D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan ditelit
i sebagai berikut: “Apakah pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write TTW dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV MI
Al Ishlahat Jatiuwung Kota Tangerang?”
E. Tujuan dan Keguanaan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif TTW pada materi Sifat-Sifat Bunyi
dan Indra Pendengar Telinga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang terkait langsung kepada dunia pendidikan, antara lain sebagai berikut: 1.
Bagi guru dan calon guru, pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif dalam menyiapkan berbagai strategi pembelajaran dalam upaya
mengarahkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal. 2.
Bagi siswa, penerapan model pembelajaran ini diharapkan dappat membantu siswa dalam belajar biologi sehingga siswa dapat memahami
dan meningkatkan hasil belajarnya. 3.
Bagi peneliti, diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write TTW dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru sebagai
salah satu alternatif pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
7
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Kooperatif
Pembelajaran koopertif mulai dikenalkan oleh Slavin. Dalam Aninditya, Slavin menjelaskan “in cooperative learning methods, studens work together in
four member tiams to master material initially presented by the teacher”. Dari
pendapatnya ini diketahui bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok dengan empat anggota untuk menyelesaikan tugas guru.
1
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokantim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda heterogen.
2
Pembagian kelompok yang bersifat heterogen ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran kooperatif. Dengan menonjolkan interaksi dalam kelompok, model
pembelajaran ini dapat membuat siswa menerima siswa lain yang berkemampuan dan latar belakang yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota
kelompok dapat saling memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan kelompok.
3
Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning lebih menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya
1
Aninditya Sri Nugraheni, Penerapan Strategi Cooperative Learning dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Pedagogia, 2012, h. 179.
2
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Bandung: Kencana Predana Media Group, 2008, Cet I, h. 194.
3
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Bandung: Kencana Predana Media Group, 2006, Cet I, h. 245.