Aktivitas Belajar Matematika Kajian Teori

19 karena dalam belajar dibutuhkan fasilitas yang memadai. Fasilitas tersebut berupa ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku- buku dan lain-lain. Anak belajar memerlukan dorongan dan pengertian orang tuanya, membantu ketika sedang mengalami kesulitan belajar. Belajar juga dipengaruhi tingkat pendidikan atau kebiasaan baik didalam keluarga agar tercapai hasil belajar yang lebih baik. 2 Faktor sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3 Faktor masyarakat, antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 faktor yang mempengaruhi belajar, yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut saling berkaitan sehingga dapat berpengaruh pada hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh siswa berbeda-beda bergantung pada faktor internal dan eksternal karena dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Kerjasama antara pihak keluarga, sekolah dan masyarakat diperlukan agar proses belajar dapat memberikan hasil yang optimal.

2.1.3 Aktivitas Belajar Matematika

Belajar merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Siswa dinyatakan belajar apabila pikiran dan perasaan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran Anitah, 2009: 1.17. Hal ini senada dengan pendapat Hamruni 2012: 23 yang menyatakan “belajar adalah berbuat dan memperoleh pengalaman tertentu sesuai 20 dengan tujuan yang diharapkan”. Pengertian ini mempunyai arti bahwa siswa dalam belajar tidak hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa ikut menemukan konsep pengetahuan sehingga pembelajaran lebih bermakna. Guru berperan sebagai fasilitator yang bertujuan untuk mengarahkan siswa dan mengorganisasikan waktu, sumber dan fasilitas belajar. Proses pembelajaran yang diciptakan oleh guru hendaknya menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat Slameto, 2013: 36. Daryanto dan Raharjo 2012: 1-2 mengemukakan aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa harus banyak aktif, sebab siswa sebagai subjek didik mempunyai peran untuk merencanakan dan melaksanakan belajar. Pengertian ini memiliki arti bahwa siswa merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran. Peran guru tetap sama yaitu bertindak sebagai fasilitator. Guru mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai khususnya dalam pembelajaran matematika. Hal ini senada dengan pernyataan Susanto 2015: 188 yang mengemukakan seseorang dikatakan belajar matematika apabila orang tersebut melakukan kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan matematika. Perubahan tersebut terjadi dari tidak mengetahui menjadi mengetahui misalnya mengenai konsep matematika, dan mampu menggunakannya dalam materi selanjutnya atau dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran matematika perlu melibatkan keaktifan siswa dalam menemukan konsep yang belum dimiliki agar pengetahuan lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamruni 2012: 120 yang mengemukakan belajar 21 merupakan upaya yang dilakukan dengan melibatkan segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Diedrich 1979 dalam Hamalik 2015: 172-3 menggolongkan kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu: 1 kegiatan-kegiatan visual seperti membaca, melihat gambar, mengamati percobaan, demonstrasi, pameran dan mengamati orang bekerja; 2 kegiatan-kegiatan lisan seperti mengemukakan suatu fakta, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi; 3 kegiatan- kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyampaian materi, percakapan, diskusi, dan mendengarkan musik; 4 kegiatan-kegiatan menulis seperti menulis cerita, karangan, laporan, rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket; 5 kegiatan-kegiatan menggambar misalnya menggambar, membuat grafik, peta, pola dan diagram; 6 kegiatan-kegiatan metrik seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun; 7 kegiatan-kegiatan mental misalnya merenung, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat, hubungan- hubungan, dan mengambil keputusan; 8 kegiatan-kegiatan emosional misalnya mempunyai minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.

2.1.4 Hasil Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

KEEFEKTIFAN MODEL STAD BERBASIS TEORI VAN HIELE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN GUGUS DIPONEGORO KABUPATEN PATI

0 31 281

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD

0 0 196