student centered, serta peserta didik bekerja secara kooperatif dalam sebuah kelompok group. Peserta didik menemukan sendiri informasi dan bekerja
memecahkan masalah. Walaupun ada kesamaan, namun secara spesifik kedua pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dalam tingkat kemandiriannya. Pada
pembelajaran inquiry, guru hanya terlibat dalam mengajukan permasalahan, peserta didik menentukan proses dan penyelesaian masalah. Pada pembelajaran group
investigation, guru hanya memaparkan permasalahan utama, peserta didik hanya memilih topik, menentukan proses dan penyelasaian, dan mempresentasikan hasil.
Perbedaan tingkat kemandirian peserta didik dalam proses belajar ini dimungkinkan akan mempengaruhi sikap ilmiah yang dihasilkannya.
Proses pembelajaran yang telah dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri SMAN wilayah Jakarta Selatan SMAN 32 Jakarta Selatan telah
melibatkan peserta didik secara aktif. Hasil wawancara di sekolah tersebut menunjukkan pembelajaran dilaksanakan dengan metode diskusi dan praktikum.
Diskusi yang dilakukan untuk melibatkan peserta didik secara aktif adalah dengan presentasi. Metode diskusi dan praktikum yang sering digunakan adalah model
discovery.
9
Namun, penilaian yang dilakukan di SMAN 32 Jakarta Selatan hanya sekedar pemahaman konsep kognitif dan keterampilan praktik. Padahal kurikulum
yang diterapkan di sekolah tersebut adalah kurikulum 2013 yang menuntut penilaian secara autentik berupa sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
10
Dari uraian tersebut menjelaskan bahwa dimensi sikap merupakan tujuan dari pendidikan nasional yang
terpenting untuk diperhatikan salah satunya adalah sikap ilmiah. Konsep Fungi ini merupakan konsep yang sangat konkret, yang mana dalam
kompetensi dasarnya menekankan peserta didik untuk mendeskripsikan ciri-ciri, jenis-jenis jamur, reproduksi jamur berdasarkan hasil pengamatan, percobaan dan
kajian literature serta peranannya bagi kehidupan. Tetapi, berdasarkan hasil
9
Lampiran 21
10
Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan RI, 2013, h. 3
wawancara kegiatan belajar mengajar di SMAN 32 Jakarta Selatan, konsep Fungi hanya diajarkan dengan metode presentasi dan diskusi saja untuk mengejar
ketuntasan materi dan mengukur kognitif peserta didik. Sejauh ini belum banyak penelitian membedakan sikap ilmiah antara penggunaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan Group Investigation GI yang disertai dengan pembagian instrumen pada ranah sikap. Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa antara yang menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Group Investigation GI pada
Konsep Fungi
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang terdapat pada SMAN 32 Jakarta Selatan sebagai berikut:
1. Penilaian setelah proses belajar umumnya lebih kepada penilaian kognitif dan keterampilan yang meniadakan pengukuran sikap, khususnya sikap ilmiah
2. Konsep Fungi sebagian besar diajarkan dengan cara presentasi dan diskusi kelompok
3. Proses pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik sebagian besar dilakukan dengan presentasi dan model discovery.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian yang dilakukan mengarah pada tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, peneliti membatasi penelitian sebagai
beriku: 1. Langkah-langkah model pembelajaran Inkuiri terbimbing yang digunakan mengacu
pada teori yang dicetuskan oleh Wina Sanjaya. Sedangkan model pembelajaran Group Investigation GI yang digunakan mengacu pada teori yang dicetuskan
oleh Robert E Slavin.
2. Dimensi dan Indikator sikap ilmiah yang digunakan mengacu pada Herson Anwar yang meliputi aspek rasa ingin tahu, berpikir terbuka dan kerjasama, respek
terhadap data dan fakta, berpikir kritis, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
3. Media pendukung dalam proses pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa LKS yang dikaitkan dengan langkah-langkah dalam model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dan Group Investigation GI. Pada LKS Inkuiri Terbimbing dan GI memuat artikel sebagai sumber informasi siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Apakah sikap ilmiah peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing lebih tinggi dari peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran Group Investigation GI ?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah peserta didik antara penggunaan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan
Group Investigation GI.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Peneliti, sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan
model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan Group Investigasi GI dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik pada konsep Fungi.
b. Dunia pendidikan, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran alternatif yang
tepat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mencapai tujuan Kegiatan Belajar Mengajar dan Standar Kelulusan yang diharapkan.
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis
Setiap guru dapat menggunakan model pembelajaran yang berbeda, model pembelajaran yang dipilih tentunya harus sesuai dengan tujuan kelas, dan
karakteristik peserta didik. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group investigation. Dengan
kedua model pembelajaran tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik.
Dalam kajian teoretis ini akan dipaparkan mengenai model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing dan group
investigation serta sikap ilmiah.
1. Model Pembelajaran Inkuiri a. Pengertian inkuiri
Kata inkuiri berasal dari bahasa Inggris, Inquiry yang berarti penyelidikan, pertanyaan, pemeriksaan, permintaan keterangan. Inkuiri sebagai suatu proses umum
yang dilakukan manusia untuk mencari dan memahami informasi. Inkuiri mempresentasikan sebuah proses yang rutin peneliti dilakukan dalam melakukan
penelitian. Inkuiri sebagai metode bagi para peserta didik untuk mempelajari materi dan keterampilan dalam ilmu ilmu alam science. Strategi ini merupakan aplikasi
pembelajaran konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah.
1
Salah satu prinsip utama inkuiri, yaitu peserta didik dapat mengkonstruk pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya. Dalam
1
Nuryana Purwaning Rahayu, Pengaruh Strategi Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Keterampilan Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal Skripsi pada
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012, h.2