ketertarik peserta didik pada pembelajaran akan menuntun ia untuk mencari tahu lebih banyak mengenai hal yang akan ia pelajari.
Sikap terbentuk melalui bermacam-macam cara, yaitu melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui suatu pengalaman yang disertai
perasaan yang mendalam, melalui imitasi, peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja, melalui sugesti, disini seseorang membentuk suatu sikap
terhadap objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, melalui identifikasi, disini seseorang meniru orang lain atau suatu organisasibadan tertentu didasari suatu
ketertarikan emosional sifatnya.
36
b. Pengertian Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah peserta didik adalah sikap tertentu yang diambil dan dikembangkan oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sikap ilmiah
peserta didik dapat ditingkatkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat menggali dan meningkatkan sikap ilmiahnya.
37
Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide dan informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti
yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif.
38
Secara umum, sikap ilmiah dapat diartikan sebagai suatu kesiapan yang kompeks dari seorang individu untuk memperlukan suatu objek orang, benda,
lingkungan, sekolah, dan lain-lain dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu. Sikap ilmiah diartikan sebagai suatu kecenderungan, kesiapan, kesediaan, seseorang
untuk memberikan respontanggapantingkah laku secara ilmu pengetahuan dan
36
Ibid., h. 189
37
Rina Astuti, Widha Sunarno, Suciati Sudarisman, “Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Menggunakan Metode Eksperimen Bebas Termodifikasi dan Eksperimen Terbimbing Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Motivasi Belajar Peserta Didik
”, Jurnal Inkuiri, Vol. 1, 2012, h. 57
38
Dede Persaoran Damanik dan Nurdin Bukit, “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis dan
Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training IT dan Direct Instruction
DI”, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Vol. 2, 2013, h. 19
memenuhi syarat hukum ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya. Sikap ilmiah merupakan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah, menilai ide dan
informasi untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang telah dikumpulkan dan dievaluasi secara objektif. Diperlukan juga sikap kritis
berdasarkan bukti yang relevan. Orang yang melakukan prosedur ini dikatakan memiliki sikap ilmiah.
Pengukuran sikap
ilmiah peserta
didik dapat
didasarkan pada
pengelompokkan sikap sebagai dimensi sikap, selanjutnya dikembangkan indikator- indikator sikap untuk setiap dimensi sehingga memudahkan menyusun butir
instrument sikap ilmiah. Dimensi sikap ilmiah dikelompokkan dalam tabel berikut.
39
Tabel 2.3 Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah Dimensi
Indikator
Sikap Ingin Tahu Antusias mencari jawaban
Perhatian pada objek yang diamati Antusias pada proses sains
Menanyakan setiap langkah kegiatan
Sikap respek terhadap data fakta
Objektif jujur Tidak memanipulasi data
Tidak berburuksangka Mengambil keputusan sesuai fakta
Tidak mencampur fakta dengan pendapat
Sikap berpikir kritis Meragukan temuan teman
Menanyakan setiap perubahan hal baru Mengulangi kegiatan yang dilakukan
Tidak mengabaikan data meskipun kecil
Sikap penemuan dan kreativitas
Menggunakan fakta-fakta untuk dasar konklusi Menunjukkan laporan berbeda dengan teman
sekelas Merubah pendapat dalam merespon terhadap fakta
Menggunakan alat tidak seperti biasa Menyarankan percobaan-percobaan baru
Menguraikan konklusi baru hasil pengamatan
Sikap berpikir terbuka dan kerja sama
Menghargai pendapat temuan orang lain Mau merubah pendapat jika data kurang
39
Herson Anwar, “Penilaian Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains”, Jurnal Pelangi Ilmu, Vol.
2, 2009. h. 108
Dimensi Indikator
Menerima saran dari teman Tidak merasa selalu benar
Menganggap setiap kesimpulan adalah tentative Berpartisipasi akif dalam kelompok
Sikap ketekunan Melanjutkan meneliti setelah penemuannya hilang
Mengulangi percobaan meskipun berakibat kegagalan
Melengkapi satu kegiatan meskipun teman sekelasnya selesai lebih awal
Sikap peka terhadap lingkungan sekitar
Perhatian terhadap peristiwa sekitar Partisipasi pada kegiatan sosial
Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
Aplikasi pembentukan sikap ilmiah dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran, baik dalam menyampaikan materi, melaksanakan percobaan, dalam
menilai hasil percobaan dan prestasi belajar peserta didik. Peneliti menggunakan indikator dan dimensi sikap dari Harson Anwar sebagai acuan dalam penelitian.
5. Tinjauan Konsep Fungi
Konsep Fungi yang dipelajari ditingkat SMAMA memiliki kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD sebagai berikut:
40
Tabel 2.4 KI dan KD Konsep Fungi Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli gotong royong, kerjasama, toleransi, damai, santun, responsif, dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
40
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan2013, Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Atas SMAMadrasah Aliyah MA, tersedia melalui http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespendidikandrs-
sudarmji-mpd03-kompetensi-dasar-sma-2013.pdf diunduh pada tanggal 21 maret 2016.