Tahap Persiapan Tahap Pembukaan Proses Pembelajaran

41 4 Fase 4: orientasi bebas Siswa pada tahap ini menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang memerlukan banyak langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas yang open-ended. Mereka memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas-tugas. 5 Fase 5: integrasi Siswa pada tahap ini meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survey secara global terhadap apa yang telah dipelajari. Siswa pada akhir fase kelima ini mencapai tahap berpikir yang baru dan siap untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap sebelumnya. 2.1.11 Penerapan Model Pembelajaran TSTS berbasis Teori Van Hiele Penerapan pembelajaran model TSTS berbasis teori Van Hiele pada materi bangun datar meliputi tahap persiapan, pembukaan, proses pembelajaran, dan penutup. Berikut ini penjelasan mengenai tahap-tahap tersebut.

2.1.11.1 Tahap Persiapan

Tahap ini, guru mempersiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa, yaitu tentang sifat-sifat bangun datar. Guru menyiapkan alat peraga berupa bentuk bangun datar yaitu persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, jajar genjang, layang-layang, belah ketupat dan lingkaran. Guru tidak hanya menyiapkan satu bentuk saja melainkan berbagai macam bentuk, contohnya segitiga yang memiliki berbagai macam jenis yaitu segitiga sembarang, siku-siku dan sama sisi. Bangun datar tersebut memiliki warna yang kontras sehingga dapat 42 menarik perhatian siswa. Guru juga menyiapkan lembar kerja siswa LKS yang berisi permasalahan yang harus dipecahkan bersama-sama.

2.1.11.2 Tahap Pembukaan

Guru menyampaikan materi kepada siswa dan bertanya mengenai contoh- contoh benda disekitar yang berbentuk bangun datar. Seperti halnya fase pertama yang diterapkan dalam teori belajar Van Hiele yaitu fase informasi, guru memperkenalkan berbagai macam bangun datar. Selain itu, memperkenalkan kosa kata khusus seperti sisi, sudut, diagonal, sisi yang berhadapan, dan sisi sejajar. Melalui tanya jawab guru menggali kemampuan awal siswa dengan bersama- sama mencari sifat-sifat bangun datar yaitu persegi.

2.1.11.3 Proses Pembelajaran

Siswa menyelesaikan lembar kegiatan yang sudah dibagi oleh guru. Guru membimbing siswa untuk melakukan model Two Stay Two Stray TSTS. 1 Guru membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4 anggota, dimana setiap kelompok diberi nama sesuai dengan bangun datar yang diberikan oleh guru. Kemudian guru membagikan LKS yang berisi soal-soal mengenai sifat-sifat bangun datar. Siswa mengerjakan LKS dengan mengamati alat peraga yang telah diberikan Fase Orientasi. Guru juga memberikan bantuan kepada siswa sedikit mungkin menggunakan bahasa yang tepat dan akurat Fase Penjelasan. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir mulai tampak nyata. 2 Setelah selesai, 2 anggota dari masing-masing kelompok diminta meninggalkan kelompoknya dan masing-masing menerima tamu dari kelompok lain. 43 3 Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan informasi dan hasil kerja mereka ke tamu mereka. Ketika membagikan informasi dua orang yang tinggal tersebut menggunakan model bangun datar. Sebagai contoh siswa mengukur panjang sisi pada persegi untuk membuktikan bahwa persegi mempunyai empat sisi yang sama panjang. 4 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok yang semula dan melaporkan apa yang mereka temukan dari kelompok lain. 5 Guru menerapkan fase orientasi bebas yaitu menginstruksikan kepada setiap kelompok untuk membuat suatu bangun dengan menggunakan potongan beberapa bangun dan menyebutkan nama bangun yang sudah terbentuk. 6 Setiap kelompok lalu membandingkan dan membahas hasil pekerjaan mereka semua.

2.1.11.4 Tahap Penutup

Dokumen yang terkait

perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsay dengan teknik two stay two stray (kuasi eksperimen di MTs PUI Bogor)

0 5 185

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

The influence of using two stay two stray in learning reading comprehension of recount text: a quasi experimental research at second grade students of SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

2 16 106

KEEFEKTIFAN MODEL STAD BERBASIS TEORI VAN HIELE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN GUGUS DIPONEGORO KABUPATEN PATI

0 31 281

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Two Stay Two Stray Berdasar Teori Dienes dalam Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas V SD

0 0 196