Kondisi Infrastruktur Air Bersih

Dari analisis ini didapatkan hirarki sub elemen kebutuhan seperti yang disajikan pada Gambar 18. Sub elemen kebutuhan kunci driver power pada penyediaan air bersih berkelanjutan di Pulau kecil di Kota Tarakan adalah ketersediaan air baku B1. Sub elemen kebutuhan ini menjadi dasar bagi sub elemen lainnya. Untuk itu ketersediaan air baku yang dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi air bersih menjadi elemen kebutuhan yang perlu dan penting terlebih dahulu diperhitungkan. Sub elemen kebutuhan selanjutnya adalah teknologi pengolahan air bersih B2. Sub elemen ini perlu disediakan sebagai alat untuk mengolah air baku yang tersedia. Kemudian diperlukan juga peran serta masyarakat B4 dan ketersediaan sumber daya manusia B6 yang handal. Semua elemen kebutuhan diatas membutuhkan investasi yang layak dan proporsional B3. Untuk itu, dukungan pemerintah daerah maupun pusat sangat diperlukan dalam bentuk dukungan kebijakan B5, dan level terakhir dalam kebutuhan penyediaan air bersih di Pulau kecil ini diperlukan suatu lembaga dalam pengelolaan air bersih B7. Gambar 18 Struktur hirarki sub elemen kebutuhan penyediaan air bersih berkelanjutan di Kota Tarakan

c. Lembaga yang terlibat dalam Penyediaan Air Bersih di Pulau Kecil

Berdasarkan hasil pendapat pakar, ditemukan 7 sub elemen lembaga, yaitu 1 pemerintah pusat, 2 pemerintah daerah, 3 PDAM, 4 masyarakat, 5 Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, 6 Swasta, 7 perguruan tinggi. Hubungan kontekstual antar sub elemen lembaga adalah sub elemen lembaga yang satu lebih berpengaruh dari sub elemen lembaga yang lain. Berdasarkan hasil analisis seperti pada Gambar 19 menunjukkan bahwa sub elemen lembaga pemerintah pusat L1, pemerintah daerah L2 dan PDAM L3, terletak pada independent sector. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga sub elemen lembaga tersebut memberikan kontribusi yang tinggi terhadap sub elemen lembaga yang lain, setiap perubahan dalam sub elemen ini akan mempengaruhi sub elemen lembaga yang lain, sehingga perlu kajian yang lebih hati-hati dan mendalam. Sub elemen masyarakat L4 dan swasta L6, terletak pada lingkage sector, hal ini berarti bahwa terjadinya kedua sub elemen lembaga tersebut sangat dipengaruhi dan sekaligus mempengaruhi terjadinya sub elemen lembaga yang lain. Sub elemen lembaga swadaya masyarakat L5 dan perguruan tinggi L7, berada pada dependent sector, hal ini berarti bahwa keberadaan kedua lembaga ini sangat dipengaruhi oleh sub elemen lembaga lainnya. Gambar 19 Matriks driver power – dependence untuk elemen lembaga dalam penyediaan air bersih berkelanjutan di Kota Tarakan Dari analisis ini didapatkan hirarki sub elemen lembaga seperti yang disajikan pada Gambar 20. Sub elemen lembaga kunci driver power pada penyediaan air bersih berkelanjutan di pulau kecil di Kota Tarakan adalah perusahaan daerah air minumPDAM L3. Sub elemen lembaga ini menjadi dasar bagi sub elemen lainnya. Untuk itu keberadaan perusahaan daerah air minum masih menjadi lembaga yang paling berpengaruh dalam penyediaan air bersih. Sub elemen lembaga selanjutnya adalah pemerintah daerah L2 dan selanjutnya pemerintah pusat L3. Peranan kedua lembaga pemerintah ini juga tidak kalah penting. Lembaga selanjutnya yang berpengaruh adalah masyarakat L4 dan swasta L6. Kedua lembaga ini berada pada level yang sama, yang dapat diartikan bahwa penyediaan air bersih oleh masyarakat dan swasta memiliki peranan yang sama di Pulau kecil. Level selanjutnya adalah lembaga perguruan tinggi L7. Lembaga ini berperan sebagai pengembangan teknologi pengolahan air bersih, sedangkan level selanjutnya adalah lembaga swadaya masyarakat LSM sebagai elemen lembaga terakhir yang berpengaruh dalam penyediaan air bersih. Keberadaan LSM dapat berperan sebagai pengawas sosial dalam sector penyediaan air bersih. Gambar 20 Struktur Hirarki Sub Elemen Lembaga Penyediaan Air Bersih Berkelanjutan di Kota Tarakan

5.2 Analisis Bentuk Pengelolaan Penyediaan Air Bersih

Pertumbuhan masyarakat Kota Tarakan yang tinggi diikuti dengan pertumbuhan ekonomi serta perkembangan industri yang banyak menggunakan lahan dan air menyebabkan kelangkaan air semakin meningkat. Sumber-sumber air tercemar karena limbah yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi dan industri, menyebabkan kualitas air yang bisa langsung dicerna dan dikonsumsi oeh penduduk semakin sedikit. Dibutuhkan suatu badan dan sistem pengelolaan dan penyediaan air baku untuk dikelola menjadi air bersih yang dapat didistribusikan kepada penduduk. Untuk itu diperlukan suatu paradigma baru dalam penyediaan