Pengertian Sikap Sikap Ilmiah

Dimensi Indikator Menerima saran dari teman Tidak merasa selalu benar Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative Berpartisipasi akif dalam kelompok Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti setelah penemuannya hilang Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya selesai lebih awal Sikap peka terhadap lingkungan sekitar Perhatian terhadap peristiwa sekitar Partisipasi pada kegiatan sosial Menjaga kebersihan lingkungan sekolah Aplikasi pembentukan sikap ilmiah dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran, baik dalam menyampaikan materi, melaksanakan percobaan, dalam menilai hasil percobaan dan prestasi belajar peserta didik. Peneliti menggunakan indikator dan dimensi sikap dari Harson Anwar sebagai acuan dalam penelitian.

5. Tinjauan Konsep Fungi

Konsep Fungi yang dipelajari ditingkat SMAMA memiliki kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD sebagai berikut: 40 Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleransi, damai, santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, 40 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas SMAMadrasah Aliyah MA, tersedia melalui http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespendidikandrs- sudarmji-mpd03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016. kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar 3.6 : Mengelompokkan jenis-jenis jamur berdasarkan ciri-ciri dan peranannya bagi kehidupan melalui percobaan 4.7 : Mengamati berbagai jenis jamur melalui pengamatan langsung atau gambar dan mengelompokkannya berdasarkan ciri atau peranannya bagi kehidupan Kajian konsep Fungi ditinjau dari tiga buku. Buku kesatu yaitu buku biologi untuk mahasiswa dan peserta didik, buku kedua dan ketiga adalah buku biologi SMA berdasarkan kurikulum 2013. Buku kesatu karangan Campbell, Reece dan Mitchell, dan buku kedua karangan Irnaningtyas, dan buku ketiga karangan Yusa. Fungi memiliki beberapa definisi ditinjau dari ketiga buku tersebut. Pertama, fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari organisme eukariotik lainnya ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural, serta pertumbuhan dan reproduksinya. 41 Jamur merupakan organisasi eukariotik, memiliki inti sel, memiliki dinding sel dari kitin, heterotrof, dan berukuran mikroskopis atau makroskopis. 42 Jamur merupakan organisme eukariotik berdinding sel, tetapi tidak memiliki pigmen untuk fotosintesis. 43 Campbel, Reece dan Mitchell membagi materi Fungi ke dalam empat bahasan. Keempat bahasan itu adalah pengantar fungi, keanekaragaman fungi, dampak ekologis fungi, dan hubungan filogenetik fungi. 44 Pengantar fungi menjelaskan pengertian, cara hidup, struktur tubuh dan reproduksi fungi. Keanekaragaman fungi berisi tentang divisi-divisi fungi. Dampak ekologis fungi 41 Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mtchell, Biologi, Jilid II, Jakarta: Erlangga, 2003, h. 185 42 Irnaningtyas, Biologi untuk SMAMA Kelas X Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam, Jakarta: Erlangga, 2013, h. 251 43 Yusa, Manickam Bala Subra Maniam, Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk kelas X SMAMA Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam Kurikulum 2013 , Bandung: Grafindo Media Pratama, 2013, h. 129 44 Campbell, Reece, Mitchell, op.cit., h.199

Dokumen yang terkait

Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Dengan Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis (Kuasi Eksperimen Di Mts. Nurul Falah Sangiang Kota Tange

10 36 212

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas pada Konsep Jamur

0 7 303

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

3 27 42

pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis Group investigation terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

2 37 235

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH MAHASISWA

0 1 89

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DAN GI (GROUP INVESTIGATION) DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH BELAJAR SISWA | Susilo | Inkuiri 9676 20556 1 SM

0 0 9

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BRYOPHYTA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DI SMA KELAS X

0 0 10