Tahapan Penelitian Model penyediaan air bersih berkelanjutan di pulau kecil (studi kasus : pulau tarakan, Kalimantan Timur).

dengan tempat air tersebut tersimpan. Disebut sebagai air tanah dangkal bila kedalamannya kurang dari 60 m dan disebut sebagai air tanah dalam bila tersimpan pada kedalaman lebih dari 60 m. Pengambilan air tanah dangkal biasanya dilakukan dengan cara membuat sumur gali, yang pada prinsipnya merupakan penorehan lapisan bawah permukaan hingga mencapai kedalaman muka air tanah dangkal yang tersedia. Air tanah dalam biasanya diambil dengan cara pembuatan sumur bor berdiam kecil sampai akifer di kedalaman tertentu dan kemudian dipompa. Secara lateral, pelamparan akifer di wilayah pesisir dapat menerus jauh hingga ke daratan atau terputus, suatu hal yang sangat berhubungan dengan sistem dan lingkungan pengendapannya. Akifer yang terdapat di wilayah pesisir sangat berkaitan dengan bentuk lahan serta mula jadi lingkungannya sehingga akan berbeda di tiap-tiap wilayah pesisir. Secara genetic akifer batuan sedimen bisa dibentuk di lingkungan fluviatil, fluvio-marin, fluvo vulkanik atau lingkungan laut dangkal. Di Indonesia yang mempunyai rangkaian pegunungan di kawasan hulunya hinterland, maka akifer yang baik didominasi oleh tipe endapan fluviatil dan fluvio-vulkanik. Sementara di daerah dataran rendah yang luas, akifer didominasi oleh tipe fluviatil dan fluvio-marin. Beberapa ciri khas sistem hidrogeologi pulau kecil adalah : 1 Air tanah seluruhnya berasal dari air hujan dengan siklus antara resapan air kedalam tanah dan pemanfaatannya relatif pendek, 2 Air tanah di pulau kecil kebanyakan berupa lensa yang mengapung diatas air payau atau air asin, 3 Terjadinya larian permukaan run off pada waktu hujan kecil, namun air yang meresap ke dalam tanah sebagian besar berdifusi dengan air laut di bawah. Potensi air tawar di suatu pulau kecil merupakan besaran yang dinamis, berubah-ubah dalam dimensi ruang dan waktu. Dua faktor dominan yang mempengaruhi potensi air tawar di pulau kecil adalah faktor iklim dan kondisi geologi pulau Hehanusa, 1987 :

a. Iklim

Faktor iklim yang didalamnya termasuk curah hujan, evapotranspirasi, suhu, kelembaban udara, dan kecepatan angin merupakan faktor penentu dalam perhitungan neraca air di pulau kecil. Curah hujan di pulau kecil pada umumnya lebih rendah, sekitar 20 dibanding dengan curah hujan di dataran yang terdekat. Beberapa catatan untuk parameter-parameter di atas adalah sebagai berikut. Data curah hujan yang akurat kadang-kadang sulit didapat karena begitu