72
3.7.1.4 Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta tes atau siswa yang mampu atau pandai dengan peserta yang tidak
mampu atau kurang pandai dalam mengerjakan suatu soal Suwarno, 2006: 132.
Arikunto 2013: 226 menyatakan daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi
dan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Arikunto 2013: 228-9
menjelaskan rumus untuk menghitung daya beda yakni sebagai berikut:
B B
B
Keterangan: J = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Penafsiran hasil ini dapat dilihat melalui klasifikasi berikut:
D = 0,00 – 0,20 = jelek
D = 0,21 – 0,40 = cukup
D = 0,41 – 0,70 = berarti baik
D = 0,71 – 1,00 = baik sekali
Arikunto, 2013: 232.
73 Pembagian kelompok atas dan bawah, serta hasil penghitungan daya beda
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 20. Berdasarkan hasil perhitungan secara manual, diperoleh data yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Daya Pembeda Soal Item Soal
PA PB
D Kriteria
1 2
4 5
6 7
8
11 12
13 14
15 16
17 18
20 23
28 29
30 39
40 0,96
0,95 0,54
0,54 0,92
0,83
1 0,83
1 1
1
0,54 0,92
0,5 0,83
0,83 1
0,87 0,92
0,96
1 0,88
0,54 0,71
0,04
0,42 0,46
0,42 0,54
0,54 0,42
0,37 0,04
0,42 0,04
0,54 0,54
0,58
0,5 0,46
0,67 0,37
0,67 0,42
0,25 0,5
0,54 0,5
0,37 0,58
0,29 0,46
0,58 0,63
0,5 0,5
0,42 0,3
0,3 0,42
0,38 0,46
0,29 0,54
0,21 Baik
Cukup Baik
Baik Baik
Cukup Baik
Cukup Baik
Baik Baik
Baik Baik
Baik
Cukup Cukup
Baik Cukup
Baik Cukup
Baik Cukup
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui terdapat 14 butir soal dengan kriteria baik dan 8 butir soal dengan kriteria cukup. Soal yang memenuhi syarat
dan digunakan sebagai instrumen penelitian yaitu 22 butir soal dari 40 butir soal yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti hanya menggunakan 20 soal sebagai
instrumen penelitian. Instrumen yang memenuhi syarat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda yang digunakan sebagai instrumen penelitian
yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 23, 28, 29, 30, dan 39. Kesimpulan hasil uji coba selengkapnya terdapat pada Lampiran 21.
74 Kisi-kisi dan soal pretest serta posttest dapat dilihat pada Lampiran 22 dan
23. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian tersebut dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Kompetensi Dasar Indikator
Nomor Soal 6.1.Mengidentifikasi
sifat-sifat bangun datar
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat persegi
1 2.
Mengidentifikasi sifat-sifat
persegi panjang 23 dan 29
3. Menentukkan gambar persegi
panjang 12
4. Mengidentifikasi sifat segitiga 2 dan 39
5. Menentukkan gambar segitiga
14 dan 16
6. Mengidentifikasi
sifat-sifat jajaran genjang
5 7.
Mengidentifikasi sifat
trapezium 4 dan 15
8. Mengidentifikasi sifat belah
ketupat 7 dan 18
9. Menentukkan gambar belah
ketupat 17 dan 30
10. Mengidentifikasi sifat layang-
layang 6 dan 13
11. Mengidentifikasi
sifat lingkaran
11 dan 20 12.
Menentukkan gambar
lingkaran 28
Soal tes hasil belajar yang digunakan oleh peneliti yaitu berupa soal objektif yang berjumlah 20 butir soal dengan 4 alternatif jawaban yang digunakan
pada saat pretest dan posttest. Setiap soal memiliki skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah, sehingga skor maksimal yang diperoleh yaitu 20, jika
semua jawaban benar.
3.7.2 Instrumen Kualitatif Non-Tes