Tahapan Pendekatan Awal Engagement

b. Identifikasi :

Identifikasi adalah proses pengumpulan data dan informasi awal calon penerima pelayanan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data permasalahannya guna penetapan calon penerima. Metode yang dilakukan yaitu dengan wawancara yang menanyakan mengenai keluarga, kegiatan yang dilakukan sehari-hari, kemauan anak untuk masuk dipanti ini dan mengumpulkan persyaratan- persyaratan lain yang harus dipenuhi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Hj. Nurlela ketika menjelaskan proses identifikasi sebagai berikut: “Jadi begitu dia kesini awal pertama dia ambil formulir, syarat- syarat saya terangin awal secara gambaran tentang panti ini. kembali 2 minggu kemudian mengisi syarat-syarat atau formulir yang udah ada dan harus dipenuhi. Setelah 2 minggu dia kembali disini kita ngobrol-ngobrol. Sebelum home visit, orangtua di wawancara dengan Saya, Bu Nita dan Pak Restu. Kalau anak-anak dengan psikolog dan peksos Kak Loren. Habis itu di test lagi test agama dengan saya. Selanjutnya home visit, Habis melakukan home visit, beberapa minggu kemudian kita rapat lagi untuk membahas hasil home visit. Proses identifikasi yang diterima klien “R” dan klien “V” sama seperti yang sudah dijelaskan oleh Kasie. Identifikasi dan Assesment diatas, terdapat perbedaan diantara mereka. klien “V” dan “R” tidak harus melakukan tahapan-tahapan yang ada karena mereka merupakan hasil rujukan dari panti yang sebelumnya jadi klien “V” dan “R” sudah pasti diterima. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Dra. Hj. Nurlela sebagai berikut: “tapi kalau klien “V” dan “R” ini karena dia merupakan dari panti, itu otomatis kita terima yah. Udah kita terima, kita pelajari berkas-berkas dia waktu di klender, sebelumnya dia cerita dulu, lalu dijelasin anaknya ini tipe seperti apa. Abis itu ya sama isi formulir juga untuk data di panti ini. Jadi kalo klien “V” dan “R” kita hanya melihat data-data dia yang dibawa oleh pengasuh dari panti sebelumnya.” 2 Hal serupa juga diungkapkan oleh klien “R” dan “V” sebagai berikut: “Proses waktu saya masuk, karena saya kan dari panti yang di Klender. Saya memang sudah seharusnya berada disini, karena kan saya ingin masuk SMP dan SMA. Jadi saya ditempatka disini, jadi saya ini rujukan dari panti sebelumnya. Pas datang saya diantar pengasuh saya yang dari Klender. Terus saya ditemui oleh petugas panti yang disini. Abis itu saya mengisi formulir untuk kebutuhan panti sini, terus yaudah saya disuruh bawa barang-barang ke kamar yang udah disediain” 3 “Waktu datang kesini karena kan memang panti saya sudah bekerjasama dengan panti ini, dan memang ketika saya harus melanjutkan ke SMP dipindahkan kesini khusus untuk perempuan yah kak. Waktu saya datang, ya saya ke kantor diantar pengasuh saya dari panti sana. Kemudian di cek data- data saya yang dibawa pengasuh. Terus saya disuruh isi formulir diajak ngobrol-ngobrol, Terus udah disini berapa minggu anak- anak baru kaya saya dan yang lain juga ada test psikolog kak. Kira-kira seperti itu deh kak.” 4

c. Motivasi

Motivasi ialah kegiatan program pengenalan kepada klien untuk menumbuhkan keinginan dan dorongan yang tinggi melaksanakan program pelayanan kesejahteraan sosial. Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra Utama 03 Tebet ini juga memberikan motivasi kepada 2 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014. 3 Wawancara pribadi dengan klien “R”, Jakarta, 18 Juli 2014. 4 Wawancara pribadi dengan klien “V”, Jakarta, 7 Juli 2014. calon-calon Warga Binaan Sosial yang akan masuk ke panti ini. Motivasi yang diberikan oleh panti ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra. Hj. Nurlela : “Kita motivasi memberitahukan kepada mereka, bahwa mereka tidak dibuang oleh orang tuanya, tetapi untuk biar dia menjadi anak yang lebih baik dan mandiri terutama masa depannya lebih bagus karena keterbatasan ekonomi. Karena disini kan nanti disekolahin, diberi keterampilan. Jadi panti bukan hal yang berarti kalian tinggal disini karena dibuang atau orangtua kalian tidak mau mengurusi. jadi memberikan hal-hal yang positif supaya anak semangat dan merasa betah tinggal di panti nantinya.” 5 Tujuan dari kegiatan motivasi ini adalah untuk menumbuhkan kemauan anak-anak asuh untuk mengikuti program pelayanan. Cara pelaksanaanya dapat dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan secara lisan, langsung, persuasive, dan meyakinkan.

d. Seleksi

Seleksi adalah kegiatan pengelompokan atau klasifikasi penyandang masalah kesejahteraan sosial terutama yang sudah dimotivasi, untuk menentukan siapa yang memenuhi persyaratan dan siapa yang tidak dapat diterima menjadi calon penerima pelayanan. Proses melakukan seleksi biasanya dilakukan dengan adanya home visit untuk melihat langsung keadaan yang dialami calon klien apakah sesuai dengan hasil wawanacara yang sudah dilakukan saat mereka datang. Akan tetapi, untuk klien “V” dan “R” dia tidak perlu melakukan tahap seleksi seperti klien yang lain , karena sudah pasti klien “V” dan 5 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014. “R” diterima dipanti. Jadi ketika memang itu anak Negara yang sudah dari kecil hidup dari panti ke panti dan keberadaan keluargannya tidak diketahui itu sudah pasti diterima. Kemudian staf identifikasi dan assessment hanya melihat dari data-data yang ada dari panti sebelumnya saja kemudian dipelajari dengan melihat riwayat hidupnya. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Dra. Nurlaela sebagai berikut : “Kalau untuk klien “V” dan “R” kita memang tidak menggunakan cara ini, Jadi ketika anak-anak Negara seperti klien “V” yang memang sudah tinggal dari panti ke panti, yang tidak punya siapa-siapa, kita tanya hanya lihat dari data panti sebelumnya sama riwayat. Tapi ketika memang dia masih mempunyai sanak saudara kita tetap melakukan home visit sama seperti yang lain.” 6

e. Adaptasi

Adaptasi merupakan proses penyesuaian diri anak dengan lingkungan PSAA PU 03 Tebet, melihat kegiatan yang ada di panti, mengetahui tata tertib dan mengenali para pegawai yang ada. Pada proses ini, pihak panti berusaha menumbuhkan kemauan dan kemampuan anak menjadi klien PSAA. Proses kegiatan ini berlangsung selama satu minggu dengan dipimpin oleh anggota Organisasi Citra Intra Panti OCIP semacam OSIS yang biasanya ada di sekolah. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Dra.Hj. Nurlela sebagai berikut: “Pas adaptasi yaa. Ketika mereka sampai sini kita sudah kasih tau kamar buat mereka. Kasih tau juga ini lemari mereka tempat tidur mereka. Terus kan disini ada OCIP Organisasi Citra Intra Panti yaa. Jadi anak-anak yang baru masuk itu di MOS terlebih 6 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014. dahulu sama mereka. Dikasih tau latar belakang panti sama peraturan-peraturan yang ada di panti.ohh ngga berat kok tujuannya menghibur saja sebagai pendekatan.” 7 Merujuk pada Bab II halaman 49 bahwa salah satu prinsip-prinsip pekerja sosial adalah penerimaan, dalam hal ini pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan oleh Pekerja sosial ketika menerima klien adalah seorang pekerja sosial harus menerima klien apa adanya, tanpa menghakimi klien tersebut dan tidak boleh membeda-bedakan permasalahan yang dialami klien. Pelayanan kesejahteraan yang diberikan oleh petugas disana dengan beranggapan bahwa klien-klien diterima sebagai diri mereka sendiri tanpa memandang masalah yang dimiliki oleh mereka.

B. Tahapan Pengungkapan dan Pemahaman Masalah Assesment

Assessment adalah untuk mengumpulkan informasi yang relevan tentang masalah sehingga keputusan dapat dibuat tentang apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Asessmen dapat melibatkan persiapan untuk intervensi pada setiap tingkat praktek. Pada tahapan ini pekerja sosial melakukan assesmen terhadap klien dengan mengidentifikasi klien tersebut dahulu untuk menemukan masalah, kebutuhan, potensi dan menganalisis masalah klien juga merumuskan masalah tersebut. Sesudah di identifikasi permasalahan klien, pekerja sosial melihat situasi klien dari mikro, mezzo dan makro yang ada dalam diri klien, agar pekerja sosial mengetahui bagaimana individu dari klien tersebut, bagaimana 7 Wawancara pribadi dengan Dra. Hj. Nurlela, Jakarta, 3 Juli 2014. klien berada dalam suatu kelompok, dan bagaimana klien memahami sistem lingkungan yang lebih luas. Setelah pekerja sosial melihat dari ketiga aspek tersebut, pekerja sosial dapat mengutip informasi tentang masalah yang dialami klien dan apa yang dibutuhkan klien, kemudian pekerja sosial mengidentifikasi juga kekuatan-kekuatan yang dimiliki klien untuk membantu pekerja sosial merencanakan pemecahan masalah yang tepat yang akan diberikan terhadap klien. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting S.ST sebagai berikut: “Dalam proses assesmen, ya saya wawancara klien tersebut mengenai permasalahannya yang dia alami. Di identifikasi lah intinya untuk menemukan masalah. Abis itu kita cari dari permasalahan tersebut apa yang dibutuhkan anak ini kita tanya juga kekuatan yang dimilikinya. Saya juga melakukan wawancara engga yang formal banget ya kaya ngobrol-ngobrol biasa aja sampai permasalahannya itu ketahuan apa yang dialaminya.” 8

1. Profil Klien A Klien A V

Nama Inisial : V Tempat Tanggal lahir :Jakarta, 28 Februari 1998 Jenis Kelamin :Perempuan Alamat : PSAA Putra Utama 03 Tebet Umur :18 th Agama : Islam Pendidikan : SMK Rujukan dari : PSAA Putra Utama 01 Klender,Jakarta Timur. 8 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST, Jakarta, 3 Juli 2014. B Klien B R Nama Inisial : R Tempat Tanggal lahir :Jakarta, 2 Desember 1998 Jenis Kelamin :Perempuan Alamat : PSAA Putra Utama 03 Tebet Umur :16 th Agama : Islam Pendidikan : SMK Rujukan dari : PSAA Putra Utama 01 Klender, Jakarta Timur

2. Riwayat Masalah Klien Kasus I:

Klien “V”, P. 18 tahun, belum menikah, saat ini masih sekolah di bangku SMK. Berperawakan agak gemuk, tidak terlalu pendek, dan berkulit sawo matang. Klien “V” tidak mempunyai keluarga, sehingga klien “V” merupakan salah satu anak Negara yang harus dilindungi. Klien ini memang sudah tinggal di panti sejak bayi. Ketika bayi, klien “V” tinggal di Panti Sosial Tunas Balita PSTB sampai umur 6 tahun, kemudian dilanjutkan ke Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Putra Utama 01 Klender, Jakarta Timur untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Dasar SD, dan saat ini mereka tinggal di PSAA PU 03 Tebet untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA.