Pelayanan Pendidikan Tahapan Terminasi Pengakhiran Pelayanan

Di panti ini tidak banyak keterampilan yang diberikan kepada anak- anak asuh. Adapun keterampilan yang dibelikan oleh panti ini seperti menjahit mute-mute, menyulam, menjahit bahan-bahan daur ulang, komputer, seni musik Band, paduan suara, dan teater. Pada saat keterampilan mute-mute proses pelaksanaannya Instruktur keterampilan membagi 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari empat orang. Kemudian ketua kelompok dari masing-masing kelompok mengambil bahan- bahan yang akan digunakan dalam membuat bunga, seperti benang, dan manik-maniknya. Ketika bahan-bahan sudah disiapkan, instruktur keterampilan memberikan contoh membuat bunga kepada para WBS yang ada. Sambil instruktur memberikan contoh, anak-anak mengikuti dengan serius dan dibantu ketua kelompok mereka. Setiap kelompok harus menjadikan 7 bunga. 45 Begitu pula dengan keterampilan bahan daur ulang, Warga Binaan Sosial WBS dipersilahkan untuk mengambil kursi dan duduk dengan rapi lalu mereka dibagikan plastik bungkus kopi yang sudah tidak terpakai untuk dilipat-lipat. Ketika lipatannya sudah jadi lumayan banyak, mereka mulai menyusun lipatan tersebut dengan rapi. Setelah susunan lipatan itu sudah banyak, tahap selanjutnya dibuat untuk menjadi tas atau tempat minum. 46 Tidak semua anak-anak mengikuti keterampilan yang terdapat di panti, dikarenakan mereka sudah terlalu lelah dengan kegiatan yang sudah ada di 45 Observasi Keterampilan Mute-mute PSAA PU 03 Tebet pada tanggal 11 Agustus 2014. 46 Observasi Keterampilan Memanfaatkan Bahan Daur Ulnag di PSAA PU 03 Tebet pada tanggal 12 Agustus 2014. sekolah. Namun, setiap anak memiliki kewajiban untuk memilih satu keterampilan yang harus diikuti. Dalam belajar keterampilan menyulam dan menjahit bahan-bahan daur ulang biasanya instruktur keterampilan membebaskan mereka untuk melakukan apa yang mereka ingin buat. Hal ini diungkapkan oleh instruktur keterampilan menjahit bahan-bahan daur ulang. “Itu.. adakalanya buu.. kenapa ngga ngerenda… bahannya kebetulan bahan belum beli. Tapi ternyata tadi ada anak baru yang kepengen bikin taplak meja. Jadi berarti anak itu memang betul- betul ingin bisa, ingin tahu. Kalau yang lama-lama itu tinggal buat taplak meja, keset, bikin bunga dari sedotan. Iya jadi ngga harus buat daur ulang. Bisa saja mereka membuat taplak meja, keset, merenda. Jadi saya mengikuti apa yang mereka inginkan.” 47 Kemudian untuk hasil yang mereka buat, ketika sudah jadi akan dijual. Lalu hasil juaan tersebut akan diberikan kepada anak-anak asuh yang sudah membuatnya. Barang-barang yang sudah jadi itu seperti taplak meja, keset, tas-tas dari bahan daur ulang.

7. Pelayanan Keagamaan

Pelayanan keagamaan ini merupakan bentuk kebutuhan mental untuk anak-anak asuh. Pelayanan ini disediakan untuk pemenuhan spiritual pada anak-anak asuh dengan belajar tentang keagamaan, cara berfikir positif dan mengubah sikap normatif mereka agar lebih baik. Pembinaan keagamaan adalah usaha dan cara untuk memperbaiki dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, serta meningkatkan wawasan serta keimanan seseorang, 47 Wawancara Pribadi dengan Sunarto, Jakarta, 12 Agustus 2014.