tingkat kecerdasaninteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat serta motivasi siswa selama kegiatan belajar.
50
2 Faktor eksternal siswa
Selain faktor internal, faktor eksternal juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Faktor tersebut meliputi lingkungan sosial dan lingkungan
nonsosial. Lingkungan sosial di sekolah seperti guru, tenaga kependidikan kepala
sekolah beserta wakilnya dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu memperlihatkan sikap dan perilaku
yang baik, maka hal ini dapat menjadi pemicu bagi siswa agar mau meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu, lingkungan sosial siswa dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat juga ikut berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Faktor lingkungan nonsosial yang juga ikut berpengaruh pada pencapaian
hasil belajar siswa. Faktar-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat
belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa. Faktor- faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
51
3 Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar approach to learning, berupa usaha belajar siswa yang mencakup strategi serta metode yang digunakan siswa untuk
mempelajari materi-materi pelajaran.
52
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal, faktor pendekartan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasiakan pendekatan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih
prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface tau reprodektif.
53
Hal ini berarti, pemebelajaran memaksimalkan pemahaman dengan berpikir, banyak membaca dan diskusi, sangat mungkin
50
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, h. 131.
51
Ibid., h. 135.
52
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 207.
53
Muhibbin Syah, Op. Cit., h. 136.
memiliki peluang untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik, bila dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface, yakni tidak
memaksimalkan belajar dan minat belajar hanya datang dari luar, misalnya takut mendapat nilai buruk.
d. Pengukuran Hasil Belajar
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar. Adatiga aspek kompetensi yang harus dinilai
untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1 penguasaan materi akademik kognitif, 2 hasil belajar yang
bersifat proses normative afektif, dan 3 aplikatif produktif psikomotor. Ketiga ranah tersebut saling terkait erat dan bahkan tidak boleh diabaikan dalam
kegiatan pembelajaran, termasuk juga mengevaluasinya. Oleh karena itu, pada pelaksanaan evaluasi baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus
menggunakan instrument evaluasi dengan teknik tes dan nontes secara seimbang. Muara dari ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa
life skill.
54
1 Pengukuran hasil belajar Kognitif
Ranah kognitif berhubungan dengan hasil belajar intelektual atau penguasaan materi, evaluasi formatif sangat penting dalam proses pembelajaran,
pelaksanaan evaluasi yang teratur akan mengarahkan guru untuk merumuskan secara jelas tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Penilaian ini bertujuan untuk
mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan content objectives berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Ranah
kognitif ini lebih banyak melibatkan kegiatan mentalotak. Kemampuan-kemampuan yang termasuk ranah kognitif oleh Bloom
dikategorikan lebih rinci secara hirarkis kedalam enam jenjang, yakni: ingatan C
1
, pemahaman C
2
, penerapan C
3
, analisis C
4
, penilaian C
5
dan mencipta
54
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 13.
C
6
.
55
Dalam prakteknya pengukuran keberhasilan siswa pada ranah ini dapat dilakukan dengan berbagai cra, baik dengan tes tertulis maupun tes lisan.
2 Pengukuran hasil belajar Afektif
Hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan da pemilikan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini
akan tampak pda peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan
sebagainya. Untuk menilai hasil belajar ini dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen evaluasi yang bersifat nontes, misalnya kuesioner dan observasi.
3 Pengukuran hasil belajar Psikomotor
Hasil belajar pada ranah ini merupakan hasil belajar yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemmpuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Untuk menilai hasil belajar ini dapat digunakan instrumen tes kinerja atau nontes dengan pedoman observasi. Penilaian hasil
belajar siswa pada domain psikomotor dititik beratkan pada keterampilan motorik. Ranah psikomotor ini dirinci oleh Trowbridge et.al menjadi empat kategori yaitu:
bergerak moving,
memanipulasi manipulating,
berkomunikasi communicating, dan menciptakan creating.
56
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Model pembelajaran Think Talk Write merupakan salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan kontruktivisme, beberapa
penelitian telah dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan model pembelajaran Think Talk Write terhadap hasil belajar siswa.
Widya Nurhayati, Sutji Wardhayani, dan Isa Ansori berdasarkan penelitiannya yang bertujuan meningkatkan komunikasi ilmiah siswa melalui
model pembelajaran Kooperatif tipe Think Talk write siswa kelas IV SDN Bulu Lor Semarang, menyimpulkan: 1 pada siklus I rata-rata perolehan skor
55
David R. Kratwohl , A Revision Of Bloom’s Taxonomy An Overview Theory Into
Practice Volume 41 Number 4 Copyright Collage of Educational The Ohio State University, 2002, h. 215.
56
Ahmad Sofyan, Op. Cit., h. 23-24.