c. Wilayah dataran plain yaitu daerah endapan, dataran karst, dataran basalt dengan wilayah bergelombang 40 dengan beda ketinggian 50 meter.
d. Wilayah dataran alluvial yaitu daerah dataran dari proses pengendapan baik di daerah muara maupun daerah pedalaman. Bentuk wilayah datar dengan
variasi lereng 2 meter. e. Wilayah berbukit hill yaitu daerah bukit endapan dan ultra basalt, sistem
punggung sedimen, metaorf dan kerucut vulkanik yang berpotongan dengan pola drainase radial. Bentuk wilayah bergelombangbergunung, variasi lereng
16-60 dan beda ketinggian 50-300 meter.
4.4 Morfologi
Kota Tarakan merupakan daerah datar hingga berbukit yang tersebar dalam beberapa kelas ketinggian. Kawasan pantai Kota Tarakan memiliki kondisi
topografi yang cenderung datar. Luas kota Tarakan pada daerah pengaruh pasang surut sebesar 2.937 ha 11,71 dengan kelas ketinggian 0-7 meter.
Untuk daerah dataran pantai luasannya mencapai 8.980 ha 35,65 pada ketinggian 7-25 meter. Kedua kelas ketinggian ini tersebar mulai garis pantai
hingga ke bagian tengah pulau.
4.5 Morfologi Daerah Aliran Sungai
Umumnya daerah aliran sungai di Pulau Tarakan berupa sungai-sungai kecil dengan lebar antara 1-7 meter, kedalaman air tidak lebih dari 0,5 meter.
Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya pendek-pendek. Hulu sungai terdapat di tengah pulau, sebagian mengalir ke pantai barat pulau dan
sebagian lagi mengalir ke pantai timur Pulau Tarakan. Sungai-sungai yang bermuara di bagian barat pulau adalah Sungai Bengawan, Sungai Peniki, Sungai
Sesanip, Sungai Pamusian, Sungai Selipi dan Sungai Amal. Selain itu terdapat sungai-sungai yang mengalir ke pantai utara, yaitu Sungai Bunyu, Sungai Maja,
dan Sungai Selayang. Sungai yang tergolong besar dan alirannya terus-menerus sepanjang musim adalah Sungai Pamusian. Daerah aliran sungai di Pulau
Tarakan dapat dilihat pada Gambar 12.
4.6 Debit Sungai dan Sedimentasi
Sungai-sungai yang mengalir di Pulau Tarakan umumnya sempit dan pendek. Pada saat kemarau aliran sungai umumnya kering atau sangat sedikit,
sedangkan pada musim penghujan debit air cukup besar. Luasan daerah aliran sungai dan debit aliran maksimum masing-masing sungai dapat dilihat pada
Tabel 4. Tabel 4 Inventarisasi sungai Pulau Tarakan 2009
No. Nama Sungai
Luas DPS km
2
Debit Maks m
3
dtk
1 Sungai Binalatung
22,591 1,973
2 Sungai Pamusian
23,82 0,204
3 Sungai Kampung BugisKarang Anyar
5,641 0,493
4 Sungai Persemaian
14,779 1,29
5 Sungai Semunti
8,976 0,784
6 Sungai Maya
15,066 1,316
7 Sungai Mangatal
10,422 0,91
8 Sungai Selayung
8,366 0,731
9 Sungai Siaboi
20,492 1,789
10 Sungai Keterangan
17,245 1,506
11 Sungai Hanjulung
6,634 0,579
12 Sungai Kuli
4,268 0,373
13 Sungai Kampung Baru
3,821 0,334
14 Sungai Amal Baru
3,468 0,303
15 Sungai Batu Mapan
3,138 0,274
16 Sungai SlipiMambulua
1,441 0,126
17 Sungai BunyuTanjung Batu
2,025 0,177
18 Sungai Mentogog
4,944 0,432
19 Sungai Nangitan
2,336 0,204
20 Sungai Buaya
23,82 2,08
21 Sungai Sesanip
6,676 0,583
22 Sungai Bengawan
12,363 1,08
23 Sungai Belalung
9,737 0,85
24 Sungai Bunyu
7,578 0,662
Permukaan tanah Pulau Tarakan umumnya mengandung pasir dan lempung. Karena kestabilan lereng yang rendah, penebangan pohon, dan curah
hujan yang tinggi mengakibatkan terjadinya sedimentasi pendangkalan di dalam sungai. Adanya sedimentasi pada aliran ini dapat mengakibatkan
kekeruhan yang mempengaruhi kualitas sungai.
Gambar 12 Peta Daerah Aliran Sungai Pulau Tarakan
4.7 Curah Hujan Rata-rata
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografis dan pertemuanperputaran arus udara BMKG, 2009. Oleh
karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan Kota Tarakan sangat beragam dari waktu ke waktu.
Catatan curah hujan bulanan sepanjang tahun 2008 disajikan pada Tabel 5. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 443,6 mm dan rata-rata
hujan terendah sebesar 206,6 mm terjadi pada bulan Oktober. Sedangkan rata- rata curah hujan sepanjang tahun 2008 tercatat sebesar 330,8 mm. Namun
dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur termasuk Kota Tarakan kadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun
hujan dalam kenyataannya tidak turun hujan sama sekali, begitu juga sebaliknya.