Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
pbi
: Koefisien korelasi biserial M
p
: Mean rata-rata skor yang dicapai peserta tes menjawab benar M
t
: Mean skor total, yang brhasil dicapai oleh peserta tes S
t
: Standar devisiasi dari skor total p
: Proporsi peserta tes yang menjawab benar p = banyaknya siswa yang benar
Jumlah seluruh siswa q
: Proporsi peserta tes yang menjawab salah q = 1
– p
Kemudian disamakan dengan r tabel dengan kriteria pengujian, jika r r tabel maka butir soal tersebut adalah valid dan jika r r tabel maka butir soal
tersebut adalah tidak valid. Setelah diadakan uji validitas terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan, didapatkan 20 soal yang memiliki nilai valid
pada instrumen siklus I. Soal instrumen pada siklus II setelah dilakukan uji validitas, didapatkan 24 soal. Data hasil uji validitas terhadap instrumen penelitian
dapat dilihat pada lampiran 16.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat berkalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas
menunjuk pada tingkat keterandahan sesuatu. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 dari Kuder-Richardson.
11
∑
Keterangan: rii
: Reliabilitas tes secara keseluruhan n
: Banyaknya item soal S
: Standar deviasi dari tes standar deviasi adalah akar varians p
: Proposi siswa yang menjawab item dengan benar q
: Proposi siswa yang menjawab item dengan salah q = 1- p
11
Ibid,h. 100-101.
Adapun kriteria pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Rentang Indeks
Kategori Reliabilitas
0,91 – 1,00
Sangat tinggi 0,71
– 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup 0,21
– 0,40 Rendah
0,21 Sangat rendah
Hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian ditafsirkan, jika r
hitung
0, 7 maka intrumen hasil belajar dinyatakan reliabil.
Instrumen yang akan digunakan pada penelitian terlebih dahulu dilakukan uji reliabilitas, untuk instrumen pada siklus I memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,
73 sedangkan intrumen pada siklus II memiliki reliabilitas sebesar 0, 74. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa intrumen siklus I
memiliki nilai reliabilitas tinggi, sedangkan instrumen pada siklus II juga memiliki nilai reliabilitas tinggi.
3. Tingkat Kesukaran
Sebelum penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji intrumen melalui perhitungan analisis butir instrumen dengan cara menghitung tingkat kesukaran
tiap butir soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit atau sukar. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal
menggunakan rumus:
12
P =
JS B
12
Ibid., h. 208.
Keterangan: P: Proporsi indeks kesukaran tingkat kesukaran 1 butir soal tertentu
B: Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS: Jumlah peserta tes
Adapun kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Kesukaran Rentang Indeks
Kategori Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30
Sukar 0,30
– 0,70 Sedang
0,70 – 1,00
Mudah Semakin besar indeks maka menunjukan bahwa soal tersebut semakin
mudah.
13
Instrumen dilakukan uji tingkat kesukaran untuk mengetahui apakah instrumen tersebut memiliki tingkat kesukaran sukar, sedang atau mudah. Hasil
pengujian tingkat kesukaran instrumen pada setiap siklus memiliki rincian sebagai berikut:
Tabel 3.7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Kategori
Siklus I Siklus II
Sangat sukar 2
1 Sukar
12 11
Sedang 25
17 Mudah
1 6
Sangat mudah 5
Jumlah 40
40
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
13
Ahmad Sofyan, Op.Cit., h. 103.
disebut indeks diskriminasi, disingkat D. untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus:
14
D
=
JA
BA PB
PA
JB
BB
Keterangan: D : Indeks diskriminasi daya pembeda
BA : Banyak peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Banyak peserta dari kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA : Banyak peserta kelompok atas JB : Banyak peserta kelompok bawah
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
P sebagai taraf kesukaran
Adapun kriteria daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto dapat kita lihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda Rentang Indeks
Kategori Daya Pembeda
0, 00 – 0, 20
Buruk 0, 21
– 0, 40 Cukup
0, 41 – 0, 70
Baik 0, 71
– 1, 00 baik sekali
Semakin besar indeks maka menunjukan bahwa soal tersebut semakin baik. Instrumen dilakukan uji daya pembeda untuk mengetahui apakah instrumen
tersebut memiliki pembeda buruk, cukup atau baik. Hasil pengujian daya pembeda instrumen pada setiap siklus memiliki rincian sebagai berikut:
14
Ibid,. h. 213.
Tabel 3.9 Hasil Uji Daya Pembeda Kategori
Siklus I Siklus II
Buruk sekali 3
1 Buruk
16 12
Cukup 4
8 Baik
13 16
Baik Sekali 4
3
Jumlah 40
40
Sedangkan instrumen lembar observasi akan divalidasi oleh pertimbangan para ahli, dalam hal ini pembimbing.