48 terdahulu. Peneliti menguji keefektifan model Two Stay Two Stray berbasis teori
Van Hiele dalam pembelajaran matematika materi bangun datar siswa kelas V SD Negeri Karangdadap, Kabupaten Banyumas.
2.3 Kerangka Berpikir
Siswa pada jenjang sekolah dasar memiliki kesulitan dalam memahami ilmu pengetahuan matematika karena sifatnya yang abstrak. Mata pelajaran
matematika hendaknya diajarkan secara bermakna agar konsep-konsep abstrak dapat dipahami oleh siswa. Pembelajaran di sekolah dasar pada umumnya
menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Model pembelajaran konvensional membuat siswa pasif dan merasa bosan. Penerapan
model pembelajaran konvensional mengakibatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika masih tergolong rendah. Guru mempunyai peran
penting dalam mengatasi masalah ini dengan cara merencanakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dapat terwujud dengan menciptakan pembelajaran dengan model pembelajaran dan menerapkan teori
belajar yang sesuai. Salah satu penerapan model dan teori belajar dalam pembelajaran matematika materi bangun datar yaitu penggunaan model Two Stay
Two Stray dengan teori belajar Van Hiele. Penerapan model Two Stay Two Stray berbasis teori Van Hiele diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar matematika pada materi bangun datar pada siswa kelas V di SDN Karangdadap, Kabupaten Banyumas. Peneliti akan mengujikan model
Two Stay Two Stray berbasis teori Van Hiele pada kelas eksperimen dan model
49
1. Ada atau tidak perbedaan aktivitas dan hasil belajar yang pembelajarannya menggunakan model Two Stay Two Stray
berbasis Teori Van Hiele dan yang menggunakan model konvensional.
2. Aktivitas dan hasil belajar pada pembelajaran yang menggunakan model Two Stay Two Stray berbasis Teori Van Hiele lebih baik
atau tidak lebih baik daripada yang menggunakan model konvensional.
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Peneliti hendak membandingkan aktivitas dan hasil belajar di antara kedua kelas yang diberi perlakuan berbeda.
Dengan adanya perbedaan perlakuan, harapannya dapat diketahui model mana yang terbukti lebih efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan
uraian di atas, dapat digambarkan alur pemikirannya sebagai berikut:
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
2.4 Hipotesis Penelitian