Lampiran 5. Standar-Standar di PKS Unit Usaha Adolina
a. Standar losses minyak sawit CPO di pabrik kelapa sawit
No Parameter
Standar Losses Terhadap
Contoh TBS
1 Sludge
akhir fat-fitdeoling pond 0,50
0,30 2
Ampas kempa 3,90
0,55 3
Tandan kosong 1,85
0,39 4
Buah ikut tandan kosong 2,50
0,16 5
Biji ampas kempa 0,80
0,10 6
Sludge centrifuge contoh
0,60 maks -
7 Air rebusan contoh
0,50 maks -
8 Kenaikan ALB pabrik
0,30 maks -
Total kehilangan minyak terhadap TBS 1,50 maks
b. Standar mutu minyak kelapa sawit CPO pabrik kelapa sawit No
Parameter Satuan
Standar
1 ALB Golden CPO
ALB CPO Super ALB CPO non Super
2,00 maks 2,50 maks
3,50 maks 2
Kadar air 0,15 maks
3 Kadar kotoran
0,02 maks 4
DOBI 2,50 min
5 Bilangan iodin
- 51,00 min
6 Bilangan peroksida
mekkg 5,00 maks
7 Bilangan anisidine
mekkg 5,00 maks
8 Fe
ppm 5,00 maks
9 Cu
ppm 0,30 maks
10 Titik cair
39,00-41,00 C
c. Standar losses minyak inti sawit kernel di pabrik kelapa sawit
No Parameter
Standar Losses Terhadap
Contoh TBS
1 Inti dalam tandan kosong
2,50 maks 0,05 maks
2 Ampas kempa
2,00 maks 0,28 maks
3 Cangkang gabungan
3,73 maks 0,22 maks
Total kehilangan minyak terhadap TBS 1,50 maks
d. Standar mutu minyak inti kelapa sawit kernel pabrik kelapa sawit
No Parameter
Standar untuk penjualan
Standar untuk PPIS
1 ALB
2,00 maks 2,00 maks
2 Kadar air
7,00 maks 7,00-8,50
3 Kadar kotoran
6,00 maks 7,50-8,50
4 Inti pecah ripple mill
15,00-17,00 -
83 Sumber : PKS Adolina 2011
Lampiran 6. Denah Pengolahan Limbah Fat fit-Kolam Anaerobik
Total volume kolam limbah 21.560 m
3
dengan efektifitas volume kolam limbah 80, [80 x 21.560 m
3
= 17.248 m
3
]. Retention time efektif 17.248 m
3
365 = 47 hari. Kedalaman kolam limbah 3,5 m. Total panjang parit land application 30.000 m spiral pattern. Saluran limbah dari pabrik ke IPAL berbentuk paret.
Sumber : PT Perkebunan Nusantara IV Persero Unit Usaha Adolina
84
Lampiran 7. Permasalahan dan Alternatif Produksi Bersih PKS Pabrik Kelapa Sawit
Stasiun Penerimaan Buah
No Permasalahan
Identifikasi Penyebab Kemungkinan Penyebab
Rekomendasi Teknik
Produksi Bersih Rekomendasi Pelaksanaan
Produksi Bersih Level Pelaksanaan
M M
1
M
2
M
3 4
1 Kontaminan
pada buah √
√ 1.
Kotoran tanah dan sampah plastik yang terbawa dari
kebun. 2.
Sistem penyortasian di stasiun penerimaan buah
tidak sesuai SOP Penyortasian secara
manual Good
House-keeping 1.
Optimasi pengawasan buah yang akan dikirim di
kebun Penegasan terhadap
sistem denda panen. 2.
Pembersihan area lantai loading ramp
setiap pagi sebelum memulai proses.
3. Penerapan SOP yang tegas
terhadap kinerja operator stasiun penerimaan buah.
L
1
L
1
L
1
2 Peningkatan
asam lemak bebas
√ √
√ 1.
Buah terlalu lama dikirim dari kebun afdeling buah
yang sudah dipanen tidak langsung dibawa ke pabrik
karena menunggu truk 2.
Buah pembelian yang dikirim bukan merupakan
TBS siap panen atau terlalu matang.
Good House-keeping
1. Optimasi pengawasan
buah yang akan dikirim di kebun
Penegasan terhadap sistem denda panen.
2. Penerapan SOP yang tegas
terhadap kinerja operator stasiun penerimaan buah.
3. Pengaturan penjadwalan
sistem panen dan efisiensi penggunaan truk
L
1
L
1
L
2
85
Stasiun Perebusan
No Permasalahan
Identifikasi Penyebab Kemungkinan Penyebab
Rekomendasi Teknik
Produksi Bersih Alternatif
Produksi Bersih Level
Pelaksanaan M
M
1
M
2
M
3 4
1 Tekanan rebusan
kurang dari 2,8 kgcm
√
2
√ √
1. Jarak terlalu jauh atau banyak
tahanan antara BPV Back Pressure Valve
dan rebusan sehingga selisih tekanan antara
BPV dan rebusan lebih besar 0,2 kgcm
2
2. Banyak kebocoran steam di
rebusan atau pada pipa dari BPV menuju rebusan.
.
3. Terlalu banyak pemakaian
steam untuk instalasi di luar
rebusan. Good
House-keeping 1.
Pemeriksaan ketel rebusan sebelum mulai proses.
2. Pengawasan tekanan rebusan,
kebocoran uap, holding time, waktu rebus dengan melihat
grafik mesin oleh asisten pabrik secara teratur.
L
1
L
1
2 Kandungan
minyak dalam air kondensat di atas
norma √
√ √
1. Buah restan dicampur buah
segar dalam satu perebusan. 2.
Holding time terlalu lama. 3.
Buah banyak yang terlukamemar akibat sering
terbanting atau brondolan terlindas kendaraan.
4. Pembuangan air kondensat tidak
tuntas. Modifikasi
Proses 1.
Pembuatan kolam penampung kolam kondensat dan kolam
penampung minyak. L
3
86
Stasiun Penebahan
No Kemungkinan
Permasalahan Identifikasi Penyebab
Kemungkinan Penyebab Rekomendasi
Teknik Produksi Bersih
Alternatif Produksi Bersih
Level Pelaksanaan
M M
1
M
2
M
3 4
1 Buah terlalu lama
menunggu untuk dituang ke dalam
autofeeder √
√ 1.
Pemakaian unit rebusan terlalu banyak Pemakaian kapasitas
olah 30 tonjam lebih dari 2 unit dan untuk kapasitas olah 60 ton
TBSjam lebih dari 4 unit 2.
Stagnasi setelah instalasi rebusan
Good
House-keeping
1. Penuangan buah hasil rebusan
dengan hoisting crane ke dalam autofeeder dengan
interval waktu 5 menit. 2.
Optimasi operator stasiun penebahan.
L
1
L
1
2 Kehilangan buah
dan minyak terikut tandan
kosong diatas norma
√ √
√ 1.
Buah belum memenuhi kriteria matang panen.
2. Holding time terlalu singkat.
3. Tekanan steam perebusan
kurang dari 2,8kgcm
2
4. Temperatur kurang dari 130
.
5. Putaran tromol thresser terlalu
cepat atau terlalu lama. C
akibat pembuangan air kondensat tidak tuntas.
Good House-keeping
dan On site reuse
1. Perngawasan kualitas atau
mutu hasil panen. 2.
Konsistensi waktu dan tekanan rebusan dan hal ini
butuh optimasi kinerja dari operator dan mengendalikan
mesin pengendali ketel rebusan.
3. Pengutipan tandan kosong
yang terjatuh di lantai-lantai stasiun penebahan sampai ke
hopper janjangan yang dilalui
konveyor tandan kosong L
1
L
1
L
2
87
Stasiun Pengempaan
No Kemungkinan
Permasalahan Identifikasi Penyebab
Kemungkinan Penyebab Rekomendasi
Teknik Produksi Bersih
Alternatif Produksi Bersih
Level Pelaksanaan
M M
1
M
2
M
3 4
1 Tumpahan
minyak pada digester
√ 1.
Siklus perebusan terlalu lama akibat tekanan rebusan kurang
dari 2,8 kgcm
2
2. Stagnasi pada instalasi sebelum
digester. .
3. Timba-timba buah tidak
lengkap. 4.
Interval penuangan buah masak ke autofeeder lebih dari 5 menit
Modifikasi Proses
dan Good
House-keeping 1.
Pembuatan pintu penutup manhole pada digester
2. Pengelasan pipa-pipa yang
bocor atau mengganti jika pipa sudah over korosif.
L
2
L
1
Stasiun Pemurnian
No Kemungkinan
Permasalahan Identifikasi Penyebab
Kemungkinan Penyebab Rekomendasi
Teknik Produksi Bersih
Alternatif Produksi Bersih
Level Pelaksanaan
M M
1
M
2
M
3 4
1 Ceceran air dan
minyak di stasiun pemurnian
√ √
1. Optimasi pengawasan Kinerja
CST oleh operator dan asisten pabrik Suhu cairan CST 95
Good C,
penambahan air pengencer, dan retention time
tidak lebih dari 5 jam
House-keeping 1.
Pengawasan stasiun pemurnian dengan tata cara
operasi yang baik. 2.
Pembersihan lokasi pabrik dari minyak tumpahan dengan
minimasi penggunaan air seminimal mungkin.
L
1
L
1
88
Stasiun Pabrik Biji
No Kemungkinan
Permasalahan Identifikasi Penyebab
Kemungkinan Penyebab Rekomendasi
Teknik Produksi Bersih
Alternatif Produksi Bersih
Level Pelaksanaan
M M
1
M
2
M
3 4
1 Ceceran minyak
di atas norma √
√ 1.
Kecepatan hisap separating column
terlalu kencang sehingga pembagian uap panas tidak stabil.
2. Ada kebocoran pada katup
sehingga uap panas tidak bisa tertutup ketika telah melebihi
norma suhu. Good
House-keeping 1.
Optimasi pengawasan suhu kernel
dan uap yang masuk Operator harus menurunkan
uap masuk dengan menutup katup jika suhu pada paling
atas melebihi norma suhu 40- 50
C, bagian tengah melebihi norma suhu 50-60
C, dan pada bagian bawah kernel silo
melebihi norma suhu 60- 70
2. Penerapan SOP yang tegas
terhadap kinerja operator stasiun pabrik biji.
C. L
1
L
1
Bagian Pengelolaan Limbah
No Kemungkinan
Permasalahan Identifikasi Penyebab
Kemungkinan Penyebab Rekomendasi
Teknik Produksi Bersih
Alternatif Produksi Bersih
Level Pelaksanaan
M M
1
M
2
M
3 4
1 √
Limbah cair pabrik kelapa
sawit √
√ √
1. Uap air yang digunakan untuk
merebus kelapa sawit. 2.
Faktor mesin yang bocor sehingga losses minyak
On site reuse Pemanfaatan limbah cair untuk
menghasilkan energi alternatif berupa biogas dengan mendirikan
kolam stabilisasi tertutup covered L
3
89
tertumpah di lantai. 3.
PKS pada umumnya menggunakan limbah cair kelapa
sawit sebagai aplikasi lahan langsung dibuang.
4. Penggunaan air yang berlebihan
oleh operator saat pencucian mesin
lagoon
Keterangan identifikasi penyebab dan level pelaksanaan pada Lampiran 7 : M
1
M :
Faktor material Bahan BakuOlah.
2
M :
Faktor mesin atau alat.
3
M :
Faktor metode atau cara.
4
L :
Faktor manusia skill Sumber Daya Manusia.
1
dikategorikan rendah. :
Level 1 Dapat segera dilaksanakan dengan tidak membutuhkan biaya tambahan. Kalaupun mengeluarkan biaya, biaya yang dikeluarkan L
2
menganalisa finansial lanjutan serta membutuhkan biaya investasi menengah. :
Level 2 Pelaksanaan dapat dilaksanakan namun memerlukan analisis lanjutan dengan pihak manajemen perusahaan untuk pelaksanaannya dan L
3
memerlukan biaya investasi yang relatif tinggi. :
Level 3 Pelaksanaannya sangat kecil dilaksanakan karena selain membutuhkan analisis lanjutan juga memerlukan analisis lanjutan juga
90
Lampiran 8. Sistem Penjadwalan Waktu Panen dan Efisiensi Penggunaan Truk
a. Rata-rata produksi TBS Afd Afdeling kebun Unit Usaha Adolina Bulan