Hasil Pengamatan Siklus I

Tabel 4.1 Data Statistik Pretest dan Posttest Siklus I Data statistik Pretest Posttest Rata-rata 47,81 64,06 Nilai min 25 40 Nilai max 80 95 Median 45 70 Modus 40 70 Hasil belajar pada siklus pertama sebelum belajar dilakukan pembelajaran mendapat nilai rata-rata skor pretest 47,81, nilai terendah 25 sedangkan nilai tertinggi hanya mencapai 80, nilai tengah median adalah 45, nilai yang paling banyak diperoleh siswa modus adalah 40. Setelah mengalami pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran think talk write hasil belajar meningkat, dengan nilai rata-rata 64,06, nilai terendah 40 dan nilai tertinggi mencapai 95, nilai tengah adalah 70, nilai yang paling banyak diperoleh siswa 70. Namun pada hasil tes akhir posttest siklus pertama hanya 9 siswa yang mencapai nilai KKM dengan presentase keberhasilan sebanyak 56,25. 1 2 Data perhitungan N-Gain Pada siklus I rata-rata keseluruhan hasil perhitungan N-gain dengan jumlah sebanyak 16 siswa adalah 0,33. Persentase hasil perhitungan N-gain disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Peningkatan Hasil Belajar N-Gain No. Kategori Frekuensi Persentase 1 Tinggi 6,25 2 Sedang 43,75 3 Rendah 50 Rata-rata N-gain 0,33 1 Lampiran 23 Berdasarkan persentase Tabel 4.2 jumlah siswa yang mendapatkan kriteria nilai N-gain tinggi adalah sebanyak 1 orang, 7 orang kriteria sedang, dan 8 orang kriteria rendah, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I masih tergolong rendah. Nilai rata-rata dari jumlah keseluruhan N-gain kelas mencapai angka 0,33, dengan demikian nilai N-gain kelas masih tergolong kedalam kategori sedang. 2 3 Lembar Kerja Siswa Pelaksanaan proses pembelajaran think talk write pada siklus I untuk setiap pembelajarannya dilengkapi dengan penggunaan lembar kerja siswa yang diberikan pada tahap inti, lembar kerja siswa diberikan kepada masing-masing siswa yang dikerjakan secara berkelompok. Hasil penilaian lembar kerja siswa pada pertemuan pertama untuk masing-masing siswa disajikan dalam Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Penilaian LKS pada Pertemuan Pertama Siklus I No. Kelompok Perolehan Nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 1 60 68 2 2 56 64 3 3 72 76 4 4 56 68 Jumlah 244 276 Rata-rata 61 69 Hasil penilaian lembar kerja siswa yang dikerjakan masing-masing siswa yang disajikan pada Tabel 4.3 di atas, menjelaskan bahwa perolehan nilai LKS pada pertemuan pertama belum mencapai maksimal, hanya 1 kelompok yang memperoleh nilai 70, dengan nilai tertinggi hanya mencapai nilai 72, sedangkan nilai terendah adalah 56. Dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 61. 2 Lampiran 21 Proses pembelajaran pada pertemuan kedua diperoleh hasil penilaian lembar kerja siswa dengan nilai tertinggi yaitu sebesar 76, sedangkan nilai terendah yakni 64. Dan rata-rata perolehan nilai LKS pada pertemuan kedua ini sebesar 69. Nilai LKS pada pertemuan kedua ini dapat dilihat mengalami peningkatan, sedangkan pada pertemuan pertama hanya mencapai 61. Peningkatan tersebut masih tergolong rendah karena hanya memiliki nilai selisih yang kecil. 4 Hasil Evaluasi Latihan Soal Pada tahap evaluasi, masing-masing siswa diberikan tes individu berupa latihan soal. Latihan soal yang diberikan kepada siswa berupa isian singkat sebanyak 10 soal pada pertemuan pertama dan 5 soal pada pertemuan kedua. Pemberian latihan soal ini bertujuan untuk memberikan evaluasi hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selain diberikan latihan soal, siswa juga dibimbing untuk menyimbulkan materi yang telah dipelajari secara umum. Hasil evaluasi latihan soal yang diberikan kepada siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Latihan Soal Siklus I No. Data statistic Perolehan nilai Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Nilai terendah 40 50 2 Nilai tertinggi 80 90 3 Median 60 70 4 Modus 50 60 70 5 Rata-rata

60.0 69.4

Tabel 4.4 menggambarkan hasil evaluasi latihan soal pada siklus I. hasil evaluasi tersebut diperoleh setelah siswa melaksanakan proses pembelajaran. Pada pertemuan pertama nilai terendah yang diperoleh dari hasil latihan soal adalah 40 sedangkan nilai tertinggi mencapai 80, dengan nilai tengah dari keseluruhan data adalah 60 dan modus 50 dan 60, rata-rata yang diperoleh pada pertemuan pertama adalah 60,0. Hasil perolehan nilai latihan soal pada pertemuan kedua, mengalami peningkatan, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 sedangkan nilai tertinggi adalah 90, nilai tengah atau median adalah 70 dan nilai yang banyak diperoleh siswa adalah 70, rata-rata dari keseluruhan nilai adalah 69,4. 3 5 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dari hasil observasi yang dilakukan selama dilaksanakannya tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Think Talk Write diperoleh hasil kegiatan siswa selama proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Data Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I No Tahapan Pembelajaran Pertemuan ke- Rata-rata 1 2 1 Think berpikir 65,00 71,25 68,13 2 Talk berbicara 56,25 65,28 60,76 3 Write menulis 68,75 70,83 69,79 Rata-rata Aktifitas Siswa 63,33 69,12 66,23 Tabel 4.5 menggambarkan kegiatan pembelajaran siswa dengan menerapkan pembelajaran Think Talk Write TTW pada siklus I. Dari hasil penemuan peneliti pada pertemuan pertama pada tahap think berpikir hanya memperoleh nilai 65,00. Hal ini disebabkan kebanyakan siswa masih mengalami kebingungan tentang apa yang harus dituliskan di dalam catatan atau ringkasannya. Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh rata-rata sebesar 71,25. Pada pertemuan kedua guru memperbaiki kekurangan yang terjadi pada pertemuan pertama. 3 Lampiran 24 Pelaksanaan tahap talk berbicara pada pertemuan pertama masih banyak kekurangan. Beberapa siswa merasa tidak nyaman dengan kelompoknya, siswa masih kesulitan dalam mengerjakan LKS karena belum terbiasa memecahkan permasalahan dalam kelompok, masih terlihat beberapa anggota yang pasif dan menunggu hasil jawaban dari kelompoknya. Setelah berdiskusi guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusinya kepada teman sekelas. Pada awalnya siswa tidak berani menyampaikan hasil diskusinya. Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada tahap talk berbicara pertemuan pertama memperoleh angka 56,25. Sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh rata-rata sebesar 65,28. Pada pertemuan kedua guru memperbaiki kekurangan yang terjadi pada pertemuan pertama. Tahap write menulis peneliti meminta siswa untuk menuliskan kesimpulan yang diperolehnya setelah kegiatan pembelajaran. Siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya pada tahap think dan talk. Siswa masih banyak yang bingung membuat kesimpulan LKS. Pelaksanaan tahap write pertemuan pertama mendapat rata-rata aktivitas siswa sebesar 68,75, sedangkan pada pertemuan kedua mendapat rata-rata 70,83. Kegiatan selama proses pembelajaran siklus I dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama siswa kurang maksimal dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write, hal ini dapat dilihat dari rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada pertemuan pertama mencapai 63,33, tetapi pada pertemuan kedua mulai ada perbaikan pada tiap tahap pembelajaran, kegiatan siswa yang dinilai kurang maksimal pada pertemuan pertama sudah mulai berkurang pada pertemuan kedua. Rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan kedua meningkat menjadi 69,12. hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mulai terbiasa mengikuti proses pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Meskipun terjadi peningkatan namun peningkatannya masih dikategorikan rendah. 4 4 Lampiran 27

d. Refleksi

Berdasarkan pengamatan pada proses pembelajaran, diperoleh temuan pada siklus I sebagai berikut: 1 Rata-rata hasil posttest pada siklus I hanya mencapai 64,06. 2 Nilai N-Gain kelas pada siklus I adalah 0,3 dengan kategori sedang. 3 Tingkat ketuntasan atau persentase keberhasilan pada siklus I sebanyak 56,25. 4 Pada tahap think siswa masih mengalami kebingungan tentang apa yang harus dituliskan di dalam catatan atau ringkasannya. Pemecahan masalah yang dilakukan guru adalah selalu membimbing siswa agar dapat menemukan cara menyelesaikan permasalahan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan dan memberikan contoh. 5 Pada tahap talk guru belum maksimal memberikan pengertian kepada siswa mengenai cara bekerja sama dalam kelompok sehingga siswa merasa tidak nyaman dengan kelompoknya, siswa masih kesulitan dalam mengerjakan LKS karena belum terbiasa memecahkan permasalahan dalam kelompok, terlihat ada anggota kelompok yang pasif dan menunggu hasil jawaban kelompoknya. Siswa tidak berani menyampaikan hasil diskusinya. Untuk memperbaiki masalah tersebut guru membimbing siswa dan memberikan arahan. Guru secara intensif memberikan pengertian kepada siswa kondisi dalam berkelompok, kerjasama kelompok, keikutsertaan siswa dalam kelompok. Guru membantu kelompok yang belum memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write. Guru memberi penjelasan dan bimbingan secara intensif ketika mengerjakan LKS dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Guru mendekati siswa yang masih kurang aktif dengan memberikan motivasi agar mau bertanya dan berdiskusi dengan teman yang lain. Guru memberikan penghargaan berupa pujian agar siswa berani menyampaikan hasil diskusinya secara mandiri. Rata-rata tahap talk pertemuan kedua adalah 65,28. Mengalami peningkatan dari perolehan pertemuan pertama yang hanya mencapai 56,25. 6 Tahap write siswa masih banyak yang bingung membuat kesimpulan LKS sehingga mengakibatkan siswa menyelesaikan soal latihan tidak tepat waktu. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan cara memberi contoh dan mengawasi pelaksanaan menulis serta memotivasi siswa bahwa tulisan mereka akan dikumpulkan dan dicek guru. Refleksi dari proses pembelajaran yang telah dijelaskan, mengacu pada tahapan pembelajaran dengan melihat temuan pada hasil lembar kerja siswa, latiah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS CERPEN

3 21 111

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

“Pengaruh Pembelajaran Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa”.

0 5 247

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran TTW (Think Talk Write) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang

1 6 154

Pengaruh strategi pembelajaran think-talk write (TTW) tehadap hasil belajar fisika siswa : kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Rangkasbitung

2 16 103

Pengaruh Strategi Think Talk Write terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Pernapasan pada Manusia

0 15 243

Pengaruh Strategi Think-Talk-Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa : studi ekperimen di MTsN 19 Pondok Labu Jakarta Selatan

0 5 225

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS IV B Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Think Talk Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV B MI Negeri Andong Tahun Pelajaran 2011/

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK-TALK- WRITE (TTW) PADA Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW) Pada Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Matematika d

0 0 18