Kondisi Eksisting Kecamatan Tarakan Tengah

Tabel 43. Kebutuhan biaya reboisasi Tarakan Tengah Rp. Kebutuhan biaya terasering pada lahan tegakanladang Kecamatan Tarakan Tengah dapat dilihat pada Tabel 44. Kebutuhan biaya terasering pada skenario satu dan dua, pada awal tahun kebijakan konservasi 2013 yaitu sebesar Rp.7.525.000,- dan diakhir tahun simulasi 2030 membutuhkan biaya sebesar Rp15.050.000,- pada awal tahun kebijakan konservasi 2013 dan Rp.255.850.000,- pada akhir tahun simulasi 2030. Konservasi lahan tambak melalui pembuatan tambak intensif diasumsikan untuk tidak dilakukan 0. Hal ini karena biaya pembuatan tambak intensif yang sangat tinggi, sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga dalam meningkatkan ketersediaan air bersih kecamatan Tarakan Tengah tidak melakukan pembuatan tambak intensif. Tabel 44. Kebutuhan biaya terasering Tarakan Tengah Rp. Kebijakan lain yang dilakukan dalam meningkatkan ketersediaan air bersih Kecamatan Tarakan Tengah adalah peningkatan kapasitas pelayanan perpipaan. Kebijakan ini khusus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat domestic. Peningkatan kapasitas layanan PDAM dilakukan pada skenario dua dan tiga, sebesar masing-masing 60 penduduk terlayani dan 80 penduduk terlayani. Sedangkan pada skenario satu, diasumsikan tidak dilakukan peningkatan kapastas layanan perpipaan. Proyeksi peningkatan kapasitas layanan perpipaan dapat dilihat pada Gambar 51. Ketersedian air bersih melalui layanan perpipaan PDAM pada skenario satu konstan sebesar 1.959.552 m 3 sepanjang tahun simulasi. Sedangkan pada skenario dua, supaya 60 penduduk mendapatkan pelayanan perpipaan, maka produksi PDAM harus bertambah dimulai pada tahun 2008 menjadi 2.008.303,10 m 3 dan pada tahun 2030 menjadi 4.283.563,73 m 3 . Pada skenario tiga, supaya 80 penduduk mendapatkan pelayanan perpipaan, maka produksi PDAM harus bertambah dimulai pada tahun 2001 menjadi 2.034.860,4 m 3 dan pada tahun 2030 menjadi 5.711.418,31 m 3 . Untuk meningkatkan layanan perpipaan PDAM, dilakukan 2 dua alternatif kegiatan peningkatan kapasitas layanan. Alternatif pertama yaitu meningkatkan kapasitas IPA PDAM eksisting melalui uprating IPA, sedangkan alternatif kedua yaitu membangun Instalasi Pengolahan Air Bersih Mikro IPAB Mikro di lokasi dekat permukiman dan sumber sumber air permukaan. Kebutuhan biaya peningkatan kapasitas layanan perpipaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 45 dan Tabel 46. Gambar 51 Peningkatan layanan perpipaan di Tarakan Tengah Tabel 45 Kebutuhan biaya peningkatan kapasitas melalui uprating IPA PDAM di Tarakan Tengah Rp. Pada skenario satu, tidak dilakukan peningkatan kapasitas IPA PDAM, sehingga tidak ada biaya peningkatan kapasitas. Pada skenario dua, kapasitas layanan PDAM ditingkatkan sehingga mampu melayani 60 kebutuhan air bersih penduduk domestic, dibutuhkan biaya uprating mulai tahun 2008 sebesar Rp55.526.900,45 dan diakhir tahun simulasi 2030 membutuhkan biaya sebesar Rp2.694.691.601,12. Biaya peningkatan kapasitas IPAuprating PDAM pada skenario tiga sehingga kapasitas layanan mampu melayani 80 kebutuhan air bersih penduduk sesuai MDG’s yaitu sebesar Rp87.320.089,8 pada tahun 2001 dan Rp4.350.288.982,82 pada tahun 2030. Pada Tabel 46, kebutuhan biaya peningkatan kapasitas layanan dengan cara pembangunan IPAB Mikro, didapatkan kebutuhan biaya untuk melayani 60 kebutuhan air bersih penduduk skenario dua sebesar Rp83.000.513,03 pada tahun 2009 sebanyak 1 unit dan Rp1.494.339.542,49 pada tahun 2030 dengan total 15 unit terpasang. Sedangkan untuk melayani 80 kebutuhan air bersih penduduk menggunakan IPAB Mikro, dibutuhkan biaya sebesar Rp 100.759.910,69 pada tahun 2002 sebanyak 1 unit dan Rp2.412.450.035,32 pada tahun 2030 dengan total 24 unit terpasang.