Kelebihan dan kekurangan Pembelajaran Kooperatif
7 Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemmpuan
belajar abstrak menjadi nyata riil. 8
Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.
Menurut Roger dan Johnson yang dikutip oleh Zulfiani, pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan, diantaranya:
14
1 Pembelajaran kooperatif lebih kuat menghasilkan pencapaian tujuan
pembelajaran dibanding pola interaksi kompetitif dan individual. 2
Siswa lebih positif tentang sekolah, bidang mata pelajaran dan guru. 3
Siswa lebih efektif antar pribadi, lebih mampu menerima perspektif orang lain dan memiliki keahlian interaksi yang lebih baik
Berdasarkan hasil penelitian Slavin dalam Rusman dinyatakan bahwa: 1 penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, 2 pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir kritis, pemecahan masalah dan
mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. Dengan alasan tersebut, pembelajaran
kooperatif diharapkan
mampu meningkatkan
kualitas pembelajaran.
15
Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan, diantaranya:
16
1 Dalam kelompok dengan keahlian campuran, seringkali siswa yang lebih kuat
harus mengajar siswa yang lebih lemah dan mengerjakan sebagian besar tugas kelompok.
2 Waktu pada pembelajaran ini hanya cukup untuk fokus tugas pada tingkatan
yang paling mendasar. 3
Strategi ini mungkin hanya mendukung pemikiran tingkat rendah dan mengabaikan strategi pemikiran kritis dan tingkat tinggi.
14
Zulfiani, Op. Cit., h. 136.
15
Rusman , Op. Cit., h. 205
16
Zulfiani, Op. Cit., h. 136-137.
Sedangkan menurut Wina, di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran kooperatif juga memiliki keterbatasan, diantaranya:
17
1 Untuk siswa yang memiliki kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh
siswa yang dianggap kurang kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
2 Ciri utama SPK adalah siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika
tanpa peer teahcing yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang
seharusnya dipelajari dan dipahami tidk pernah dicapai oleh siswa. 3
Penilaian yang didasarkan kepada hasil kelompok, perlu disadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu
siswa. 4
Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Hal ini tidak mungkin dapat
tercapai hanya dengan satu kali atau sesekali penerapan strategi ini. 5
Selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam SPK
memang bukan pekerjaan yang mudah. Saat menggunakan pembelajaran kooperatif mungkin mengalami beberapa
masalah. Sebagian dari masalah-masalah ini dan solusi yang dirasakan efektif oleh guru untuk mengatasinya yaitu:
18
1 Tidak bisa berteman.
Solusi utama dari masalah ini adalah waktu. Beberapa siswa akan merasa tidak suka pada teman satu tim meraka saat pertama kali ditentukan, tetapi apabila
mereka sudah mendapatkan skor tim mereka yang pertama dan menyadari bahwa mereka benar-benar sebuah tim dan perlu bekerja sama untuk bisa berhasil,
mereka akan menemukan cara untuk bisa bersahabat. Salah satu cara efektif untuk membuat para siswa bekerja sama dengan lebih baik adalah dengan memberikan
penghargaan ekstra kepada tim yang menjadi pemenang.
17
Wina Sanjaya, Op. Cit., h. 250-251.
18
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2009, h. 274-278.
2 Perilaku yang salah.
Salah satu cara untuk mendorong siswa supaya berperilaku sesuai adalah dengan memberikan kepada tiap tim maksimal tiga poin tambahan tiap harinya
yang didasarkan pada perilaku tim, kekooperatifannya, dan usahanya. Poin-poin yang dikumpulkan tim dari perilaku itu harus jelas bukan merupakan sebuah
kejutan, tetapi harus merefleksikan apa yang telah dikatakan pada periode tersebut.
3 Kebisingan.
Solusi pertama adalah dengan membuat semua kegiatan berhenti, buatlah menjadi benar-benar tenang, lalu bisikan peringatan kepada siswa untuk berbicara
pelan-pelan saja. Apabila ini tidak bekerja bisa juga membuat kriteria tingkat kebisingan tertentu untuk mendapatkan ekstra poin tim.
4 Siswa tidak hadir.
Apabila seorang siswa tidak hadir, maka pembagian tim sesuai dengan jumlah siswa yang hadir. Akan tetapi jika dalam kelas memiliki siswa yang sering
tidak hadir, maka siswa yang tidak hadir itu harus dibagikan secara merata ke dalam tiap tim sebagai anggota kelima atau keenam, supaya setidaknya ada tiga
atau empat siswa yang kemungkinan besar selalu hadir pada tiap tim setiap harinya.
5 Penggunaan waktu latihan tim yang tidak efektif.
Apabila para siswa tiak bisa menggunakan waktu latihan tim mereka secara efektif, maka bisa memasukkan struktur tertentu dalam sesi-sesi latihan tim
untuk memastikan bahwa mereka menggunakan waktunya dengan efektif. 6
Tingkat kinerja yang terlalu jauh rentangnya. Pertama pikirkanlah tentang apa yang akan dilakukan sebelum
menggunakan pembelajaran kooperatif. Apabila biasanya menggunakan pengajaran untuk seluruh kelompok, maka bisa melakukan hal yang sama dengan
pembelajaran kooperatif, tetapi perlu meluangkan waktu bekerja bersama siswa dengan kinerja rendah untuk membantu mereka mencapai tingkat seluruh siswa
dalam kelas.