didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan membangun pengetahuan sendiri dan bertanggungjawab atas hasil pembelajarannya.
26
Model pembelajaran Group Investigation merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif, yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar dalam
kelompok-kelompok kecil yang heterogen untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah yang ditugaskan guru.
27
Pembelajaran Group Investigation mendorong peserta didik dalam keterlibatan belajar untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun keterampilan proses kelompok.
28
Jadi, Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas peserta didik untuk
mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan- bahan yang tersedia, contohnya dari buku pelajaran. Pembelajaran ini melibatkan
peserta didik sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para peserta
didik untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok group process skills. Model Group Investigation
GI dapat melatih peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
b. Tahapan Pembelajaran Group Investigation GI
Dalam Group investigation para murid bekerja melalui enam tahapan.
29
Tahap pertama mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Para peserta
didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. Para peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari
26
Brian Aziz Suryadana, Tjiptaning Suprihati, Sri Astutik, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation GI Disertai Media Kartu Masalah pada Pembelajaran Fisika di SMA,
Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, 2012, h. 269
27
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Ghalia Indonesia: Bogor, 2014, h. 258
28
Imas kurniasih, Berlin Sani., Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Mamahami Aspek Dalam Kurikulum 2013, Yogyajarta: Kata Pena, 2014, h. 93
29
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2005, h. 218
topik yang telah mereka pilih. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan peserta didik dan harus bersifat heterogen. Guru membantu dalam pengumpulan
informasi dan memfasilitasi pengaturan. Tahap kedua merencanakan tugas yang akan dipelajari. Para peserta didik
merencanakan bersama mengenai apa yang dipelajari, bagaimana proses mempelajarinya, siapa yang melakukan. Untuk tujuan atau kepentingan apa
menginvestigasi topik. Tahap ketiga melaksanakan investigasi. Para peserta didik mengumpulkan
informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Para peserta didik
saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan. Tahap keempat menyiapkan laporan akhir. Setiap anggota kelompok
menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan
membuat presentasi mereka. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
Tahap kelima mempresentasikan laporan akhir. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. Bagian presentasi tersebut harus dapat
melibatkan pendengarannya secara aktif. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. Tahap keenam evaluasi. Para peserta didik saling memberikan umpan balik
mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan murid berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran peserta didik. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
Menurut Ngalimun model pembelajaran tipe group investigation memiliki 9 tahapan, yaitu pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,
rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu,
pengolahan data penyajian hasil investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan peserta didik, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
30
Sedangkan menurut Imas tahapan pembelajaran pada model pembelajaran group investigation terdiri dari 8 tahapan. Tahapan pertama guru membagi kelas
menjadi beberapa kelompok yang heterogen. Tahapan kedua guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. Tahapan ketiga
guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk mengambil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan keempat masing-masing kelompok
membahas matri tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. Tahapan kelima masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya
menyampaikan hasil pembahasan. Tahapan keenam kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Tahapan ketujuh guru memberikan
penejalasan singkat klarifikasi bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan, dan tahapan terakhir yaitu evaluasi.
31
Ketiga sintaks yang telah dijelaskan, penelitian yang dilakukan menggunakan sintaks dari Robert E. Slavin yang lebih singkat. Hal ini didasarkan atas pertimbangan
waktu jam pelajaran biologi dikelas yang tidak terlalu lama 45 menit untuk satu jam pelajaran dan sesuai dengan indikator sikap ilmiah yang digunakan.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran
Group Investigation GI
Model Group investigation memanglah suatu rancangan mengenai pola pembelajaran aktif melalui investigasi kelompok yang terorganisir dengan baik.
Namun, metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model Group investigation yaitu dapat meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan keterampilan inkuiri kompleks, kegiatan belajar berfokus pada peserta didik sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik,
30
Ngalimun, Muhammad Fauzani, Ahmad Salabi, Strategi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016, Edisi Revisi, h. 237
31
Imas kurniasih, Berlin Sani., loc cit.