43 3
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka. Ketika membagikan informasi dua orang
yang tinggal tersebut menggunakan model bangun datar. Sebagai contoh siswa mengukur panjang sisi pada persegi untuk membuktikan bahwa persegi
mempunyai empat sisi yang sama panjang. 4
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain.
5 Guru menerapkan fase orientasi bebas yaitu menginstruksikan kepada setiap
kelompok untuk membuat suatu bangun dengan menggunakan potongan beberapa bangun dan menyebutkan nama bangun yang sudah terbentuk.
6 Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka
semua.
2.1.11.4 Tahap Penutup
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dan hasil pekerjaannya paling baik, serta memberikan motivasi kepada kelompok yang hasil
pekerjaannya belum memuaskan. Kemudian guru menerapkan fase integrasi, yaitu bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pada akhir
pembelajaran, siswa mengerjakan soal evaluasi.
2.2 Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian relevan yang membahas tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray dan teori belajar Van Hiele dalam
pembelajaran matematika telah banyak dipublikasikan. Beberapa hasil yang
44 menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan
teori belajar Van Hiele merupakan model dan teori belajar yang efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan kajian empiris dalam melakukan
penelitian. Penelitian-penelitian tersebut antara lain: 1
Penelitian yang dilakukan oleh Indriyani 2011 dari Universitas Negeri Semarang dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay-Two Stray pada Siswa Kelas IV SD Tambakaji 05 Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang”.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada siklus I rata-rata keterampilan guru 2,8 masuk
dalam kategori baik dan siklus II rata-rata aktivitas guru 3,3 dengan kategori sangat baik. Model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata pada siklus I 70 dan 79 pada siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I adalah 69
dengan kategori baik dan pada siklus II menjadi 82 masuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata hasil belajar sudah baik karena sebanyak 82 siswa
sudah mengalami ketntasan belajar sesuai nilai KKM mata pelajaran IPS SD Tambakaji yaitu 65. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Two Stay Two Stray dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. 2
Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Mahyuni dkk 2014 dari Universitas Ganesha dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray TSTS terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 8 Padangsambian Kecamatan Denpasar Barat
Tahun Ajaran 20132014”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa model
45 pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil t
hitung
lebih besar t
tabel
yaitu sebesar 6,336 2,000 dengan perolehan nilai rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen lebih dari pada kelas kontrol yaitu sebesar 78,50 70,58. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat
meningkatkan hasil belajar IPA. 3
Penelitian yang dilakukan oleh Almiati 2011 dari Universitas Negeri Semarang dengan judul “Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Two
Stay Two Stray terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Siswa SMK Negeri 8 Semarang dalam Materi Integral”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada akhir siklus kedua rata-rata hasil belajar 81,29, ketuntasan hasil belajar 88,57 dan persentase aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran 85. Hasil ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar ≥ 85 dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ≥ 80 yang berarti
sudah ada peningkatan kualitas pembelajaran matematika siswa SMK Negeri 8 Semarang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Two Stay Two Stray dapat meningkatan kualitas pembelajaran matematika. 4
Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Budiarti 2015 dari Universitas Jember dengan judul “Pengaruh Penerapan Teori Belajar Van Hiele terhadap
Hasil Belajar Pokok Bahasan Luas Persegi dan Persegi Panjang Siswa Kelas III SDN Sumbersari 01 Jember Tahun Pelajaran 20142015”. Berdasarkan
analisis tersebut diperoleh t
hitung
t
tabel
yaitu 7,672 1,995, dengan demikian hipotesis nihil H
ditolak dan hipotesis alternatif H
a
diterima.
46 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menerapkan teori belajar
Van Hiele lebih baik daripada yang menerapkan pembelajaran konvensional. 5
Penelitian yang dilakukan oleh Lasmita, dkk 2013 dari FKIP UNTAN dengan judul “Pengaruh Teori Belajar Van Hiele terhadap Hasil Belajar
Matematika Peserta Didik di SD”. Hasil penelitian menunjukkan: rata-rata postest pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 72,79 sedangkan kelas
kontrol sebesar 59,50. Hasil perhitungan effect size data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol diperoleh sebesar 0,85 diklasifikasikan dalam
kategori tinggi, yang berarti bahwa penerapan teori belajar Van Hiele memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa di SDN 12
Pontianak. 6
Penelitian yang dilakukan oleh Sasmita dkk 2013 dari Universitas Pendidikan Ganesha dengan judul “Pengaruh Teori Van Hiele dalam
Pembelajaran Geometri terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kelompok
siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori Van Hiele dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional t
hitung
= 8,94 t
tabel
= 2,000. Rata-rata hitung hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan teori Van Hiele sebesar 42,48,
dan rata-rata hitung hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran konvensional
sebesar 32,77. Hal tersebut berarti, hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori Van Hiele lebih baik dari
pada hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
47 Penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh beberapa peneliti di atas
memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilaksanakan. Persamaan dan perbedaan tersebut dapat dirinci dalam Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian yang Relevan
Judul Penelitian Metode
penelitian Model
Teori Lokasi
Penelitian Kls
Mapel Hasil
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS dengan
Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two
Stay-Two Stray pada Siswa Kelas IV SD Tambakaji 05
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang
PTK TSTS
-
SD Tambakaji
05 Kecamatan
Ngaliyan IV
IPS Efektif
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Two Stay Two Stray TSTS terhadap Prestasi
Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 8
Padangsambian Kecamatan Denpasar Barat Tahun
Ajaran 20132014
Eksperimen TSTS
- SD 08
Padangsambi an
Kecamatan Denpasar
V IPA
Efektif
Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Two
Stay Two Stray terhadap Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Matematika Siswa SMK Negeri 8
Semarang dalam Materi Integral
PTK TSTS
- SMK Negeri
8 Semarang V
MTK Efektif
Pengaruh Penerapan Teori Belajar Van Hiele terhadap
Hasil Belajar Pokok Bahasan Luas Persegi dan
Persegi Panjang Siswa Kelas III SDN Sumbersari
01 Jember Tahun Pelajaran 20142015
Eksperimen -
Van Hiele
SDN Sumbersari
01 Jember III
MTK Efektif
Pengaruh Teori Belajar Van Hiele terhadap Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik di SD
Eksperimen -
V Van
Hiele SDN 12
Pontianak Kota
V MTK
Efektif Pengaruh Teori Van Hiele
dalam Pembelajaran Geometri terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun
Eksperimen -
V Van
Hiele SD Desa
Sinabun V
MTK Efektif
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian
48 terdahulu. Peneliti menguji keefektifan model Two Stay Two Stray berbasis teori
Van Hiele dalam pembelajaran matematika materi bangun datar siswa kelas V SD Negeri Karangdadap, Kabupaten Banyumas.
2.3 Kerangka Berpikir