SMK JAKTIM SMK PANCASILA

penyampaian informasi program pelayanan kesejahteraan sosial kepada masyarakat, instansi terkait, serta organisasi sosialLSM guna memperoleh dukungan dari berbagai pihak mengenai pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar. Langkah-langkah pendekatan awal ini adalah:

a. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan langkah awal dari proses pelayanan sosial yang ada di PSAA PU 03 Tebet. Pada tahap ini, panti melakukan penyampaian informasi mengenai program pelayanan, metode yang dipakai dalam sosialiasi seperti penyebaran pamphlet, penyebaran leaflet, adanya website, bekerjasama dengan pilar-pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial yang terkait untuk mendapatkan pengesahan atau pengakuan, dan peran sertanya dalam pelaksanaan program. Tujuannya adalah untuk merekrut calon siswa, sekaligus melakukan sosialisasi tentang kegiatan dan program di PSAA PU 03 Tebet. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra.Hj. Nurlela sebagai berikut: “Jadi yang masuk itu biasanya mereka taunya dari alumni. Ada juga yang tahu dari masyarakat luar yang mereka cari-cari informasi untuk bisa masuk sisni, jadi kebanyakan dari orang ke orang, pernah kita membuka website tapi kan tidak semua orang tau website, apalagi orang ngga mampu yah. kita juga cari informasi, dan memberikan informasi kepada teman-teman yang ada wilayah namanya dengan SSK Seksi Sosial Kecamatan. Ada namanya TKSK Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan. TKSK itu ada informasi dari masyarakat ada yang ngga mampu, udah ngga sekolah. Ada juga yang memang dari panti ke panti, jadi apabila itu anak Negara atau tidak mampu yang memang sudah tinggal di panti sejak kecil ketika dia akan melanjutkan ke SMP dan SMA dia akan dipindahkan ke panti ini.” 1 1 Wawancara pribadi dengan Dra.Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014.

b. Identifikasi :

Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan informasi awal calon penerima pelayanan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data permasalahannya guna penetapan calon penerima. Metode yang dilakukan yaitu dengan wawancara yang menanyakan mengenai keluarga, kegiatan yang dilakukan sehari-hari, kemauan anak untuk masuk dipanti ini dan mengumpulkan persyaratan- persyaratan lain yang harus dipenuhi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Hj. Nurlela ketika menjelaskan proses identifikasi sebagai berikut: “Jadi begitu dia kesini awal pertama dia ambil formulir, syarat- syarat saya terangin awal secara gambaran tentang panti ini. kembali 2 minggu kemudian mengisi syarat-syarat atau formulir yang udah ada dan harus dipenuhi. Setelah 2 minggu dia kembali disini kita ngobrol-ngobrol. Sebelum home visit, orangtua di wawancara dengan Saya, Bu Nita dan Pak Restu. Kalau anak-anak dengan psikolog dan peksos Kak Loren. Habis itu di test lagi test agama dengan saya. Selanjutnya home visit, Habis melakukan home visit, beberapa minggu kemudian kita rapat lagi untuk membahas hasil home visit. Proses identifikasi yang diterima klien “R” dan klien “V” sama seperti yang sudah dijelaskan oleh Kasie. Identifikasi dan Assesment diatas, terdapat perbedaan diantara mereka. klien “V” dan “R” tidak harus melakukan tahapan-tahapan yang ada karena mereka merupakan hasil rujukan dari panti yang sebelumnya jadi klien “V” dan “R” sudah pasti diterima. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Dra. Hj. Nurlela sebagai berikut: