Tujuan Kerangka Pemikiran Model penyediaan air bersih berkelanjutan di pulau kecil (studi kasus : pulau tarakan, Kalimantan Timur).

sekunder dikumpulkan melalui penelusuran berbagai pustaka yang ada di berbagai instansi terkait sesuai atribut yang dikaji, baik dalam bentuk laporan data tabular maupun spasial dalam bentuk peta. Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data No Jenis Data Metode Keterangan

A. Data Primer 1. Debit dan kondisi sungai

2. Potensi banjirkekeringan 3. Pemanfaatan sungai 4. Sumber air penduduk 5. Pelayanan air bersih PDAM Pengukuran pada beberapa bagian sungai. Pengamatan dan wawancara, FGD, indepth interview Stopwatch, Current meter, pelampung, meteran. Daftar isian

B. Data Sekunder

1. Data iklim curah hujan, volume hujan, evaporasi 2. Data luasan penggunaan lahan land use 3. Data citra satelit Kota Tarakan 4. Data kependudukan jumlah, pertambahan penduduk 5. Kondisi sosial ekonomi 6. Data perkembangan industri dan hotel 7. Topografi 8. Peta wilayah Pulau Tarakan 9. PDRB sektor air bersih 10. SDM bidang sumber daya air 11. Kebutuhan supply air minum Kota Tarakan. 12. Luas areal pulau Tarakan 13. Struktur Kelembagaan PDAM Penelusuran dokumen hasil penelitian dan dokumentasi pada perpustakaan, kantor daerah dan instansi terkait Dinas PU Tarakan Dinas PU Tarakan Bappeda Tarakan BPS Tarakan BPS Tarakan BPS Tarakan Dinas PU Tarakan Bappeda Tarakan BPS Tarakan SetKot Tarakan PDAM Bappeda Tarakan PDAM

3.4 Metode Pemilihan Responden

Pemilihan responden disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jumlah responden yang akan diambil yaitu responden yang dianggap dapat mewakili dan memahami permasalahan yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode Expert Survey yang dibagi atas dua cara : 1. Responden dari masyarakat selain pakar di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Random Sampling secara Proposional Walpole, 1995 dengan rumus sebagai berikut : dimana : n x = jumlah responden sample setiap strata N = jumlah seluruh populasi kepala keluarga N x = jumlah populasi setiap strata n = ukuran responden secara keseluruhan 2. Responden dari Kalangan Pakar, dipilih secara sengaja Purposive Sampling dimana responden yang dipilih memiliki kepakaran sesuai dengan bidang yang dikaji. Beberapa pertimbangan dalam menentukan pakar yang akan dijadikan responden, menggunakan kriteria seperti berikut : a. Mempunyai pengalaman yang kompeten sesuai dengan bidang yang dikaji. b. Memiliki reputasi, kedudukanjabatan dalam kompetensinya dengan bidang yang dikaji. c. Memiliki kredibilitas yang tinggi, bersedia, dan atau berada pada lokasi yang dikaji.

3.5 Analisis Data

Penelitian ini melalui tiga tahap yang meliputi : 1 Analisis status keberlanjutan penyediaan air pulau kecil Kota Tarakan, 2 Strategi penyediaan air bersih pulau kecil Kota Tarakan, 3 Model penyediaan air bersih secara berkelanjutan di pulau kecil Kota Tarakan. Tahapan dan metode analisis data secara rinci disajikan pada Tabel 2. Penelitian ini menggunakan berbagai metode analisis data seperti analisis hirarki proses AHP menggunakan software criterium decision plus CDP, analisis SWOT, analisis spasial SIG, analisis interpretative structural modelling ISM, analisis multidimensional scalling MDS modifikasi dari Rapfish, analisis prospektif, serta analisis sistem dinamik menggunakan software powersim constructor 2.5c. Pada model sistem dinamis dibagi menjadi 2 sub model yaitu sub model kebutuhan air bersih dan sub model ketersediaan air bersih. Tabel 2 Tahapan dan metode analisis model penyediaan air bersih No Tujuan Khusus Jenis Data Bentuk Data Sumber Data Metode Analisis Output yang diharapkan 1 Status keberlanjutan penyediaan air bersih pulau kecil Kota Tarakan Primer Hasil wawancara penyebaran Kuisioner Responde n terpilih dari dinas terkait MDS, Monte carlo, Prospektif Diketahuinya status keberlanjutan penyediaan air bersih Kota Tarakan Sekunder Laporan dari dinasinstans i terkait 2 Strategi penyediaan air bersih pulau kecil Kota Tarakan Primer Hasil wawancara penyebaran Kuisioner Responde n terpilih dari dinas terkait AHP, SWOT, ISM Didapatkan strategi dalam pengembang an penyediaan air bersih di pulau kecil Kota Tarakan Sekunder Laporan dari dinasinstans i terkait 3 Model penyediaan air bersih secara berkelanjutan di pulau kecil Kota Tarakan Primer Hasil wawancara penyebaran Kuisioner Responde n terpilih dari dinas terkait Sistem Dinamik Didapatkan proyeksi kebutuhan dan ketersediaan air bersih serta neraca air bersih dan model penyediaan air bersih Kota Tarakan Sekunder Laporan dari dinasinstans i terkait 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Pulau Besar dan Pulau Kecil

Definisi pulau menurut UNCLOS 1982 adalah massa daratan yang terbentuk secara alamiah, dikelilingi oleh air dan selalu berada di atas permukaan pasang tertinggi. Dalam definisi tidak membedakan air tawar dan air laut. Pulau Samosir di Danau Toba misalnya, masuk dalam kategori pulau. Yang tidak bisa dikategorikan sebagai pulau adalah mangrove, gosong dan batu. Jumlah pulau di Indonesia tercatat 13.487 pulau. Pulau kecil terluar yang berbatasan dengan Negara tetangga Australia, Papua Nugini, Palau, Filipina, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura dan India, sebanyak 92 pulau. Berdasarkan ketentuan definisi teknis pulau kecil ini sama dengan atau lebih kecil dari 5.000 km 2 , maka dilakukan pembagian klasifikasi luas pulau-pulau di Indonesia. Klasifikasi pulau-pulau ini dalam 6 kelas dari pulau besar sampai dengan pulau kecil berdasarkan luas teknis adalah sebagai berikut Soenarto, 2009 : 1 Pulau besar makro atas, dengan luas di atas 500.000 km 2 , sebagai contoh Pulau Papua 805.000 km 2 dan Pulau Kalimantan 736.000 km 2 . 2 Pulau besar makro bawah, dengan luas 100.000 km 2 – 500.000 km 2 , misalnya Pulau Sumatra 473.606 km 2 , Pulau Sulawesi 189.040 km2 dan Pulau Jawa 134.045 km 2 . 3 Pulau besar menengah, dengan luas 50.000 km 2 – 100.000 km 2 , tidak ada pulau yang memenuhi klasifikasi ini. 4 Pulau besar mikro atas, dengan luas 10.000 km 2 - 50.000 km 2 , dengan contoh Pulau Timor 32.000 km 2 , Pulau Seram 18.625 km 2 , Pulau Halmahera 17.800 km 2 , Pulau Flores 14.250 km 2 , Pulau Sumbawa 13.300 km 2 , Pulau Bangka 11.940 km 2 , Pulau Sumba 11.100 km 2 . 5 Pulau besar mikro bawah, dengan luas 5.000 km 2 – 10.000 km 2 , dengan contoh Pulau Buru 8473,2 km², Pulau Bali 5.623 km 2 . 6 Pulau kecil, dengan luas ≤ 5.000 km 2 , salah satu contoh adalah Pulau Lombok 4.880 km 2 . Pulau kecil secara teknis dinyatakan sebagai pulau dengan luas sama dengan atau lebih kecil dari 5.000 km 2 . Pulau ini bisa dikelilingi melalui laut oleh speed boat dalam tempo sekitar 12 jam daylight atau jauh kurang dari 24 jam day and night. Definisi teknis ini sama dengan yang diambil oleh Dewan