mereka. Dalam melihat perkembangan kegiatan pelayanan keagaman yang diberikan untuk anak-anak asuh, petugas panti mempunyai catatan khusus
mengenai ibadah sholat 5 waktu mereka. Mereka mempunyai kewajiban untuk melakukan 3 sholat fardhu Subuh, Maghrib dan Isya secara
berjamaah. Hal ini diungkapkan oleh Loren Siska Ginting sebagai berikut: “Mereka wajib bangun setengah 5 untuk sholat subuh berjamaah.
Disini yang paling wajib sholat itu 3, sholat subuh, maghrib dan isya wajib berjamaah. Sampai kita buat bukunya, kita control dalam
masalah persholatan ya..kalau dilihat tidak ada yang sholat di 3 waktu wajib itu untuk berjamaah. Uang jajan mereka akan
dipotong”
48
Akan tetapi, walaupun sudah ada buku catatan untuk mengkontrol ibadah persolatan anak-anak asuh, ternyata masih terdapat diantara mereka
yang tidak menjalankan sholat 5 waktu dan saat bulan puasa datang terdapat beberapa anak-anak asuh yang tidak berpuasa padahal saat itu mereka sedang
tidak berhalangan.
8. Pelayanan Rekreasi dan Hiburan
Pelayanan hiburan dan rekreasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat pada umumnya, guna menghilangkan rasa stress
dan jenuh setelah melaksanakan berbagai aktvitas setiap harinya. Hiburan dan rekreasi tidak kalah pentingnya bagi anak-anak, dimana hiburan dan
rekreasi juga dapat memberikan hal yang positif dalam perkembangan anak- anak yang masih dalam proses pertumbuhan.
48
Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.
Pelayanan hiburan atau rekreasi merupakan suatu program yang harus dilaksanakan atau dijalankan setahun dua kali yaitu pada saat liburan anak-
anak sekolah. Adapun tujuan dari pelaksanaannya program ini adalah berguna untuk menghilangkan stress dan jenuh setelah melakukan berbagai
aktivitas setiap harinya. Pada pelaksanaan program ini Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra Utama 03 Tebet tidak mempunyai hambatan yang berarti
karena kegiatan tersebut sering dilaksanakan ketika akhir tahun atau liburan anak-anak sekolah. Pada pelaksanaan program ini segenap pengurus dan
anak-anak asuh yang ada di panti ikut terlibat dalam menyukseskan berkembangnya program pelayanan hiburan dan rekreasi. Kegiatan yang
biasa dilakukan yaitu seperti Outbond. Kadang juga mereka melakukan outbond atau rekreasi itu gabungan
dengan PSAA lain atau sering juga hanya PSAA PU 03 Tebet sendiri yang mengadakan. Selain itu, anak-anak asuh disini juga kadang suka melakukan
rekreasi atau hiburan seperti berenang, karena kan disini juga ada yang mempunyai hobby berenang. Seperti yang diungkapkan oleh Kak Loren
Siska Ginting sebagai berikut: “kaya liburan outbond..jadi disini dijatah 2 x setahun. Jalan-jalan
keluar panti. Itu kita bilangnya bimbingan sosial luar panti. Terus selebihnya itu misalnya libur suka ada uang tabungan anak-anak
mereka jalan-jalan kana da anak-anak yang tidak punya orang tua kalo temennya libur kan masih punya orangtua mereka pulang ke
rumahnya. Kalo yang tidak punya orang tua kadang mereka jalan- jalan sendiri asal ada izin dari panti.”
49
49
Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014.
Kemudian hal serupa juga diungkapkan oleh klien “V” sebagai berikut: “Ada kok kak, baru bulan kemaren kita jalan-jalan ke Ciater sama
Tangkuban Perahu. Kita outbond kerjasama dengan EO disana Kak. Biasanya mah kalau jalan-jalan setiap tahun pasti ada buat
refreshing hehehehe”
50
9. Pelayanan Transportasi
Alat transportasi merupakan suatu sarana yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap lembaga-lembaga sosial. Oleh karena itu, setiap
lembaga-lembaga sosial harus mempunyai sarana transportasi seperti motor atau mobil guna memberikan kelancaran dan kemudahan dalam menjalankan
aktivitas kelembagaannya. Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra Utama 03 Tebet sampai saat
ini sudah mempunyai alat transportasi berupa 1 buah mobil dan 2 buah motor. Namun, transportasi ini hanya digunakan untuk keperluan penting saja
yang berurusan dengan kebutuhan panti. Seperti misalnya mengantar anak asuh ke rumah sakit atau puskesmas.
Untuk transportasi anak-anak sendiri ketika ingin berangkat sekolah mereka menggunakan angkutan umum dengan diberikan uang saku sebesar
Rp. 15. 000,- untuk siswa SMP dan Rp 20.000,- untuk siswa SMA. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai pekerja
sosial: “Mereka juga dapat ongkos, kenapa harus deket itu karena mereka
sudah ada ongkosnya. Anak SMK Rp 20.000, anak SMP Rp 15.000 itu dibagikan setiap hari. Memang anggarannya segitu. Kalau
50
Wawancara pribadi dengan klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014.