STASIUN REBUSAN a. Tekanan Rebusan Tidak Mencapai 2,8 kgcm

44 pengangkutan dengan sistem waktu panen di kebun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kenaikan asam lemak bebas setelah buah dipanen. Penetapan sistem penjadwalan penggunaan truk yang dikoordinasikan dengan jadwal panen menjadi rekomendasi untuk menghemat biaya penyewaan truk yang digunakan sekaligus menghindari peningkatan ALB karena buah yang menunggu terlalu lama untuk diangkut setelah dipanen. Secara teknik rekomendasi pembuatan sistem penjadwalan panen dan efisiensi penggunaan truk bisa dilaksanakan dengan koordinasi pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan mutu TBS yang dihasilkan. Secara ekonomi atau keuntungan finansial perlu dilakukan kajian dan analisis lebih lanjut untuk mengetahui keuntungan yang bisa didapatkan dari perbaikan asam lemak bebas dari rekomendasi yang telah dilakukan. Namun untuk penghematan penyewaan truk setelah dianalisis dari jumlah buah yang dihasilkan dengan truk yang digunakan dari setiap afdeling, maka pihak Unit Usaha Adolina dapat melakukan efisiensi pengangkutan dan menghasilkan penghematan sebesar Rp. 576.000.000tahun Pihak Unit Usaha Adolina menyewa truk dari pihak rekanan sebesar Rp. 6.000.000trukbulan. Rekomendasi efisiensi penggunaan truk dan lahan yang harus di panen dapat dilihat pada Lampiran 8.

5.4.2. STASIUN REBUSAN a. Tekanan Rebusan Tidak Mencapai 2,8 kgcm

2 Pada Puncak Ketiga Pada pabrik pengolahan kelapa sawit mempunyai norma tentang berapa nilai tekanan yang harus diberikan pada saat perebusan. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pada sistem perebusan dilakukan dengan sistem 3 puncak dimana pada puncak pertama harus mencapai 2,3 kgcm 2 , puncak kedua 2,5 kgcm 2 , dan pada puncak ketiga 3,0 kgcm 2 dengan total satu waktu siklus 80-90 menit. Sugiardi 2011 menyebutkan bahwa uap yang digunakan adalah uap jenuh dengan tekanan 2,8-3,0 kgcm 2 dan pada suhu 135 C yang dilakukan untuk membunuh enzim lipase yang menyebabkan hidrolisa minyak. Tekanan dan suhu yang tidak sesuai dengan norma menyebabkan kadar asam lemak bebas menjadi tinggi. Jika asam lemak tinggi maka akan berpengaruh terhadap produk turunan yang dihasilkan menjadi terasa bau tengik, kerusakan gizi, tekstur, dan cita rasa menurun Gunawan, 2003. Beberapa hal kemungkinan yang menyebabkan tekanan rebusan terutama pada puncak ketiga berada dibawa dari norma yang telah ditetapkan atau dengan kata lain kurang dari 2,8 kgcm 2 antara lain jarak yang terlalu jauh antara ketel rebusan dengan BPV, kemungkinan banyak kebocoran uap di rebusan atau pada pipa dari BPV menuju rebusan, serta terlalu banyak pemakaian uap untuk instalasi di luar rebusan Hariyanto, 2007. Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan suatu upaya pencegahan dengan teknik good house-keeping berupa pengawasan operasional oleh mandor rebusan kepada operator. Pengawasan operasional dilakukan dengan mengevaluasi grafik rebusan hasil rekaman perebusan pada mesin operator untuk mengetahui tekanan perebusan, kebocoran uap, holding time, waktu rebus, dan waktu merebus. Pemeriksaan harian alat pengukur tekanan dan suhu setiap pagi harus dilakukan sebelum proses pada hari tersebut akan dimulai. Dengan kata lain, upaya yang direkomendasikan yaitu dengan optimasi tata cara operasi yang baik oleh pekerja. Selain itu perlu penegasan SOP Standar Operasional Prosedur di stasiun perebusan baik dalam hal ketelitian proses serta keselamatan dan kesehatan kerja. Secara teknik dan lingkungan rekomendasi layak untuk dilaksanakan untuk mendapatkan produktifitas dan rendemen yang tinggi. Jika rendemen yang dihasilkan meningkat maka secara tidak langsung keuntungan perusahaan secara finansial juga meningkat. Analisis keuntungan secara finansial tidak bisa ditentukan nilai dalam kuantitatif karena harus dilakukan kajian finansial lebih lanjut dan koordinasi dengan manajemen pusat pihak pabrik. 45

b. Kandungan Minyak Dalam Air Kondensat di Atas Norma