. Alternatif teknik pelaksanaan produksi bersih yang direkomendasikan yaitu good house-keeping dengan mengawasi suhu kernel silo dan uap yang masuk. Pengawasan ini dilakukan oleh seorang operator. Asisten pabrik juga harus melakukan pengawasan secara berkala setiap harinya untuk memastikan dan memeriksa buku catatan operator di kernel silo. Operator harus menurunkan uap panas dengan menutup katup jika suhu kernel silo telah melebihi batas. Altenatif ini membutuhkan kesadaran dan kinerja optimal dari seorang operator. Secara teknik dan lingkungan rekomendasi ini bisa dilakukan tanpa mengeluarkan biaya, materi, dan peralatan khusus lainnya. Mengenai analisis finansial tidak ditentukan karena harus melakukan kajian lebih lanjut mengenai keuntungan yang bisa diperoleh dan dibutuhkan kordinasi dengan pihak manajemen perusahaan.

5.4.7. BAGIAN PENGOLAHAN LIMBAH a. Pemanfaatan Limbah Cair Sebagai Biogas Sumber Energi Alternatif