Sistem pelaksana perubahan Sistem Klien

mencapai tujuan perubahan yang diharapkan. Ketika pekerja sosial sudah melakukan identifikasi dan penelaahan terhadap masalah assessment pada sistem klien dan sistem sasaran, dan sudah diketahui apa sebenarnya permasalahan yang dihadapi oleh mereka dan apa yang mereka butuhkan ketika ke PSAA PU 03 Tebet ini, pekerja sosial kemudian mengintervensi mereka dengan sistem aksi yaitu dengan memberikan Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang ada di panti PSAA PU 03 Tebet ini mulai dari pelayanan pengasramaan, kebutuhan pangan, konseling, kesehatan, pendidikan, keagamaan, keterampilan, rekreasi dan hiburan, program tabungan dan transportasi.

E. Tahapan Evaluasi

Pekerja sosial harus bertanggung jawab. Yaitu, mereka harus membuktikan intervensi mereka telah efektif. Setiap tujuan dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana tujuan itu dibuat. Apakah kasus tersebut harus dihentikan atau dinilai ulang untuk menetapkan tujuan yang baru. Tahapan evaluasi adalah untuk memastikan apakah proses pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar berlangsung sesuai rencana yang telah ditetapkan wajib dilakukan evaluasi dari setiap tahapan proses yang dilalui. Evaluasi juga bisa dikatakan sebagai proses pengawasan dari klien dan Pekerja Sosial terhadap program, yang sedang berjalan pada pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar. Evaluasi dilakukan dengan melihat tujuan awal apa yang ingin dilakukan untuk klien “R” dan klien “V”. Tujuan utamanya pengasuh memberikan perhatian yang lebih kepada kedua klien ini seperti memberikan motivasi dan dukungan agar mereka bisa merubah individunya tersebut menjadi lebih baik. Setelah diberikan proses implementasi dalam jangka waktu yang lama, tingkat pencapaian dari intervensi sudah terlihat dan dialami oleh kedua klien ini. Pencapaian keberhasilan sudah sesuai dengan yang dipikirkan pekerja sosial. Karena pada dasarnya anak-anak ini baik sekali, jadi mudah ketika ingin melakukan intervensi. Mereka bisa seperti itu karena memang kurang pengawasan dari pihak panti dan juga pengasuh serta ada faktor dari luar yang mempengaruhi mereka. Pekerja sosial ini selalu melakukan evaluasi setiap seminggu sekali untuk melihat perkembangannya seperti apa proses dari pelayanan kesejahteraan sosial yang sudah diberikan. Dengan melihat keberhasilan, dari proses ini dan sudah dijalankan selama dua bulan. Maka, klien memutuskan untuk mengakhirinya dengan proses terminasi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Loren Siska Ginting, S.ST sebagai berikut: “berdasarkan apa yang sudah dilaksanakan dalam proses intervensi, pencapaian keberhasilan sudah mulai terlihat dari kedua klien ini. Mereka semakin hari semakin bisa merubah perilaku mereka yang tidak baik seperti membolos sekolah. pada dasarnya anak-anak ini memang baik dan permasalahannya juga tidak terlalu besar. Saya melakukan evaluasi setiap sebulan sekali untuk melihat tingkah laku kedua klien ini.” 30

F. Tahapan Terminasi Pengakhiran Pelayanan

Langkah keenam dalam GIM adalah pemutusan perhatian. Hubungan pekerja atau klien akhirnya harus berakhir. Pekerja sosial memutuskan untuk mengakhiri proses penyelesaian masalah ini karena dianggap sudah tercapai 30 Wawancara pribadi dengan Loren Siska Ginting, S.ST Jakarta, 11 Agustus 2014.