Tahapan Pembelajaran Group Investigation GI

meningkatkan keterampilan sosial dimana peserta didik dilatih untuk bekerja sama dengan peserta didik lain, meningkatkan pengembangan soft skills kritis, komunikasi, kreatif dan group process skill managemen kelompok, menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah, mengembangkan pemahaman peserta didik melalui berbagai kegiatan, mampu menumbuhkan sikap saling menghargai, saling menguntungkan, memperkuat ikatan sosial, tumbuh sikap untuk lebih mengenal kemampuan diri sendiri, bertanggungjawab dan merasa berguna untuk orang lain. 32 Selain memiliki kelebihan model pembelajaran Group investigation juga memiliki kelemahan , yaitu group investigation tidak ditunjang oleh adanya hasil penelitian yang khusus, proyek-proyek kelompok sering melibatkan siswa-siswa yang mampu, group investigation terkadang memerlukan pengaturan situasi dan kondisi yang berbeda, jenis meteri yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula. Kelemahan lainnya adalah keadaan kelas tidak selalu memberikan lingkungan fisik yang baik bagi kelompok dan keberhasilan model Group Investigation bergantung pada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri. 33 Pembelajaran group investigation mendorong peserta didik untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna, sebab peserta didik akan banyak melalui proses belajar melalui pembentukan dan penciptaan, kerja dalam kelompok dan berbagi pengetahuan serta tanggung jawab individu merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar menggunakan metode group investigation adalah peranan guru yang ekstra bisa membuat kelas sebaik mungkin. Untuk itu sebelumnya haruslah sudah ada persiapan yang sangat matang agar proses kegiatan belajar-mengajar dengan model Group investigation ini berjalan baik. Group investigation dalam pembelajaran 32 Robert E Slavin, Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice, USA: Allyn Bacon, 1995, h. 111 33 Wahyu Wijayanti, Sudarno Herlambang, Mahadi Slamet K, Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation GI terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mejayan Kabupaten Madiun, diakses dari http:jurnal-online.um.ac.iddataartikelartikel2405E92B2C97 1A74C4C2BDB5B724F6E4.pdf, 2014, h. 2 kelompok ini dapat membantu peserta didik memenuhi kebutuhan dasar untuk tampak pintar dan kompeten serta kebutuhan merasa terhubung dengan orang lain didalam lingkungan sosial.

4. Sikap Ilmiah

Pendidikan untuk pembelajaran biologi perlu dan dapat dimuati unsur pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah. Sikap yang dikembangkan dalam sains adalah sikap ilmiah. Sikap ilmiah mengandung dua makna, yaitu attitude to scince dan attitude of science. Pertama, mengacu pada sikap terhadap sains, sedangkan yang kedua, mengacu pada sikap yang melekat setelah mempelajari sains.

a. Pengertian Sikap

Istilah sikap attitude pertama kali digunakan oleh Herbert Spencer pada tahun 1862. Pada saat itu, Herbert mengartikan sikap sebagai status mental seseorang. Tokoh-tokoh terkenal di bidang pengukuran sikap antara lain Louis Thurstone, Rensis Likert, dan Charles Osgood. Mereka mengartikan sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi dari sebuah perasaan. Menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal yang berdimensi aktif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif terhadap objek orang, barang, dan sebagianya baik secara positif maupun negatif. 34 Sedangkan Slameto menjelaskan bahwa, sikap merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam kehidupan. 35 Peserta didik tidak akan berusaha untuk memahami suatu konsep jika dia tidak memiliki kemauan untuk memahami konsep tersebut. Sehingga sikap 34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 135 35 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 188 ketertarik peserta didik pada pembelajaran akan menuntun ia untuk mencari tahu lebih banyak mengenai hal yang akan ia pelajari. Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, yaitu melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam, melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja, melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, melalui identifikasi, disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasibadan tertentu didasari suatu ketertarikan emosional sifatnya. 36

b. Pengertian Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah peserta didik adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ilmiah peserta didik dapat ditingkatkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menggali dan meningkatkan sikap ilmiahnya. 37 Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide dan informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif. 38 Secara umum, sikap ilmiah dapat diartikan sebagai suatu kesiapan yang kompeks dari seorang individu untuk memperlukan suatu objek orang, benda, lingkungan, sekolah, dan lain-lain dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu. Sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesiapan, kesediaan, seseorang untuk memberikan respontanggapantingkah laku secara ilmu pengetahuan dan 36 Ibid., h. 189 37 Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman, “Pembelajaran IPA dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Peserta Didik ”, Jurnal Inkuiri, Vol. 1, 2012, h. 57 38 Dede Persaoran Damanik dan Nurdin Bukit, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training IT dan Direct Instruction DI”, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 2, 2013, h. 19

Dokumen yang terkait

Perbedaan Keterampilan Proses Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Dengan Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Fotosintesis (Kuasi Eksperimen Di Mts. Nurul Falah Sangiang Kota Tange

10 36 212

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas pada Konsep Jamur

0 7 303

IMPLEMENTASI METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

0 6 183

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

3 27 42

pengaruh penggunaan lembar kerja siswa berbasis Group investigation terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

2 37 235

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH MAHASISWA

0 1 89

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DAN GI (GROUP INVESTIGATION) DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN SIKAP ILMIAH BELAJAR SISWA | Susilo | Inkuiri 9676 20556 1 SM

0 0 9

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BRYOPHYTA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DI SMA KELAS X

0 0 10