Status Keberlanjutan Dimensi Hukum dan Kelembagaan

penyediaan air bersih Kota Tarakan secara berkelanjutan sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Penentuan faktor-faktor kunci dalam analisis ini dilakukan dengan menggabungkan faktor-faktor kunci yang sensitif berpengaruh yang diperoleh dari analisis kebutuhan need analysis hasil Interpretative Structural Modeling ISM. Berdasarkan hasil analisis keberlanjutan diperoleh 13 faktor atribut yang sensitif Tabel 13 dan selanjutnya diajukan kepada pakar untuk dinilai dan selanjutnya dianalisis prospektif. Hasil analisis prospektif diperoleh 3 tiga faktor kunci seperti yang disajikan pada Gambar 32. Tabel 13 Faktor-faktor kunci yang berpengaruh dalam penyediaan air bersih di Pulau Tarakan No Faktor Analisis Dimensi Keberlanjutan 1 2 3 Dimensi Lingkungan 3 faktor kunci : Kuantitas air baku Curah hujan dan hari hujan Pengembangan sumber air baku 4 5 6 Dimensi Ekonomi 3 faktor kunci : Tingkat keuntungan PDAM Tarif air PDAM Willingness to pay Kesediaan membayar dalam pemakaian sumber air 7 8 Dimensi Sosial 2 faktor kunci : Tingkat keluhan masyarakat pelanggan terhadap PDAM Tingkat ketergantungan masyarakat terhadap air bersih 9 10 11 Dimensi Infrastruktur dan Teknologi 3 faktor kunci : Tingkat pelayanan PDAM air bersih Kondisi IPA PDAM Ketersediaan layanan listrik untuk pengolahan air bersih 12 13 Dimensi Hukum dan Kelembagaan 2 faktor kunci : Keberadaan lembaga sosial air bersih Ketersediaan peraturan perundang-undangan pengelolaaan air bersih Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan faktor diperoleh 3 tiga faktor kuncipenentu yang mempunyai pengaruh kuat dan ketergantungan antar faktor tidak terlalu kuat, yaitu : 1 Pengembangan sumber air baku, 2 Kuantitas air baku, dan 3 Tingkat pelayanan PDAM air bersih. Keterkaitan antara tiga faktor yang berpengaruh terhadap sistem penyediaan air bersih di Pulau Tarakan dinyatakan sebagai berikut : “pengembangan sumber air baku sebagai cara untuk pemenuhan kuantitas air baku yang dibutuhkan oleh masyarakat dan tingkat pelayanan PDAM dalam menyediakan air bersih perlu ditingkatkan dalam menjaga keberlanjutan sistem penyediaan air bersih di Pulau Tarakan”. Gambar 32 Hasil analisis tingkat kepentingan faktor-faktor yang berpengaruh pada sistem penyediaan air bersih di Pulau Tarakan

6.3 Kesimpulan

Berdasarkan kondisi eksisting di lokasi penelitian berbasis penyediaan air bersih di Pulau Tarakan, dimensi ekonomi berkelanjutan, serta dimensi hukum kelembagaan dan dimensi sosial cukup berkelanjutan, sedangkan dimensi lingkungan kurang berkelanjutan dan dimensi infrastruktur-teknologi tidak berkelanjutan. Secara multidimensi sistem penyediaan air bersih di Pulau Tarakan cukup berkelanjutan dengan 13 atribut yang sensitif berpengaruh dalam meningkatkan indeks keberlanjutan. Atribut-atribut tersebut terbagi atas 3 atribut pada dimensi lingkungan, 3 atribut pada dimensi ekonomi, 2 atribut pada dimensi sosial dan budaya, 3 atribut pada dimensi infrastruktur dan teknologi, dan 2 atribut pada dimensi hukum dan kelembagaan. Untuk meningkatkan status keberlanjutan ke depan jangka panjang, skenario yang perlu dilakukan untuk meningkatkan status penyediaan air bersih di Pulau Tarakan adalah skenario progesif-optimistik dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap semua atribut yang sensitif, minimal 3 atribut faktor kunci yang dihasilkan dalam analisis prospektif, sehingga semua dimensi menjadi berkelanjutan untuk sistem penyediaan air bersih di Pulau Tarakan. 7 MODEL PENYEDIAAN AIR BERSIH PULAU KECIL

7.1 Pendahuluan

Air adalah sumberdaya alam yang penting untuk memenuhi hajat hidup orang banyak. Masalah kekurangan jumlah air maupun kualitas air dapat menimbulkan dampak pada kesehatan, sosial maupun ekonomi. Berdasarkan temuan penelitian Anwar et.al. 2004 permintaan air di wilayah perkotaan lebih besar daripada suplainya dan ketersediaan air telah mengalami decreasing return to scale. Pola ekosistem berubah dengan berubahnya variabel-variabel penyusunnya terhadap waktu atau bersifat dinamis. Perubahan tersebut menghasilkan kinerja sistem atau mekanisme kerja yang dapat diamati perilakunya melalui pemodelan. Dalam mempelajari serta mengevaluasi sumberdaya air di suatu daerah, segi kuantitas dan kualitas merupakan dua hal yang harus diketahui, karena kedua hal tersebut merupakan ukuran yang harus dipertimbangkan dalam pemanfaatan sumberdaya air. Pemanfaatan sumberdaya air tersebut harus mempertimbangkan segi kuantitas dan kualitas, sesuai dengan tujuan pemanfaatannya. Model adalah penyederhanaan sistem di alam yang dapat digunakan untuk memudahkan pengambilan keputusan Suratmo, 2002. Menurut Soedijono 1995, model merupakan gambaran suatu obyek yang disusun dengan tujuan mengenali perilaku obyek dengan cara mencari keterkaitan antara unsur-unsurnya, mengadakan pendugaan untuk memperbaiki keadaan obyek serta untuk mengadakan optimisasi obyek. Fungsi suatu model adalah menggambarkan semirip mungkin keadaan obyek yang diamati sesuai dengan tujuan penyusunan model. Melalui model orang dapat mengadakan percobaan terhadap model tanpa mengganggu obyek dan dapat membuat gambaran masa depan. Muhammadi dkk. 2001, mengelompokkan model menjadi model ikonik, model kuantitatif dan model kualitatif. Model ikonik adalah model yang mempunyai bentuk fisik sama dengan barang yang ditirukan, meskipun skalanya dapat diperbesar atau diperkecil, sehingga dapat diadakan percobaan untuk mengetahui gejala atau proses yang ditirukan Eriyatno, 1998; Winardi, 1999; Muhammadi dkk., 2001. Model kuantitatif adalah model berbentuk rumus-rumus matematika dan statistik, sedangkan model kualitatif atau model analog adalah model berbentuk gambar atau diagram yang pada umumnya meminjam sistem lain yang mempunyai sifat sama dengan obyek. Model kualitatif atau analog dapat lebih menampilkan sifat dinamik obyeknya. Kota Tarakan sebagai salah satu wilayah kepulauan hingga saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan diberbagai sektor. Di dalarn proses melaksanakan pembangunan yang bertujuan untuk pengembangan daerah perkotaan, pemerintah Kota Tarakan dalam hal ini sebagai pemrakarsa kegiatan menghadapi beberapa kendala atau permasalahan dalam pelaksanaan program tersebut. Beberapa kendala atau permasalahan yang hingga kini memerlukan pemecahan baik secara pendekatan persuasif maupun dengan mengadakan kegiatan fisik, antara lain : 1 Tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dalarn kurun waktu yang sangat pendek dengan penyebaran di wilayah kota yang tidak merata 2 Masih terdapat daerah pemukiman penduduk yang dibawah standar kumuh dalam jumlah dan luas yang cukup besar, 3 Penyediaan sarana dan prasarana kota yang masih belum seimbang dengan jumlah penduduk, 4 Kurang koordinasi antara pihak-pihak terkait dalam hal ini pemerintah daerah dalam merumuskan suatu kegiatan pembangunan dan pengembangan kota, 5 Sumber daya manusia. Dengan meningkatnya pertumbuhan perekonomian dan bidang lainnya maka memacu pertumbuhan penduduk di Kota Tarakan tersebut. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Tarakan sudah tentu kebutuhan akan air bersih untuk masyarakat semakin meningkat. Kebutuhan akan air bersih adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat Kota Tarakan sehingga pemerintah sudah seharusnya menyediakan kebutuhan akan air bersih untuk masyarakat Kota Tarakan guna mendukung kesejahteraan masyarakat Kota Tarakan. Untuk menyediakan kebutuhan air bersih penduduk Kota Tarakan, maka dibutuhkan suatu pendekatan melalui sistem dinamik sehingga didapat model penyediaan air bersih Kota Tarakan yang diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam menanganani permasalahan khususnya air bersih di Kota Tarakan.

7.2 Metode Analisis Model Penyediaan Air Bersih Pulau Kecil

7.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam menyusun model penyediaan air bersih berkelanjutan di Kota Tarakan berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari responden dan pakar terpilih. Data primer yang diperlukan berupa faktor-faktor penting dalam penyediaan air bersih di Kota Tarakan. Hal ini didapat melalui wawancara dengan responden dan para pakar terpilih. Data primer yang diperlukan berupa data yang berkaitan dengan kendala, kebutuhan dan lembaga yang terlibat dalam penyediaan air bersih Kota Tarakan. Sedangkan data sekunder yang diperlukan adalah jumlah penduduk, jumlah unit hotel dan industri, luas wilayah, curah hujan dan kapasitas layanan PDAM.

7.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penyusunan model penyediaan air bersih secara berkelanjutan di Kota Tarakan dilakukan melalui diskusi, wawancara dan kuisioner dan survey lapangan. Selain itu juga dilakukan studi kepustakaan dan dokumen dari instansi-instansi terkait penyediaan air bersih Kota Tarakan.

7.2.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penyediaan air bersih secara berkelanjutan di Kota Tarakan adalah sistem dinamik dengan bantuan software Powersim Constructor v2.5. Tahapan-tahapan dalam sistem dinamik meliputi analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, simulasi model dan validasi model. Dalam analisis sistem dinamik ini akan dikaji dua sub model, yaitu sub model kebutuhan air bersih dan sub model penyediaan air bersih.

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam penyediaan air bersih. Berdasarkan kajian, stakeholder yang terlibat dalam penyediaan air bersih dan masing-masing kebutuhannya dapat dilihat dalam Tabel 14. Tabel 14 Analisis kebutuhan aktor dalam pegelolaan air bersih Kota Tarakan. No AktorStakeholder Kebutuhan 1 Masyarakat pengguna air 1. Terpenuhinya kebutuhan air bersih 2. Tarif air yang terjangkau 3. Kualitas air bersih yang baik 2 Dinas dan instansi pemerintah 1. Tidak terjadi kelangkaan air pada musim kemarau 2. Dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat 3. Terjaganya kualitas DAS 4. Pendapatan daerah meningkat 5. Kebijakan dalam penyediaan air bersih 3 PDAM Tarakan 1. Biaya operasional yang murah 2. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat air 3. Dapat mencapai keuntungan yang layak bagi perusahaan 4. Terjaminnya air baku secara kuantitas dan kualitas 4 Lembaga swadaya masyarakat 1. Terjaminnya kesetaraan dalam pemenuhan air bersih masyarakat 2. Tidak terjadi konflik kepentingan dalam pemanfaatan air bersih 3. Good governance 5 Perguruan tinggi 1. Kemitraan dengan perguruan tinggi dalam penyediaan air bersih 2. Hasil kajian yang aplikatif

b. Formulasi Masalah

Menurut Eriyatno 2003, formulasi masalah disusun dengan cara mengevaluasi keterbatasan sumberdaya yang dimiliki limited of resources dan atau adanya konflik atau perbedaan kepentingan conflict of interest diantara pemangku kepentingan. Berdasarkan analisis kebutuhan dan kondisi air bersih Kota Tarakan saat ini, permasalahannya diformulasikan sebagai berikut : 1. Jumlah pertambahan penduduk yang terus meningkat dengan jangka waktu yang pendek dan penyebarannya yang tidak merata. 2. Masih terdapat daerah permukiman kumuh dengan kondisi dibawah standar dengan jumlah yang sangat besar. 3. Prasarana dan sarana air bersih yang belum seimbang dengan pertumbuhan penduduk, dan tingginya kebocoran PDAM. 4. Pencemaran sumber air baku akibat buangan dari domesticnon-domestik, dan intrusi air laut. Sehingga air tanah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan langsung sebagai air bersih. 5. Pemanfaatan air bersih yang tidak memperhatikan kaidah konservasi lingkungan, dimana masih terjadi perubahan fungsi lahan yang cukup signifikan. 6. Belum terbentuk mekanisme kerjasama pemerintah daerah secara terpadu dalam penyediaan air bersih. Sehingga penyediaan yang terjadi masih bersifat parsial dan saling lempar tanggung jawab.

c. Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan suatu rangkaian hubungan antara pernyataan dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan masalah yang harus dipecahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut. Tujuan identifikasi sistem adalah untuk memberikan gambaran tentang hubungan antara faktor- faktor yang saling mempengaruhi dalam kaitannya dengan pembentukan suatu sistem. Hubungan antar faktor digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab-akibat causal loop, kemudian dilanjutkan dengan interpretasi diagram lingkar ke dalam konsep kotak gelap black box. Dalam menyusun kotak gelap, jenis informasi dikategorikan menjadi tiga golongan yaitu peubah input, peubah output dan parameter-parameter yang mebatasi struktur sistem. Gambaran diagram kotak gelap dapat dilihat pada Gambar 33. Gambar 33 Diagram kotak gelap black box sistem penyediaan air bersih di Kota Tarakan

d. Validasi Model

Terdapat dua pengujian dalam validasi model yaitu uji validasi struktur dan uji validasi kinerja. Uji validasi struktur lebih menekankan pada keyakinan pada pemeriksaan kebenaran logika pemikiran, sedangkan uji validasi kinerja lebih menekankan pemeriksaan yang taat data empiris. Model yang baik adalah yang memenuhi kedua syarat tersebut yaitu logis-empiris logico-empirical. Uji validasi struktur bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata. Uji ini dibedakan atas dua jenis yaitu validasi konstruksi dan kestabilan struktur. Validasi konstruksi adalah keyakinan terhadap konstruksi model diterima secara akademis, sedangkan kestabilan struktur adalah keberlakuan atau kekuatan robustness struktur dalam dimensi waktu Muhammadi et al., 2001. Uji validasi kinerja bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana kinerja model sesuai compatible dengan kinerja sistem nyata sehingga memenuhi syarat sebagai model ilmiah dengan yang taat fakta, yaitu dengan melihat apakah perilaku output model sesuai dengan perilaku data empiris. Penyimpangan terhadap output model dengan data empiris dapat diketahui dengan uji statistik yaitu menguji penyimpangan rata-rata absolutnya AME : Absolute Means Error dan penyimpangan variasi absolutnya AVE : Absolute Variation Error. Batas penyimpangan yang dapat diterima berkisar antara 5 – 10 Muhammadi et al., 2001. Adapun rumus untuk menghitung nilai AME dan AVE seperti di bawah ini : Rumus AME Absolute Means Error = Si – Ai Ai x 100 …….………1 Si = Si N dan Ai = Ai N dimana : S = Nilai simulasi A = Nilai aktual N = Interval waktu pengamatan Rumus AVE Absolute Variation Error = Ss – Sa Sa x 100 ………..2 Ss = Si - Si 2 N dan Sa = Ai - Ai 2 N dimana : Sa = Deviasi nilai aktual Ss = Deviasi nilai simulasi N = Interval waktu pengamatan

e. Uji Kestabilan Model

Uji kestabilan model pada dasarnya merupakan bagian dari uji validasi struktur. Uji ini dilakukan untuk melihat kestabilan atau kekuatan robustness model dalam dimensi waktu. Model dikatakan stabil apabila struktur model agregat dan disagregat memiliki kemiripan. Caranya adalah dengan menguji struktur model agregat yang diwakili oleh sub-sub model yang ada.