Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

gejala alam dan kebendaan yang sistematik, tersusun secara teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen. 4 Karenanya IPA bukan sekedar tentang benda atau makhluk hidup, melainkan cara kerja, berfikir, dan memecahkan masalah. Pembelajaran IPA menuntut siswa untuk memiliki sikap, keterampilan dan nilai-nilai ilmiah. Hakikat IPA meliputi empat unsur utama, yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi. Sikap ilmiah muncul setelah mempelajari IPA adalah sikap rasa ingin tahu siswa terhadap alam dan segala isi yang ada didalamnya. Rasa ingin tahu yang dimiliki siswa akan menimbulkan suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan menggunakan metode ilmiah. Hasil dari pemecahan masalah yang dilakukan siswa dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 5 Pembelajaran IPA di sekolah tidak hanya menekankan pada pembelajaran dalam kelas saja melainkan juga sejauh mana pengetahuan siswa tentang alam ini. Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pengetahuan yang didapat seseorang tidak akan ada tanpa melalui proses pembelajaran. Sedangkan hakikat pembelajaran itu adalah untuk memperoleh pengetahuan, baik pembelajaran itu disadari atau tidak. Pembelajaran merupakan interaksi dua arah, dimana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan. 6 Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membuat siswa belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Pembelajaran IPA di MI hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangan siswa terhadap dunia keseharian mereka di mana mereka tinggal dan hidup. Nilai-nilai agama diharapkan juga mewarnai setiap pemahaman 4 Nana Djumhana, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ,Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI,2009, h. 2. 5 Zulfiani dkk, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, Cet I h. 47. 6 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Kencana, 2011, cet. 4, h. 17. terhadap berbagai macam kejadian alam yang dapat diamati secara ilmiah sesuai dengan tingkat perkembangan pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran IPA yang menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung belum sepenuhnya dilaksanakan guru di sekolah, khususnya SDMI. Hal ini terjadi karena masih adanya pemikiran guru yang menganggap bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pengajar guru kepada siswa. Ini merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu permasalahan dalam pendidikan harus diperbaiki. Begitu pula permasalahan proses pembelajaran yang terjadi di MI Al Ishlahat Jatiuwung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru MI Al Ishlahat teridentifikasi masalah-masalah dalam kegiatan belajar mengajar. Seperti penunjang proses belajar yaitu, luas ruang dan jumlah buku di perpustakaan masih terbatas, dan tidak dimanfaatkannya media pembelajaran pendukung seperti alat peraga KIT dan LCD yang jumlahnya terbatas. Guru dalam menyampaikan materi ajar lebih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Guru tidak pernah memberikan metode pembelajaran dengan percobaan dan presentasi. Media yang dipakai guru hanya sebatas papan tulis. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran kurang perhatian khususnya saat penjelasan materi, dimana siswa lebih banyak melakukan aktifitas lain seperti berbicara, bercanda dan bercerita. 7 Permasalahan lain yang terlihat adalah rata-rata hasil belajar IPA lebih rendah daripada mata pelajaran lain. Berdasarkan data nilai semester Genap pada tiga tahun pelajaran berturut-turut yaitu 20112012, 20122013, 20132014 menyatakan nilai IPA siswa kelas IV masih rendah dibandingkan dengan nilai Bahasa Indonesia dan Matematika, yaitu di bawah 50 dari jumlah 18 siswa dengan standar KKM 70. 8 Dunia pengajaran dan pembelajaran memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan pendidikan, terutama bagi siswa, sebab melalui pengajaran dan pembelajaran itulah, proses pendidikan berlangsung. Dengan demikian tidak hanya diperlukan perbaikan kurikulum tetapi juga perubahan 7 Lampiran 10 8 Lampiran 18 metode belajar dan pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah sangat membutuhkan strategi penyampaian, dan sistem evaluasi yang tepat. Strategi itu dapat berupa pembelajaran yang mempesona, menyenangkan, menarik, mengasyikan, tidak membosankan, aktif, variatif, kreatif dan inovatif untuk siswa. Dengan kata lain merubah kebiasaan pembelajaran, yaitu dari teacher centered beralih ke student centered. Oleh karena itu model pembelajaran kooperatif Tipe Think-Talk-Write TTW diduga dapat diterapkan pada proses pembelajaran sebagai solusi terhadap masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Strategi pembelajaran Think-Talk-Write TTW merupakan pendekatan dari model pembelajaran kooperatif. Secara umum pembelajaran kooperatif TTW dapat ditempuh melalui 3 tahap yaitu: Think berfikir, Talk berbicara, dan Write menulis. Teknik pembelajaran yang dibangun pada dasarnya melalui kemampuan berfikir, berbicara dan menulis. Siswa memikirkan sendiri untuk menyelesaikan tugas atau masalah dalam LKS, kemudian mengkomunikasikan hasil pemikirannya dalam diskusi yang terdiri atas 3-5 siswa yang beragam tingkat kemampuannya dengan tujuan agar semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Serta siswa mampu menuliskan pemikiran serta hasil diskusi. 9 Strategi pembelajaran Think Talk Write TTW diharapkan siswa dapat menumbuhkembangkan kemampuan untuk menkonstruksi pengetahuan dan pemahaman siswa dan dapat menyampaikan ide-idenya dalam bentuk lisan maupun tulisan dalam LKS. Dengan strategi ini dapat meningkatkan keaktifan siswa, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menarik, mengasyikan, tidak membosankan dalam pembelajaran dan penanaman konsep yang mudah dipahami dan ingat dari hasil pemikiran, penyelidikan dan penyimpulan. Penggunaan model TTW ini siswa dapat lebih mudah mengkomunikasikan konsep IPA. Pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil, dengan bekerja, berdiskusi dan menulis, siswa tidak tertekan melakukan komunikasi ilmiah kepada temannya sendiri tanpa ada rasa takut, malu, maupun 9 Martimis Yamin dan Bonsu I Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2009, cet. 2, h. 84. rendah diri sehingga komunikasi ilmiah siswa terhadap suatu konsep akan meningkat. 10 Meningkatkan berkomunikasi akan menghasilkan pembelajaran yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar IPA melalui pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write TTW pada siswa kelas IV MI Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang.

B. Identifiasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Fasilitas terbatas seperti luas ruang dan jumlah buku di perpustakaan dan media pendukung pembelajaran seperti alat peraga KIT dan LCD. 2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru masih terbatas pada metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. 3. Guru yang mengkondisikan sebagai satu-satunya sumber informasi. 4. Kurangnya aktivitas siswa pada proses pembelajaran khususnya pada saat penjelasan materi. 5. Siswa tidak dilatih untuk mengemukakan pendapat mengenai pemahamnnya. 6. Rata-rata hasil belajar IPA lebih rendah daripada mata pelajaran lain yaitu di bawah 50 dari jumlah 18 siswa dengan standar KKM 70.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran Kooperatif Think Talk Write TTW yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar IPA yang dicapai siswa. 2. Penelitian ini diterapkan pada materi Sifat-Sifat Bunyi dan Indra Pendengar Telinga. 3. Hasil belajar yang dicapai siswa ditinjau dari aspek kognitif C1, C2, C3. 10 Widya Nurhayati, Sutji Wardayani, Isa Ansori,Peningkatan Komunikasi Ilmiah Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Think Talk Write,Joyful Learning Journal, 2012, h.15.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan ditelit i sebagai berikut: “Apakah pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write TTW dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV MI Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang?”

E. Tujuan dan Keguanaan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif TTW pada materi Sifat-Sifat Bunyi dan Indra Pendengar Telinga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terkait langsung kepada dunia pendidikan, antara lain sebagai berikut: 1. Bagi guru dan calon guru, pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif dalam menyiapkan berbagai strategi pembelajaran dalam upaya mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 2. Bagi siswa, penerapan model pembelajaran ini diharapkan dappat membantu siswa dalam belajar biologi sehingga siswa dapat memahami dan meningkatkan hasil belajarnya. 3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write TTW dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS IV B Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Think Talk Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV B MI Negeri Andong Tahun Pelajaran 2011/

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-TALK- WRITE (TTW) PADA Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika d

0 0 18