sehingga dalam menyonsong perdagangan bebas sangat berdekatan dengan negara tetangga.
e. Kota Tarakan juga memiliki eksebilitas tinggi terhadap kota-kota lain untuk memudahkan usaha-usaha didalam kegiatan pemasaran dan pengembangan
kegiatan dan distrbusi barang dan jasa karena aspek geo-politik, geo- strategis, dan geo-ekonomi yang sangat baik.
4.2 Topografi
Berdasarkan kondisi topografis, Kota Tarakan merupakan area datar hingga berbukit, pada dorsal pulau ini terdapat perbukitan memanjang
melengkung kearah Barat Laut – Tenggara dengan ketinggian sekitar 110 meter
dpl. Kelerengan bervariasi antara 2,5-50 dengan kelerengan rata-rata sekitar 3. Lembah-lembah dengan tebing terjal dijumpai pada bagian hulu dengan
ketinggian tebing relatif sedang. Disisi Barat dan Timur perbukitan mengalir beberapa sungai atau alur dengan cabang dan anak-anak sungai yang relative
pendek hingga mencapai tepi laut atau dataran. Tebing-tebing di perbukitan menunjukkan intensitas erosi yang tinggi.
Perbukitan tersebut dikelilingi oleh dataran banjir, dataran sungai, dan dataran pantai. Di beberapa tempat, khususnya di bagian utara pulau terdapat
rawa-rawa atau genangan. Kawasan dataran dengan ketinggian kurang dari 7 meter mencakup luasan sekitar 65 dari seluruh luas Pulau Tarakan.
Sedangkan tingkat kelerengan lahan berkisar antara 0-40. Lereng atau kemiringan lahan merupakan salah satu factor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan layak atau tidaknya suatu wilayah untuk budidaya.
4.3 Fisiografi
Wilayah fisiografi Kota Tarakan dikelompokan dalam lima satuan fisiografik yaitu :
a. Wilayah endapan pasir pantai beaches yaitu daerah punggung pasir di pantai pesisir dengan bentuk wilayah dasar, variasi lereng dari 2 dan
perbedaan tinggi 2 m. b. Wilayah rawa pasang surut tidal swamp yaitu daerah daratan rendah ditepi
pantai yang selalu ditumbuhi hutan mangrove dan nipah, bentuk wilayah datar dengan variasi lereng 2 dan perbedaan tinggi 2 m.
c. Wilayah dataran plain yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran basalt dengan wilayah bergelombang 40 dengan beda ketinggian 50 meter.
d. Wilayah dataran alluvial yaitu daerah dataran dari proses pengendapan baik di daerah muara maupun daerah pedalaman. Bentuk wilayah datar dengan
variasi lereng 2 meter. e. Wilayah berbukit hill yaitu daerah bukit endapan dan ultra basalt, sistem
punggung sedimen, metaorf dan kerucut vulkanik yang berpotongan dengan pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombangbergunung, variasi lereng
16-60 dan beda ketinggian 50-300 meter.
4.4 Morfologi
Kota Tarakan merupakan daerah datar hingga berbukit yang tersebar dalam beberapa kelas ketinggian. Kawasan pantai Kota Tarakan memiliki kondisi
topografi yang cenderung datar. Luas kota Tarakan pada daerah pengaruh pasang surut sebesar 2.937 ha 11,71 dengan kelas ketinggian 0-7 meter.
Untuk daerah dataran pantai luasannya mencapai 8.980 ha 35,65 pada ketinggian 7-25 meter. Kedua kelas ketinggian ini tersebar mulai garis pantai
hingga ke bagian tengah pulau.
4.5 Morfologi Daerah Aliran Sungai
Umumnya daerah aliran sungai di Pulau Tarakan berupa sungai-sungai kecil dengan lebar antara 1-7 meter, kedalaman air tidak lebih dari 0,5 meter.
Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya pendek-pendek. Hulu sungai terdapat di tengah pulau, sebagian mengalir ke pantai barat pulau dan
sebagian lagi mengalir ke pantai timur Pulau Tarakan. Sungai-sungai yang bermuara di bagian barat pulau adalah Sungai Bengawan, Sungai Peniki, Sungai
Sesanip, Sungai Pamusian, Sungai Selipi dan Sungai Amal. Selain itu terdapat sungai-sungai yang mengalir ke pantai utara, yaitu Sungai Bunyu, Sungai Maja,
dan Sungai Selayang. Sungai yang tergolong besar dan alirannya terus-menerus sepanjang musim adalah Sungai Pamusian. Daerah aliran sungai di Pulau
Tarakan dapat dilihat pada Gambar 12.
4.6 Debit Sungai dan Sedimentasi
Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya sempit dan pendek. Pada saat kemarau aliran sungai umumnya kering atau sangat sedikit,