Analisis Bentuk Pengelolaan Penyediaan Air Bersih

strategi eksternal peluang dan ancaman adalah 1,83 atau dalam kondisi memiliki peluang. Dengan demikian posisi pengelolaan air bersih di Kota Tarakan adalah kuat dan memiliki peluang yang cukup baik untuk dibuat suatu pengembangan kapasitas pelayanan. Posisi ini bila digambarkan dalam kuadran adalah termasuk kuadran I. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar 24 Posisi kuadran strategi pengembangan kapasitas pelayanan air bersih di Kota Tarakan Pada Gambar 24, terlihat bahwa posisi untuk melakukan strategi pengembangan pelayanan air bersih di Kota Tarakan adalah pada kuadran I. Pada posisi ini rekomendasi strategi yang dapat diambil adalah strategi agresif atau juga disebut strategi pengembangan. Setelah didapat rekomendasi strategi, langkah selanjutnya adalah menyusun rumusan strategi pengembangan berdasarkan Matrik Analisis SWOT, yaitu strategi yang dibangun berdasarkan komponen strategi kekuatan dan peluang.

5.4 Kesimpulan

Berdasarkan analisis ISM yang dilakukan dalam menyusun strategi penyediaan air bersih di Kota Tarakan didapat 3 tiga faktor kunci kendala penyediaan air bersih adalah kualitas air baku yang buruk akibat pencemaran, kurangnya sumberdaya manusia yang memadai dan terbatasnya sumberdaya air tawar; sedangkan faktor kebutuhan kunci dalam penyediaan air baku adalah ketersediaan air baku. Dari kendala dan kebutuhan penyediaan air bersih tersebut maka pemerintah Kota Tarakan perlu menyusun suatu recanakebijakan dalam rangka pengadaan air baku untuk kebutuhan penyediaan air bersih. Lembaga yang harus berperan aktif atau bertanggungjawab dalam pengelolaan air bersih di Kota Tarakan adalah PDAM. Hal ini terlihat dalam hasil analisis lembaga yang terlibat dalam penyediaan air bersih metode ISM. Hal ini selaras dengan keinginan masyarakat dan industri, dalam analisis AHP, bahwa alternatif bentuk pengelolaan air bersih harus dikelola oleh pemerintah. Hal ini menjadi menarik, karena mudahnya terjadi friksi sosial di masyarakat sehingga keberadaan pemerintah dalam pengelolaan air bersih dapat dijadikan sebagai solusi untuk menghindari konflik. Analisis SWOT bertujuan untuk menyusun faktor-faktor strategi dalam pengembangan pelayanan air bersih Kota Tarakan, sehingga dapat menggambarkan secara jelas interaksi antara Internal Strategic Faktor Analysis Summary IFAS dan External Strategic Faktor Summary EFAS. Adapun rumusan strategi pengembangan pelayanan air bersih di Kota Tarakan adalah Strategi Kekuatan – Peluang sebagai berikut : 1. Memanfaatkanmenerapkan teknologi penyediaan air bersih yang sudah ada untuk daerah-daerah yang belum terlayani air bersih oleh pemerintahPDAM sebagai alternatif dalam penyediaan air bersih dengan menggunakan konsep cluster yang memanfaatkan air hujanpermukaan. 2. Melakukan konservasi pada land use melalui kegiatan reboisasi, pembuatan sumur resapan, terasering, dan embung-embung penangkap air hujan untuk menjaga kelestarian sumber air baku. 3. Mendorong PDAM sebagai penyedia air besih untuk terus meningkatkan kapasitas layanan melalui pengurangan persentase kebocoran dan peningkatan kapasitas IPA, sehingga semakin banyak masyarakat ingin berlangganan air bersih PDAM. 4. Memanfaatkan program pemberdayaan masyarakat dari koorporasi CSR. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta permintaan air bersih yang terus meningkat, memungkinkan bagi masyarakat sanggup untuk mengelola sendiri sistem penyediaan air bersih di wilayahnya melalui program pendampingan dari koorporasi. 5. Menerapkan, menata dan menjaga suatu kawasan sesuai dengan fungsinya, berdasarkan atas komitmen Pemerintah Kota Tarakan yang diuraikan dalam RTRW Tarakan. 6 STATUS KEBERLANJUTAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU TARAKAN

6.1 Status Keberlanjutan Penyediaan Air Bersih

Dalam penelitian penyediaan air bersih di Pulau Tarakan, penentuan indeks keberlanjutan kawasan pada lima dimensi keberlanjutan, yaitu dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, infrastruktur dan teknologi, serta hukum dan kelembagaan dengan atribut dan nilai skoring hasil pendapat pakar dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Rap- TARAKAN MDS diperoleh indeks keberlanjutan untuk dimensi lingkungan sebesar 31,80 dengan status tidak berkelanjutan, dimensi ekonomi sebesar 88,24 dengan status berkelanjutan, dimensi sosial sebesar 57,53 dengan status kurang berkelanjutan, dimensi infrastruktur dan teknologi sebesar 20,14 dengan status kurang berkelanjutan, serta dimensi hukum dan kelembagaan sebesar 74,21 dengan status cukup berkelanjutan. Agar nilai indeks ini di masa akan datang dapat terus meningkat sampai mencapai status berkelanjutan, perlu perbaikan-perbaikan terhadap atribut-atribut yang sensitif berpengaruh terhadap nilai indeks dimensi infrastruktur dan teknologi juga terhadap dimensi lingkungan, ekonomi dan dimensi sosial. Atribut-atribut yang dinilai sensitif oleh para pakar didasarkan pada kondisi eksisting wilayah. Adapun nilai indeks lima dimensi keberlanjutan hasil analisis Rap-TARAKAN seperti pada Gambar 25 dan Lampiran 4. Gambar 25 Diagram layang kite diagram nilai indeks keberlanjutan penyediaan air bersih di Pulau Tarakan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Lingkungan 31,80 Ekonomi 88,24 Sosial 52,25 Infrastruktur - Teknologi 20,14 Hukum - Kelembagaan 74,21

a. Status Keberlanjutan Dimensi Lingkungan

Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi lingkungan terdiri dari sembilan atribut, yaitu 1 daerah konservasi air, 2 frekuensi kejadian kekeringan, 3 kualitas air baku, 4 kuantitas air baku, 5 curah hujan hari hujan, 6 pengembangan sumber air baku, 7 pemanfaatan lahan terhadap kualitas air, 8 tinggi permukaan air tanah, dan 9 tingkat pencemaran sungai. Analisis leverage yang dipakai untuk melihat atribut-atribut yang sensitif memberikan pengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan lingkungan. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan lingkungan yaitu 1 kuantitas air baku dapat diperoleh melalui : curah hujan hari hujan 2, dan pengembangan sumber air baku 3. Gambar 26 menyediakan informasi mengenai hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan lingkungan. Gambar 26 Peran masing-masing atribut aspek lingkungan yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms root mean square Analisis Leverage Atribut Dimensi Lingkungan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Daerah konservasi air Frekuensi kejadian kekeringan Kualitas air baku Kuantitas air baku Curah hujan dan hari hujan Pengembangan sumber air baku Pemanfaatan lahan terhadap kualitas air Tinggi permukaan air tanah Tingkat pencemaran sungai A tt ri bu te Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100 Atribut-atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi lingkungan yaitu 1 kuantitas air baku dapat diperoleh melalui : curah hujan dan hari hujan merupakan faktor utama yang mengendalikan proses daur hidrologi di daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai 2 dan pengembangan sumber air baku 3. Curah hujan rata-rata Pulau Tarakan tahun 2008 mencapai 330,8 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari sebesar 443,6 mm dan rata-rata curah hujan terendah sebesar 206,6 mm yang terjadi pada Bulan Oktober BPS Tarakan, 2009. Hujan adalah partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ke tanah maka disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan juga dapat didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses hidrologi. Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi lainnya adalah salju dan es. Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter mm. Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 mm artinya dalam luasan 1 m 2 pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Intensitas hujan adalah banyaknya curah hujan persatuan jangka waktu tertentu. Untuk lebih meningkatkan status keberlanjutan Pulau Tarakan, maka upaya perbaikan tidak hanya dilakukan terhadap atribut yang sensitif memberikan pengaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi lingkungan, namun atribut-atribut lain yang tidak sensitif berdasarkan analisis leverage juga perlu mendapatkan perhatian yang serius untuk ditangani. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan mempertahankan atau meningkatkan atribut-atribut yang berdampak positif terhadap peningkatan keberlanjutan dimensi lingkungan kawasan. Di sisi lain juga berupaya menekan sekecil mungkin atribut-atribut yang memberikan dampak negatif terhadap penurunan tingkat keberlanjutan dimensi lingkungan kawasan. Adapun atribut-atribut yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan antara lain : 1 daerah konservasi air, 2 tinggi permukaan air tanah dan 3 kualitas air permukaan. Sementara atribut-atribut yang perlu ditekan agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap penurunan status keberlanjutan kawasan adalah 1 tingkat pencemaran sungai, 2 pemanfaatan lahan terhadap kualitas air, dan 3 frekuensi kekeringan dengan menggunakan pembangunan dam, tanggul, penahan banjir dan drainase untuk pengelolaan sumberdaya air, serta pembuatan sumur resapan. b. Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi Atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi ekonomi terdiri dari tujuh atribut, yaitu 1 tingkat keuntungan PDAM, 2 tarif air PDAM, 3 persentase penduduk miskin, 4 penetapan harga price discrimination di antara dan di dalam kelompok konsumen, 5 willingness to pay kesediaan membayar dalam pemakaian sumber air, 6 kontribusi sektor pemanfaatan sumber air terhadap PDRB, dan 7 ketersediaan dana untuk pengembangan air bersih. Berdasarkan hasil analisis leverage diperoleh tiga atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan ekonomi yaitu 1 tingkat keuntungan PDAM, 2 tarif air PDAM, dan 3 willingness to pay kesediaan membayar dalam pemakaian sumber air. Hasil analisis leverage dimensi keberlanjutan ekonomi dapat dilihat pada Gambar 27. Atribut-atribut yang sensitif terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi ekonomi yaitu 1 tingkat keuntungan PDAM 2 tarif air PDAM dan 3 willingness to pay kesediaan membayar dalam pemakaian sumber air. Tarif air merupakan harga dalam rupiah yang harus dibayarkan oleh pelanggan PDAM untuk setiap pemakaian meter kubik air bersih yang disalurkan oleh PDAM Permendagri No. 2 Tahun 1998. Besarnya tarif merupakan kesepakatan bersama antara pihak penyedia pelayanan air bersih PDAM dengan pengguna jasa layanan air bersih pelanggan, sedangkan peran pemerintah dalam melaksanakan fungsinya selaku pembina regulator sektor sumber daya air hendaknya dalam menentukan kebijakan di bidang penetapan tarif air minum memerlukan pertimbangan – pertimbangan yang berorentasi kepada kemauan dan kemampuan daya beli pelanggan ability and willingness to pay di satu pihak dan kelangsungan hidup perusahaan di pihak lainnya. Untuk mengetahui kemampuan dan kemauan membayar tersebut perlu dilakukan analisis keterjangkauan daya beli pelanggan air minum dalam membayar tarif yang meliputi analisis kemauan membayar willingness to pay dan analisis kemampuan membayar ability to pay terhadap tarif yang berlaku. Rendahnya tingkat ekonomi masyarakat menjadi kendala bagi keberlanjutan sistem penyediaan air bersih. Salah satu indikator keberlanjutan sistem adalah tingkat kepuasan pelanggan. Keberlanjutan dapat dijamin dengan pengelolaan yang baik dan didukung oleh partisipasi masyarakat, baik dalam bentuk kelancaran pembayaran pemakaian air atau keterlibatan langsung dalam setiap tahapan kegiatan pelayanan air bersih. Pengelolaan yang baik dan keterlibatan masyarakat menjadi pendorong keandalan sistem penyediaan air bersih, yang pada akhirnya menaikkan tingkat kepuasan masyarakat. Gambar 27 Peran masing-masing atribut aspek ekonomi yang dinyatakan dalam bentuk nilai rms root mean square Analisis Leverage Atribut Dimensi Ekonomi 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Tingkat keuntungan PDAM Penetapan harga price discrimination di antara dan di dalam kelompok konsumen Persentase penduduk miskin Tarif air PDAM Willingness to pay kesediaan membayar dalam pemakaian sumber air Kontribusi sektor pemanfaatan sumber air terhadap PDRB Ketersediaan dana untuk pengembangan air bersih A tt ri bu te Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Sustainability scale 0 to 100