Penggunaan Lahan di Kota Tarakan
kendala tersebut memberikan kontribusi yang tinggi terhadap sub elemen kendala yang lain, setiap perubahan dalam sub elemen ini akan mempengaruhi
sub elemen kendala yang lain, sehingga perlu kajian yang lebih hati-hati dan mendalam. Sub elemen terbatasnya sarana dan prasarana dasar K2 dan
mudah terjadi konflik sosial K7, terletak pada linkage sector, hal ini berarti bahwa terjadinya kedua sub elemen kendala tersebut sangat dipengaruhi dan
sekaligus mempengaruhi terjadinya sub elemen kendala yang lain. Sub elemen kurangnya kemampuankapasitas institusi K10, tata kelola kelembagaan lemah
K11, berada pada dependent sector, hal ini berarti bahwa terjadinya kedua kendala ini sangat dipengaruhi oleh sub elemen kendala lainnya. Sedangkan sub
elemen kendala rendahnya kesadaran hidup bersih K4 dan teknologi penyediaan air kurang memadai K12, menempati autonomous sector, hal ini
berarti bahwa sub elemen kendala ini umumnya tidak berkaitan atau memiliki hubungan yang sedikit dengan sub elemen kendala lainnya.
Gambar 15 Matriks driver power – dependence untuk elemen kendala dalam
penyediaan air bersih berkelanjutan di Kota Tarakan Dari analisis ini didapatkan hirarki sub elemen kendala seperti yang
disajikan pada Gambar 16. Sub elemen kendala kunci driver power pada penyediaan air bersih berkelanjutan di pulau kecil di Kota Tarakan adalah
kualitas air baku yang buruk akibat pencemaran K3, kurangnya sumberdaya
manusia yang memadai K8 dan terbatasnya sumberdaya air tawar K9. Ketiga sub elemen kendala ini menjadi dasar bagi sub elemen lainnya. Untuk itu
kendala kualitas air baku yang buruk, kurangnya sumberdaya manusia yang memadai dan terbatasnya sumberdaya air tawar menjadi elemen kendala yang
perlu terlebih dahulu diselesaikan. Sub elemen kendala selanjutnya adalah kebijakan yang kurang memperhatikan Pulau kecil K1. Akibat kurang perhatian
dari pemerintah, maka sarana dan prasarana dasar K2 menjadi terbatas, begitu juga dengan tata ruang yang belum tertata K6. Tahapan selanjutnya yang
harus dipecahkan dalam penyediaan air bersih adalah menciptakan sarana penyediaan air bersih dengan investasi yang murah K5. Berikutnya adalah
memperbaiki tata kelola kelembagaan pengelolaan air bersih K11, menyelesaikan atau meredam konflik-konflik sosial K7 dan merubah budaya
masyarakat untuk selalu hidup bersih K4. Kendala ini menarik, karena mudahnya terjadi perselisihan antar suku di Kota Tarakan, dan beberapa suku
tertentu memiliki kebiasaan yang berbeda dalam memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Contohnya, ada sebagian suku di Kota Tarakan yang
terbiasa menggunakan air yang sedikit payau, begitu pula ada sebagian suku yang terbiasa menggunakan air yang sedikit asam gambut. Tahapan terakhir
yang harus diselesaikan adalah meningkatkan kemampuan kapasitas institusi K10, hal ini terlihat dari rendahnya cakupan pelayanan air bersih di Kota
Tarakan, untuk itu diperlukan teknologi penyediaan air yang cocok di Pulau kecil, khususnya di Kota Tarakan K12.
Gambar 16 Struktur hirarki sub elemen kendala penyediaan air bersih berkelanjutan di Kota Tarakan