Pengertian Sikap Ilmiah Sikap Ilmiah

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.6 : Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan peranannya bagi kehidupan melalui percobaan 4.7 : Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau peranannya bagi kehidupan Kajian konsep Fungi ditinjau dari tiga buku. Buku kesatu yaitu buku biologi untuk mahasiswa dan peserta didik, buku kedua dan ketiga adalah buku biologi SMA berdasarkan kurikulum 2013. Buku kesatu karangan Campbell, Reece dan Mitchell, dan buku kedua karangan Irnaningtyas, dan buku ketiga karangan Yusa. Fungi memiliki beberapa definisi ditinjau dari ketiga buku tersebut. Pertama, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organisme eukariotik lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural, serta pertumbuhan dan reproduksinya. 41 Jamur merupakan organisasi eukariotik, memiliki inti sel, memiliki dinding sel dari kitin, heterotrof, dan berukuran mikroskopis atau makroskopis. 42 Jamur merupakan organisme eukariotik berdinding sel, tetapi tidak memiliki pigmen untuk fotosintesis. 43 Campbel, Reece dan Mitchell membagi materi Fungi ke dalam empat bahasan. Keempat bahasan itu adalah pengantar fungi, keanekaragaman fungi, dampak ekologis fungi, dan hubungan filogenetik fungi. 44 Pengantar fungi menjelaskan pengertian, cara hidup, struktur tubuh dan reproduksi fungi. Keanekaragaman fungi berisi tentang divisi-divisi fungi. Dampak ekologis fungi 41 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mtchell, Biologi, Jilid II, Jakarta: Erlangga, 2003, h. 185 42 Irnaningtyas, Biologi untuk SMAMA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Jakarta: Erlangga, 2013, h. 251 43 Yusa, Manickam Bala Subra Maniam, Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk kelas X SMAMA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum 2013 , Bandung: Grafindo Media Pratama, 2013, h. 129 44 Campbell, Reece, Mitchell, op.cit., h.199 menjelaskan tentang peranan fungi dalam ekosistem sebagai pengurai, simbion, dan patogen serta fungi yang dijadikan sumber makanan oleh banyak hewan. Hubungan filogenetik fungi menjelaskan tentang evolusi fungi dari protista. Irnaningtyas membagi materi Fungi ke dalam tujuh bahasan. Tujuh bahasan itu adalah ciri-ciri tubuh jamur, cara hidup dan habitat jamur, reproduksi jamur, klasifikasi jamur, simbiosis jamur dengan organisme lainnya, peranan jamur dalam kehidupan manusia, dan pembiakan jamur. 45 Sementara itu, Yusa membagi konsep Fungi ke dalam tiga bahasan. Tiga bahasan tersebut antara lain ciri-ciri jamur, klasifikasi jamur, Liken, dan Peranan liken. 46

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari dalam penelitiannya dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran guided inquiry dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri peserta didik hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guided inquiry peserta didik diberikan kesempatan untuk aktif dalam setiap proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sedangkan guru membantu membimbing proses pembelajaran. Penerapan model guided inquiry berpengaruh pula terhadap hasil belajar peserta didik. Tumbuhnya sikap ilmiah dengan penerapan model guided inquiry dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. 47 Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti dalam penelitiannya disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan sikap ilmiah. Hal ini terbukti dari hasil analisi pada siklus I ke siklus II 45 Irnaningtyas, op.cit., h.226-250 46 Yusa, op. cit., h.129-147 47 Siska Nugraheni Margiastuti, Parmin, Stephani Diah Pamelasari, Penerapan Model Guided Inquiry terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Peserta Didik pada Tema Ekosistem, Jurna Pendidikan Indonesia, Vol. 4, 2015 mengalami peningkatan, dimana rata-rata persentase sikap ilmiah peserta didik pada siklus I 77,87 cukup kemudian meningkat pada siklus II menjadi 86,99 baik. 48 Istikomah, S. Hendratto, S. Bambang dalam penelitiannya disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation lebih efektif menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik dan disarankan untuk penggunaan model pembelajaran Group Investigation agar sikap ilmiah peserta didik dapat ditumbuhkan. Hal ini terbukti dari analisis dengan menggunakan uji t. Hasil data sikap ilmiah antara kelompok eksperimen dan kontrol dihasilkan t hitung = 1,994 dan t tabel = 1,99 berarti t hitung t tabel sehingga dapat dinyatakan sikap ilmiah kelompok investigasi lebih baik dari pada kelompok jigsaw secara signifikan. Hal ini didukung oleh data observasi sikap ilmiah kelompok investigasi yakni 4,87 sedang, 58,53 tinggi, dan 36,59 sangat tinggi, sedangkan kelompok jigsaw 17,5 sedang, 60 tinggi, dan 22,5 sangat tinggi. 49 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yasar dan Anagun, menyatakan bahwa sikap ilmiah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Sikap ilmiah memiliki peran penting dalam mengembangkan kecakapan ilmiah. Setiap individu yang memiliki sikap ilmiah, memiliki kualitas seperti realistis memiliki perhatian terhadap lingkungan sekitar, menghindari generalisasi yang di dasarkan pada fenomena dan tidak mempercayai keyakinan dogmatis. 50 Baris Ozden dan Nilgun Yenice dalam penelitiannya disimpulkan bahwa siswa memiliki sikap ilmiah yang positif. Sikap ilmiah dari para peserta bervariasi 48 Mariani Natalina, Yustini Yusuf dan Ermadianti, Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 14 Pekanbaru Tahun Ajaran 20122013, Jurnal Biogenesis, Vol. 9, 2013 49 Istikomah, Hendratto, dan Bambang, Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah Peserta didik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol.6, 2010 50 Yasar, S. and Anagun, S. S., Reliability and Validity Studiesof the Science and Technology Course Scientific Attitude Scale, Journal of Turkish ScienceEducation, Vol 6, 2009.

Dokumen yang terkait

Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Dengan Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis (Kuasi Eksperimen Di Mts. Nurul Falah Sangiang Kota Tange

10 36 212

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas pada Konsep Jamur

0 7 303

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

3 27 42

pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis Group investigation terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

2 37 235

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH MAHASISWA

0 1 89

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DAN GI (GROUP INVESTIGATION) DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH BELAJAR SISWA | Susilo | Inkuiri 9676 20556 1 SM

0 0 9

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BRYOPHYTA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DI SMA KELAS X

0 0 10