Uji Kestabilan Model Model penyediaan air bersih berkelanjutan di pulau kecil (studi kasus : pulau tarakan, Kalimantan Timur).
Ketersediaan air tanah dapat ditingkatkan dengan menaikan imbuh air tanah dengan melakukan upaya-upaya reboisasi pada lahan hutan, pembuatan
terasering pada lahan ladingtegakan, pembuatan sumur resapan pada lahan permukiman dan pembuatan sistem intensifikasi pada lahan tambak. Upaya
konservasi ini dilakukan untuk menurunkan koefisien run off masing-masing land use sehingga imbuhan air tanah menjadi meningkat. Jadi, semakin tinggi upaya
konservasi maka koefisien run off akan semakin kecil dan imbuhan air tanah akan meningkat. Nilai koefisien run off pada masing-masing land use dapat
dilihat pada Tabel 18. Imbuhan air tanah yang dipakai sebagai air bersih diasumsikan sebanyak 40, dan sisanya berupa cadangan air tanah. Namun
upaya konservasi ini juga harus memperhitungkan biaya konservasi pada masing-masing land use. Dalam hal ini biaya konservasi pada masing-masing
land use berupa data asumsi berupa nilai masukan input. Koefisien run off pada masing-masing lahan dikumulatifkan sehingga
menjadi koefisien run off kumulatif menggunakan persamaan 4. Persamaan- persamaan lain yang digunakan dalam perhitungan ketersediaan air bersih pada
sub model ketersediaan air bersih ini adalah :
∑ ∑
……………… 4 ……………..…...………….………… 5
……………..………………………… 6 ………………………………… 7
dimana :
C = koefisien run off kumulatif C
i
= koefisien run off lahan i A
i
= luas lahan i ha RO =
Run Off m
3
thn I = curah hujan tahunan mmthn
A = luas daerah tangkapan ha
G = imbuhan air tanah m
3
thn P =
volume hujan m
3
thn E =
evaporasi m
3
thn IKA = indeks ketersediaan air bersih
Ketersediaan air dari pelayanan PDAM dapat ditingkatkan dengan cara melakukan uprating instalasi pengolahan air IPA PDAM eksisting atau membuat
instalasi pengolahan air bersih mikro IPAB Mikro pada masing-masing wilayah yang kekurangan pelayanan air bersih. Pada sub model ini dibandingkan antara
penambahan ketersediaan air dengan cara uprating IPA dan pembuatan IPAB Mikro. Rincian biaya uprating dan IPAB Mikro dapat dilihat pada Lampiran 6 sd
7. Berdasarkan biaya uprating dan biaya pemasangan IPAB Mikro tersebut
didapat biaya dan jumlah unit IPAB Mikro yang dibutuhkan oleh Kota Tarakan untuk menambah kekurangan air pada tiap tahun. Biaya ini akan bervariasi pada
masing-masing kecamatan, tergantung jumlah kekurangan air yang akan disediakan. Dengan diketahuinya biaya penambahan air bersih tersebut, maka
dapat dijadikan usulan kebijakan sebagai alternatif dalam pemilihan sistem penyediaan air bersih di Kota Tarakan. Pelayanan air bersih perpipaan ini sesuai
MDG’s tahun 2015 harus dapat melayani 80 kebutuhan air bersih masyarakat. Sehingga pelayanan air bersih oleh PDAM perpipaan ditargetkan terlayani
80, dan sisanya terlayani oleh air tanahsumur. Tabel 18 Nilai koefisien run off masing-masing land use
Tataguna lahan C
Tataguna lahan C
Perkantoran Daerah pusat kota
Daerah sekitar kota Perumahan
Rumah tunggal Rumah susun, terpisah
Rumah susun, bersambung
Pinggiran kota Daerah Industri
Kurang padat industri Padat Industri
Taman, kuburan 0,7-0,95
0,5-0,7 0,3-0,5
0,4-0,6 0,6-0,75
0,25-0,4 0,5-0,8
0,6-0,9 0,1-0,25
Tanah Lapang Berpasir, datar, 2
Berpasir, agak rata, 2-7 Berpasir, miring, 7
Tanah berat, datar, 2 Tanah berat, agak rata, 2-7
Tanah berat, miring, 7 Tanah Pertanian, 0-30
Tanah kosong Rata
Kasar Ladang Garapan
Tanah berat, tanpa vegetasi 0,05-0,10
0,10-0,15 0,15-0,20
0,13-0,17 0,18-0,22
0,25-0,35 0,30-0,60
0,20-0,50 0,30-0,60
Sumber : U.S Forest Service, 1980 dalam Asdak, C 2007
Sub model ketersediaan air bersih ini juga menghitung neraca air bersih dan indeks ketersediaan air bersih IKA. Neraca air bersih yaitu selisih dari air
yang tersedia dengan kebutuhan total air bersih pada setiap tahun. Sedangkan IKA adalah perbandingan ketersediaan air bersih dengan kebutuhan air bersih
pada setiap tahun. Diharapkan IKA memiliki nilai ≥ 1 pada setiap tahunnya. Dengan demikian, ketersediaan air bersih Kota Tarakan lebih besar dari
kebutuhannya, sehingga tidak terjadi krisis air. Diagram alir sub model ketersediaan air bersih dapat dilihat pada Gambar 37 dan persamaan model
dinamis ketersediaan air bersih selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Beberapa data awal dan asumsi yang dipergunakan dalam sub model
ketersediaan air bersih ini adalah : 1. Luas daerah tangkapan air Kecamatan Tarakan Barat, Tarakan Timur,
Tarakan Tengah dan Tarakan Utara masing-masing adalah 2.789 ha, 5.801 ha, 5.554 ha, 10.936 ha. Dengan total wilayah sebesar 25.080 ha.