Optimasi Penegasan SOP IMPLIKASI OPERASIONAL PERUSAHAAN

61 pengaturan jadwal panen dan efisiensi penggunaan truk, pengutipan minyak dengan pembuatan kolam penampung air kondensat dan kolam penampung minyak dari air kondensat, dan upaya pencegahan kontaminasi kotoran pada buah.

6.1. Optimasi Penegasan SOP

Standard Operating Prosedur SOP pada dasarnya adalah pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang dalam organisasi berjalan secara efisien dan efektif, konsisten, standar, dan sistematis BAA, 2008. Dengan adanya SOP diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja produksi dan layanan yang diberikan. Adanya instruksi kerja yang terstandarisasi maka semua kegiatan akan dilakukan secara konsisten oleh siapapun yang ada di dalam badan tersebut. Semua industri kelapa sawit memiliki buku SOP nya sendiri. SOP itu tercantum pada buku Pedoman SPO Standar Prosedur Operasi Perusahaan. Permasalahan yang sering terjadi pada industri kelapa sawit adalah mengenai penerapan dari SOP tersebut. SOP yang telah ada sebenarnya sudah dibuat dengan sangat baik. Namun perlu adanya penegasan dari jajaran puncak manajemen dalam penerapannya. SOP harus bersifat dinamis, dalam arti bisa mengikuti kondisi pada saat aturan atau standar itu dibuat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan produktivitas. Optimasi penerapan SOP harus bersifat tegas di seluruh elemen baik itu dari sisi perkebunan, pabrik, sampai unsur manajemen tanpa terkecuali. Optimasi penegasan SOP sangat berkaitan dengan tata cara operasi yang baik oleh operator atau pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Dalam penelitian ini penegasan SOP dikhususkan untuk kasus tekanan rebusan yang tidak mencapai 2,8 kgcm 2 pada puncak ketiga, tumpahan minyak pada digester, atau adanya c eceran minyak di atas norma atau aturan yang telah ditetapkan. Tekanan rebusan yang tidak mencapai 2,8 kgcm 2 pada puncak ketiga disebabkan jarak yang terlalu jauh antara ketel rebusan dengan BPV, kemungkinan banyak kebocoran uap di rebusan atau pada pipa dari BPV menuju rebusan, serta terlalu banyak pemakaian uap untuk instalasi di luar rebusan Hariyanto, 2007. Jika pelaksanaan telah sesuai dengan SOP namun masih terjadi kasus seperti ini maka perlu dilakukan pencegahan agar tidak mempengaruhi proses-proses lainnya. Upaya menghindari hal tersebut maka diperlukan pencegahan dengan pengawasan operasional oleh operator, mandor, dan asisten pengolahan. Pengawasan operasional dilakukan dengan mengevaluasi grafik rebusan hasil rekaman perebusan pada mesin operator untuk mengetahui tekanan perebusan, kebocoran uap, holding time, waktu rebus, dan waktu merebus. Pemeriksaan harian alat pengukur tekanan dan suhu setiap pagi harus dilakukan sebelum proses pada hari tersebut dimulai. Pada proses pengempaan akan terjadi kehilangan minyak berupa ceceran minyak akibat tertumpah di lantai. Tumpahan minyak pada digester disebabkan karena pelaksanaan proses tidak sesuai dengan SOP. Walaupun tumpahan ini tidak banyak namun tumpahan ini dapat mengotori pabrik. Kautsar 2006 menyebutkan bahwa hal ini disebabkan karena keadaan penuh yang mengakibatkan air proses pelumatan meluap dari manhole yang merupakan lubang yang digunakan untuk mengetahui keadaan bagian dalam digester. Penyebab hal ini adalah pengadukan yang tidak sempurna karena pisau digester yang telah tumpul. Alternatif yang diberikan yaitu dengan mengganti pisau digester setiap 4 bulan 19 hari. Jika SOP sudah dilaksanakan dengan baik namun masih terdapat sedikit minyak yang meleleh dari digester maka alternatif yang dilakukan adalah pembersihan lantai proses oleh operator. Ceceran minyak yang terdapat pada setiap stasiun pada umumnya akan dapat diminimasi jika SOP 62 benar telah dilakukan dengan baik. Secara teknis optimasi penegasan SOP dapat dengan mudah diterapkan dalam industri kelapa sawit. Dengan penegasan SOP akan membuat pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dalam hal ekonomi, keuntungan sudah pasti akan diperoleh dengan kinerja yang baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Untuk keuntungan harus membutuhkan kajian lebih lanjut mengenai besarnya nilai yang bisa diperoleh. Secara lingkungan juga akan memberikan keuntungan dengan pengurangan kuantitas hasil samping yang dihasilkan. Penerapan alternatif optimasi penegasan SOP diharapkan direkomendasikan tidak hanya di stasiun perebusan dan pengempaan seperti dalam kasus di atas, namun juga harus dilakukan di seluruh aspek stasiun baik di pabrik pengolahan maupun di perkebunan.

6.2. Efisiensi Penggunaan Air