Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry
diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan peserta didik untuk mentransfer pengetahuan baru kedalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang
baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dunia. Tahap kelima adalah penutup, setiap kegiatan diakhiri dengan membuat validasi terhadap hasil yang
mereka dapatkan, refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari dan menilai penampilan mereka.
Menurut Made Wena, model pembelajaran inkuiri biologi terdiri atas empat tahap.
12
Tahap Pertama investigasi, peserta didik diharapkan pada permasalahan yang perlu dikaji dan guru merancang bahan ajar yang mampu mendorong peserta didik
untuk mengkaji lebih lanjut. Tahap kedua penentuan masalah, peserta didik didorong untuk mampu memetakan permasalahan yang ada. Ketiga identifikasi masalah,
peserta didik
melakukan identifikasi
dan memverifikasi
permasalahan, mengembangkan
hipotesis, mencari
alternatif pemecahan
masalah, dan
mengembangkan kesimpulan sementara. Keempat penyimpulanpenyelesaian masalah, peserta didik harus mampu menyimpulkan pemecahan masalah yang paling
tepat untuk menyelesaikan soal yang ada. Tahapan pembelajaran inkuiri lainnya juga diungkapkan oleh Wina Sanjaya.
Wina Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti 6 tahapan.
13
Tahap pertama adalah orientasi. Pada tahap ini guru merangsang dan mengajak peserta didik
untuk berpikir memecahkan masalah. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
peserta didik. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta
tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
12
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h, 68
13
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, h. 201
merumuskan kesimpulan. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.
Tahap kedua adalah merumuskan masalah. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabanya,
dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Tahap ketiga adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban
sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
Tahap keempat adalah mengumpulkan data. Menggumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang
diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Tahap kelima menguji hipotesis. Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argument, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Tahap keenam adalah merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian