Pelayanan Pengasramaan Tahapan Terminasi Pengakhiran Pelayanan

Namun beberapa fasilitas yang ada dikamar mereka seperti AC dan bantal guling akan segera ditarik oleh panti. Menurut pengakuan WBS hal tersebut dikarenakan menurut pihak panti fasilitas tersebut terlalu mewah untuk anak panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh seorang WBS LS sebagai berikut: “iyah Kak disini sih lengkap kok fasilitasnya. Tapi nih yah Kak, katanya sih nanti kayak AC, bantal guling terus boneka-boneka itu bakal ditarik sama panti. Jadi kita tidur ngga pakai AC lagi, terus kak kalo tidur cuma pakai bantal aja biasa. Terus tuh Kak pakaian kotor kita disediainnya pakai plastik aja. Kan jadi ngga rapi yah Kak. Kalau aku denger sih yah Kak dari ibu pengasuh, kita itu terlalu mewah untuk ukuran anak panti. Jadi ngga perlu tidur pakai AC.” 35 Mengenai hal tersebut kemudian dijelaskan oleh pekerja sosial megapa beberapa fasilitas yang ada di panti dan di kamar mereka harus ditarik. Berikut penjelasan dari Loren Siska Ginting sebagai berikut: “oh mengenai hal tersebut ya dikarenakan guling yang mereka pakai memang sudah tidak layak menutut kami. Kami sedang melakukan pengajuan untuk membeli bantal guling yang baru. Kalau mengenai AC, memang akan kita cabut karena untuk ukuran panti itu terlalu mewah,mewah disini bukan hal yang gimana gimana ya. Tapi masalah AC memang untuk semua panti ngga boleh ada, efeknya ngga baik buat mereka, jadi malas dan manja. Orang mereka tinggal dirumah aja ngga pakai AC kok takutnya mereka jadi ketergantungan ketika sudah keluar dari panti dan jadi tidak mandiri.” 36 Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ditariknya beberapa fasilitas yang ada di panti dikarenakan agar tidak membuat anak-anak panti menjadi manja dan ketergantungan terhadap fasilitas AC setelah mereka keluar dari panti. 35 Wawancara pribadi dengan informan “R”, Jakarta, 18 Juli 2014. 36 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 10 Agustus 2014. Karena AC juga sebenarnya di semua panti ngga boleh ada di kamar anak- anak terutamanya. Selain itu juga membuat anak tidak menjadi mandiri.

2. Pelayanan Kebutuhan Pangan

Pelayanan kebutuhan pangan adalah pelayanan pemberian makan kepada anak asuh yang berada di panti. Dalam pemberian makan, ada ibu dapur yang menyiapkan makanan untuk mereka. Mereka makan 3x sehari. Sarapan dilakukan pada pukul 07.00 pagi, makan siang pukul 11.00, dan makan malam pukul 19.00. Tujuan dari pelayanan kebutuhan pangan ini untuk menjadikan anak- anak asuh sehat, karena mereka mendapatkan makanan yang bergizi. Makanan yang disediakan untuk anak-anak asuh yang ada di panti berupa makanan 4 sehat 5 sempurna. Seperti: nasi, lauk pauk, sayur-sayuran, buah- buahan, dan susu. Biasanya makanan yang diberikan sudah terjadwal, menu makanan tersebut biasanya didapat dari puskesmas. Hal ini diungkapkan oleh Kak Loren Siska Ginting sebagai berikut: “Kalau permakanan kan diatur sama ibu dapur. Kita punya tukang masak sendiri. Disini ada 4 orang tukang masaknya. Disini mereka makan 3x sehari. Sarapan itu jam 07.00 terus makan siang jam 11.00 soalnya kan mereka mau sekolah. Abis itu makan malamnya abis sholat maghrib. Di depan itu ada kok makan pagi apa, siang apa, malam apa itu hari senin sampai hari minggu terus juga ada kandungan gizinya misalnya kalori berapa gitu.” 37 Kemudian hal serupa juga diungkapkan oleh klien “R” sebagai berikut : “Enak disini makanannya, apa aja ada. Kita mau makan ayam ada. Mau buah-buahan setiap hari juga ada. Nih yah kak kalau sarapan 37 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S. ST, Jakarta, 3 Juli 2014. jam 07.00, kalau makan siang jam 11.00. kalau makan malam nanti bareng-bareng abis sholat Maghrib Kak. Menu-menunya juga disiapin Kak setiap hari ini apa apa aja. Namun, beberapa kali Ibu Dapur juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berhak menentukan apa yang mereka ingin makan, agar anak-anak asuh tidak bosan juga terhadap menu yang sering disediakan. Ibu dapur tidak sendiri dalam memasak, beliau juga dibantu oleh anak-anak asuh yang memiliki jadwal piket untuk memasak. Ibu dapur hampir setiap hari belanja, biasanya bahan belanjaan memang hanya untuk hari itu saja. Untuk biaya belanja bahan makanan biasanya Ibu dapur langsung meminta ke TU dan untuk belanja kebutuhan dalam sehari biasanya habis sekitar Rp. 1.200.000,-. Hal ini diungkapkan oleh salah satu Ibu Dapur yaitu Ibu Kokom. “iya untuk makanan anak-anak setiap harinya memang sudah ada jadwalnya, tetapi tidak menutup kemungkinan kadang kita suka minta ke anak-anak apa yang ingin dimasak. Karena kan anak-anak suka bosan dengan makanan yang sudah dijadwal. Ingin menu lain. Biasanya kalau belanja kita hampir setiap hari belanja, belanja itu untuk bahan makanan dari pagi sampai malam. Kalau untuk biaya biasanya Saya langsung minta ke TU dan biasanya itu habis sekitar Rp 1.200.000,- hari.” 38 Pelayanan kebutuhan pangan merupakan pelayanan penting dan harus ada dalam keidupan sehari-hari, karena tanpa pelayanan kebutuhan pangan ini anak-anak asuh yang ada di panti tidak dapat hidup sehat. Pada pelaksanaan pelayanan kebutuhan pangan ini tidak mempunyai hambatan berat, karena kegiatan ini sering dilaksanakan setiap hari dan wajib ada di panti ini. 38 Wawancara pribadi dengan Kokom, Jakarta, 15 Agustus 2014.

3. Pelayanan Konseling

Pelayaan konseling pada umunya sangat diperlukan pada setiap lembaga-lembaga sosial guna memberikan ruang kepada kliennya untuk merasakan kenyamanan dimana mereka bisa berkonsultasi saat mereka menghadapi segala permasalahan. Pelayanan konseling yang dilakukan oleh pekerja sosial dan psikolog kepada klien biasanya dalam bentuk konsultasi dari diri klien kepada pekerja sosial atau psikolog yang bertugas sebagai pembimbingnya dan waktu yang dilakukan dalam seminggu hanya sekali. Mereka mengajukan 3 sampai 4 orang dengan melihat permasalahan yang mereka alami. Misalnya ketika psikolog dan pekerja sosial sudah melihat anak ini perilakunya berbeda dari biasanya, sering murung, atau banyak diam. Mereka akan dianjurkan untuk berkonsultasi dengan psikolog yang ada. Namun, jika ada klien yang ingin konsultasi di lain hari atau lain kesempatan dari pihak pekerja sosial mempersilahkannya. Jadi pelayanan konseling yang diberikan kepada klien di PSAA ini adalah sesuai dengan kebutuhan dari klien tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut: “Kalo seminggu sekalinya itu kita ajuin 3 atau 4 orang. Misalnya nih kira-kira ada anak yang kok sekarang agak aneh ya, kok dia ada perubahan, dia suka bolos, suka termenung atau apa. Itu kita ajuin 3 atau 4 orang per minggu. Begitu psikolog datang kita langsung kasih aja. Psikolog biasanya datang seminggu sekali, tapi kadang 2 minggu, tergantung sih dia bisanya kapan gitu ya. Udah dijadwalin sama dianya.” 39 39 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014.